Tolong jangan di anggap serius ceritanya. Buang yang buruk ambil yang bagus.
Tidak berniat men-ship siapapun atau menjodohkan siapapun.
Pure, hanya cerita saja. Oke.
Tolong untuk bijak membaca. Dan tolong jangan mencontoh hal buruk dari apa yang aku tulis.
Thanks you.
———
Meninggalkan Lalisa yang masih sibuk dengan teleponnya.
Jisoo masuk ke ruangan makan yang biasa di gunakan tamu VVIP untuk menikmati makanan atau melakukan pertemuan santai namun tetap nyaman.
Saat masuk Jisoo cukup terkesan. Namun dia mengabaikan itu saat ada hal yang lebih penting sekarang dari pada mengangumi ruangan makan itu.
Eugene yang menyadari gelagat aneh putrinya tidak bisa menahan lagi.
"Ada apa, seperti ada yang membuatmu gelisah. katakan saja aku akan mendengarkannya." Eugene berkata lembut. Jisoo di sisi lain menghela nafas pelan.
Dia bingung harus bercerita darimana. Tangannya bertautan saat telapak tangannya mulai basah karena keringat dingin.
Di sisi lain Eugene menyadari pun mengengam tangan putrinya yang sedingin es. "Aku tidak akan marah. Jadi katakan saja." Jisoo menghela nafas pelan.
"Aku mengetahui semua dari sepupu Taehyung jika aku pernah di pilih menjadi kandidat kepala keluarga di masa depan. Untuk mengantikan paman Namjoon." Jisoo memulai dengan apa yang dia dapatkan dari V. Wajah Eugene yang lembut berubah menjadi es saat putrinya bercerita.
Menyadari raut ibunya yang tidak bersahabat Jisoo segara mengigit bibir bagian dalamnya. Jisoo tidak yakin untuk melanjutkannya.
Eugene yang menyadari itu pun berdehem. "Lanjutkan." Jisoo ragu. Namun tetap membuka suara. Jisoo sangat tahu ini percapakan yang tidak di inginkan ibunya tapi dia perlu melakukannya sekarang.
"Aku ingin menjadi kepala keluarga Kim dan aku ingin bekerja di bawah perintah Paman Namjoon, Mam ... Izinkan aku untuk yang satu ini." Eugene marah saat mengetahui hal itu.
Wajahnya berubah seram saat mendengar keinginan putrinya.
"Kau tahu apa yang kau katakan Kim Jisoo." Jisoo menyadari kemarahan ibunya pun tidak mundur dia menganguk dengan tegas dan menatap balik Eugene tanpa gentar.
"Aku tahu dan aku siap dengan semua resikonya." Eugene tidak percaya ini. Tangannya sedikit terkepal saat emosi menumpuk di perutnya dan mulai teraduk.
"Jisoo jangan bercanda itu tidak lucu!" Jisoo mengeleng. "Aku sedang tidak bercanda."
Eugene merasa dunianya berputar. "Jisoo kau mengetahui seperti apa pekerjaan kepala keluarga? Ini bukan hanya sekedar memimpin, ini tanggung jawab seumur hidupmu. Ini berbahaya dan bukan sesuatu yang bisa kau jadikan mainan. Kau tahu seperti apa pekerjaan Pamanmu itu. Kau bisa mati bahkan tanpa kau menyadarinya." Jisoo menganguk. Dia tahu itu.
"Aku tahu semuanya. Pekerjaan Paman bahkan dunia yang gelap sekalipun. Aku siap akan hal itu." Jisoo berkata mantap saat Eugene menatapnya dengan mata memerah.
"Aku yang tidak siap!" Teriaknya.
Eugene menghela nafasnya yang terasa sesak di dada. "Kau bahkan tidak bisa mengurusi masalahmu sendiri. Apakah kau tahu apa yang kau ucapkan kepadaku? Tidak ingatlah kau bahwa Papa-mu bahkan baru memberikan ultimatum!" Tentu Jisoo tidak lupa itu. Di bahkan di beri hukuman untuk membereskan semuanya. Tapi Jisoo tidak kapok karena itu adalah hobinya.
![](https://img.wattpad.com/cover/239551250-288-k11697.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
We Are Her Mother
Humor18+ Bagaimana ceritanya saat empat orang gadis yang terkenal dingin, konyol, tomboy dan tidak perduli harus mengurus seorang bayi. Bagaimana kehidupan mereka yang tenang, tidak suka di atur, bebas. Tiba-tiba harus berubah karena kehadirannya bayi m...