ISS: 05

6.6K 362 15
                                    

Yuhuu update lagi~~~

Jangan lupa vote dan komen. nemenin dari 0 tuh enak serius. Kalian bakal bangga dan seneng sendiri🥺✨

 Kalian bakal bangga dan seneng sendiri🥺✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gu-gue mohon lepasin gue... Gue gak tahu apapun. Gue gak tahu Ethan jadiin gue barang taruhan." kata Gwen berusaha membuat cowok itu iba.

Cowok yang tadi Ethan panggil dengan nama 'Taksa' menghela nafas panjang. "Ikut gue bentar."

"M-mau kemana? Jangan sakitin gue yah? Gue takut banget..." lirih Gwen. "Bawa gue pulang aja... Gue mau pulang. Gue takut."

Tubuh Gwen gemetar semua. Mulai dari tangan, bibir dan mata. Semuanya tidak bergerak normal. Seperti mata yang bergerak gelisah seperti waspada akan Taksa.

Ketika Taksa menyentuh telapak tangannya pun cewek itu langsung menyentaknya kasar. "L-lo mau apa?" tanyanya gemetar.

"Ikut gue bentar."

"Enggak! Gue mau pulang..."

"Gue gak akan nyakitin lo, Gwen. Lo bisa pegang ucapan gue."

Tentu Gwen tidak akan percaya cepat pada cowok ini. Jelas cowok itu tidak menolak perkataan Ethan yang katanya Gwen bisa diperlakukan apa saja, itu menandakan cowok itu memang sama brengseknya dengan Ethan!

Namun pada akhirnya Gwen berada di jok motor cowok itu. Gwen masih sesegukkan. Merenungkan kembali kejadian ini. Sebenci itukah Ethan padanya? Air mata Gwen mengalir lagi sesaat setelah merenung.

Motor mulai jalan. Gwen menangis dalam diam sepanjang perjalanan. Sesampainya di tempat asing yang tidak diketahui tangisannya berhenti. Gwen bersingut takut. Ia menggeleng ketika Taksa mengajaknya masuk.

Tempat ini sebenarnya tidak menakutkan, tapi tidak tahu di dalamnya bukan?

"Masuk."

"Kenapa lo gak bawa gue pulang? Tolong maafin Ethan.. jangan jadiin gue bahan taruhan kalian..."

"Gue gak jadiin lo bahan taruhan. Ethan yang mau."

"Harusnya lo nolak..." Gwen menangis lagi.

Taksa menghela napas. Ia menghapus air mata yang mengalir di pipi Gwen. "Gak usah nangis. Gue gak apa-apain lo kok."

"Taksa? Lo bawa siapa?"

Suara dari pintu rumah terdengar. Gwen serta Taksa menoleh serentak. Mata Gwen membola melihat siapa yang berada di ambang pintu.

"Romeo?" lirih Gwen tak menyangka.

Gwen berlari kencang menghampiri Romeo. Menenggelamkan tubuhnya dalam pelukan erat cowok itu. Romeo menerima itu walaupun ia terkejut dalam diam.

"Romeo... Ethan jahat!" adu Gwen terisak. "Dia jahat! Gue benci Ethan!"

"Dia apain lo?" tanya Romeo.

I'm Sorry SweetieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang