ISS: 03

7.1K 355 6
                                    

Jangan lupa vote dan komen✨

-

"Larinya cukup ya? Aku capek ngejar kamu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Larinya cukup ya? Aku capek ngejar kamu."

••••

Hari ini tepat pukul 8 Gwen masih berada di rumah. Janjinya Ethan akan menjemputnya pagi ini. Namun sampai siang begini Ethan belum datang kemari, bahkan Gwen berulang kali menghubunginya. Ayah Gwen sampai bertanya mengenai Ethan, namun Gwen menjawabnya dengan tepat yang bilang mungkin Ethan sedang dalam perjalanan. Kini Ayah Gwen pun sudah berangkat ke kantor, sedangkan Eliza pergi ke butik dadakan dengan supir pribadi Gwen, yang sering mengantar-jemput Gwen.

Karena waktu mepet sekali dengan jam masuk sekolah, Gwen memilih keluar dari rumah dengan berlari kecil. Gwen menghentikan angkot. Gwen naik dengan terburu-buru sampai tidak memperhatikan langkahnya. Hampir saja Gwen terpeleset karena salah pijak.

"Eh, neng ati-ati naiknya." kata Ibu-ibu di dalam.

Gwen tersenyum sambil meringis. "Iya, Bu, hehehe."

Dengan membungkuk Gwen memasuki angkot umum. Gwen tersenyum canggung pada orang-orang di dalam. Ia memandang ke luar jendela dan seketika tertegun ketika sebuah motor melaju dengan kecepatan sedang.

Gwen kenal motor itu!

Motor kesayangan Ethan yang beberapa hari lalu memasuki bengkel. Kini motor itu dinaiki 2 orang. Itu Ethan dan Rubby.

Pandangan Gwen sendu. "Sampai kapan gini terus?"

Gwen tiba-tiba mengingat perkataan Ayahnya tentang Gwen yang harus belajar mencintai Ethan tanpa paksaan. Apa dengan begitu Ethan pun akan mencintainya?

Tidak mengkhianati hubungan yang terjalin ini? Gwen kasihan dengan Ayahnya yang berharap lebih.

Apa iya gue harus belajar mencintai Ethan? batin Gwen penuh kebimbangan.

••••

Okay... Kali ini Gwen melihat Ethan yang sedang duduk di kursinya. Ethan memang sekelas dengannya, berbeda dengan Rubby dan Romeo yang berada di kelas sebelah.

Baru saja Gwen habis dari kantin mengingat ada yang harus ia beli di sana. Gwen membeli plester luka untuk lututnya yang bergesekan dengan besi angkot saat ingin naik. Namun Gwen jadi kepikiran untuk membelikan Ethan sesuatu.

Meskipun sebenarnya kemarahan pagi tadi masih merajalela di dalam diri Gwen. Bisa-bisanya cowok itu meninggalkan Gwen demi pacarnya itu. Kejam!

Gwen duduk di samping Ethan ragu-ragu.

Ethan tidak menoleh sama sekali, masih sibuk memperhatikan ponselnya. Gwen menunduk dalam.

I'm Sorry SweetieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang