ISS: 10

5.9K 320 14
                                    

Heloo bestiee.

Jangan lupa vote dan komen yaa!😗♥

••••

"Pulang sama Gwen. Ayahnya Gwen ada urusan penting sama Bundanya."

Shit!

Umpatan kasar itu refleks terlontar dari bibir tebal Ethan. Rubby disampingnya langsung menoleh cepat, rangkulan mereka terlepas. Rubby mengerenyit halus.

"Kenapa, Than?"

"E-nggak," sahut Ethan gelagapan.

"Gwen ya?" tebak Rubby mengenai sasaran.

Ethan menghela nafas dan mengangguk kecil. "Aku disuruh anter Gwen pulang terus nemenin dia. Ayah sama Bundanya ada urusan."

"Kamu mau ninggalin aku? Kamu tega?" Rubby mengerjap melas.

"Gwen itu udah besar, Than, bukan anak kecil lagi. Dia bisa jaga dirinya sendiri." lanjutnya pelan.

"Kamu juga udah dewasa." balas Ethan membuat Rubby memicing.

"Oh gitu... Kamu diem-diem udah suka sama Gwen?"

"Apa sih, orang enggak. Aku cuma bilang faktanya." Ini yang tidak Ethan suka dari Rubby. Cewek ini sangat cemburuan dan sensitif terhadap sesuatu yang menyangkutnya.

"Ya udah kalau mau ke Gwen tinggal ke Gwen aja. Aku pulang sendiri." ketus Rubby seraya melangkah.

Ethan menahan lengannya. "Jangan marah dong,"

"Lepasin!" Rubby menyentak tangan Ethan.

"By, aku sayang kamu. Stop cemburuan gitu. Aku ke sana karena terpaksa, gak ada sangkut pautnya sama hati aku kok." tegas Ethan membuat Rubby berhenti mendadak. Rubby menoleh, lalu mendengus kesal.

"Iya-iya."

Respon Rubby membuat Ethan tersenyum lebar. "Gak usah cemberut gitu ah. Jelek tahu." katanya sembari mengacak-acak rambut Rubby gemas.

••••

Dulu ketika ada sepupu lelakinya di sini Gwen tidak merasa kesepian bahkan ketika Ayah dan Bundanya pergi dengan waktu lama. Tapi kini Gwen merasa sepi. Bi Mina tidak bisa Gwen ajak bicara karena sedang panggilan telpon dengan anaknya yang ada di kampung.

Gwen menarik skateboard dari kolong kasur. Cewek itu sudah memakai pelindung lutut dan helm untuk melindungi diri jika terjatuh nanti.

Skateboard memang menjadi pelampiasan Gwen dikala bosan. Gwen belajar menunggangi skate dibantu sepupu lelakinya yang kini berada di Amerika, tentu dengan bantuan Romeo juga.

"Bi, aku keluar ya!" pamitnya seraya keluar dari rumah.

••••

"Tolol lo!" umpat Ethan sambil menonyor kepala Gwen dengan kelima jari.

"Makanya kalau main skateboard jangan di jalan! Lo pikir itu jalan nenek moyang lo, hah?" marah Ethan.

Gwen meringis kesakitan karena dorongan di dahinya. Dengan tubuh melemas cewek itu menyembunyikan wajahnya di leher Ethan. Tulang keringnya terluka, lebam menghiasi lengan dan juga wajahnya.

Ethan mengeratkan pegangannya pada belakang tumit Gwen. "Mentang-mentang bisa main, lo sampai gak inget arena yang lo lewatin itu jalan."

Gwen mengerucut murung. "Biar cepet nyampe."

"Tapi hasilnya lo bonyok gini. Mana sampe mental lagi."

I'm Sorry SweetieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang