39 🐿️

168 21 4
                                    

Maaf karna sempat hilang dari peradaban, aku balik dengan chapter yg lebih menarik

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Maaf karna sempat hilang dari peradaban, aku balik dengan chapter yg lebih menarik. Ayo siapkan jari kalian untuk kasih vote dan komen, oke?!😊
----------------------------

Jam bulat yg menempel di dinding sudah hampir menyentuh angka dua belas siang, tanda perut lapar akan segera meraung meminta untuk diisi. Namun seperti nya beberapa tumpukan kertas putih juga map beludru berjumlah tiga buah belum selesai di bubuhkan tanda tangan oleh pria berkacamata yg tengah sibuk mengukir tanda tangan nya di atas lembaran kertas, sesekali pria itu menghela nafas kelewat lelah. Ia melirik jam tangan mahal nya lalu merogoh saku jas, guna mengambil benda pipih persegi pintar miliknya. Jari panjang dengan kuku mengkilap karna perawatan yg baik itu dengan lihai bergulir, hingga ia menemukan sebuah nomor telfon lalu tanpa ragu menekan tombol panggilan.
Ia menempelkan ponsel nya ke telinga hingga beberapa kali deringan terdengar lalu sautan pun mengudara kala seseorang yg ia hubungi menjawab panggilan nya.

"Siapkan pertemuan siang ini, sebentar lagi aku akan datang ke ruangan meeting"

Setelah mengucapkan kalimat itu, pria itu beranjak dari kursi kebesaran nya sambil merapihkan dasi nya lalu melenggang pergi keluar ruangan.
Pria itu menyusuri koridor kantor dan beberapa karyawan terlihat membungkuk ke arah nya. Kaki jenjang nya berhenti pada pintu dua sisi berwarna coklat gelap lalu tubuhnya hilang di telan daun pintu.

***

Siang ini cukup terik karna sudah mulai memasuki musim panas, gadis dengan rambut hitam kecoklatan itu berjalan sambil meringis, berusaha mengindari sinar jahat yg akan merusak kulit nya, hingga ia sedikit menghela nafas kala berhenti pada pintu kaca besar. Pintu itu terbuka secara otomatis kala tubuh nya semakin mendekat, lalu tanpa ragu ia pun masuk ke dalam hingga mendapati beberapa orang tersenyum sambil membungkuk ke arah nya. Gadis itu terlihat melempar senyum kikuk karna tak biasa mendapatkan perlakuan yg berlebihan seperti itu, namun mulai sekarang ia harus membiasakan diri dengan hal itu.

Ia berjalan menuju meja resepsionis hingga seorang wanita yg tengah duduk di meja tersebut tersenyum penuh ketulusan ke arah nya.

"Selamat siang Nyonya Ara"

Sapa nya, dan Ara terlihat tersenyum sebelum lengan nya berusaha membenarkan tali tas yg bertaut di atas pundak nya karna hampir jatuh.

"Selamat siang, apa Hobi oppa ada di ruangan nya?"

Tanya nya tanpa ragu sambil kedua alis nya sedikit terangkat.

"Tuan Hobi sedang ada meeting sekarang, kau bisa menunggu di ruangan nya"

"Oh begitu, baiklah terimakasih." Jawab nya lalu melenggang pergi menuju lift hingga membawa tubuhnya naik ke lantai 7 tepat di mana ruangan Hobi berada. Gadis itu mematahkan gagang pintu lalu masuk ke dalam. Benar saja, tak ada siapapun di ruangan Hobi kecuali beberapa lembar berkas yg berserak di atas meja. Ara penasaran lantas membaca beberapa tulisan yg terukir diatas nya. Tak banyak Ara mengerti dengan tabel dan bagan lalu sisa nya gambar kerangka gedung berlantai. Ara memilih meletakkan nya di atas meja lalu mendaratkan tubuh nya pada sofa empuk berwarna hitam di sudut ruangan. Mata nya meniti setiap sudut ruangan dengan nuansa hitam dipadukan coklat dan beberapa pot tanaman hijau, membuat ruangan itu terasa hangat. Ia juga melihat dua buah figura kaws berukuran besar juga lima buah berukuran kecil di sudut meja kaca. Ara ingat, figura itu juga ada di kamar Hobi dengan jumlah yg lebih banyak dan berbagai tipe model juga warna. Hingga Ara yg penasaran harus membuka situs pencarian hanya untuk membuka jawaban atas pertanyaan di kepala nya berapa harga untuk satu figura yg jika di lihat sekilas mirip dengan karakter micky mouse itu, namun ia menyesali nya dan bahkan sempat beradu mulut dengan Hobi saat tau berapa uang yg harus di keluarkan Hobi hanya untuk satu buah figura yg bahkan hanya di pajang. Hobi terlalu banyak menghabiskan uang nya hanya untuk hal yg tidak terlalu penting, menurutnya. Namun kembali lagi, kesukaan tak bisa di nilai dengan sebuah nominal, bahkan para pecinta idol korea saja rela menghabiskan uang jutaan hanya untuk satu buah foto selfie di setiap comeback nya. Ara harus mengerti itu, lagipula seperti nya uang yg Hobi keluarkan untuk membeli figura itu seperti jajan satu bungkus permen di minimarket, batin nya.

Selected (COMPLETED✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang