PART INI MENGANDUNG KEKESALAN BERLEBIH. HARAP BERSABAR.
OK gas. JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN. SAYA NULIS CAPEK, TAPI SENENG HAHAHA.
"Gwen,"
"Kenapa? Lo kangen gue?"
"Emm... Enggak."
"Terus kenapa?" tanya Gwen yang sibuk mempoles bibirnya dengan pelembab bibir. Ponsel ia selipkan diantara telinga dan bahunya. Gwen menatap cermin.
"Anu..."
"Kenapa, Ethan? Lo sakit?" Alis Gwen mengkerut dalam. Gwen mengusap dahinya karena bedak terlalu tebal di bagian situ.
"Lo ngundurin diri dari tim Cheerleader ya?"
Gwen mematung. Apakah telinganya salah dengar? Hatinya mencelos nyeri mendengar kalimat meminta Ethan.
"Rubby takut kalah dari lo. Dia nangis gak berhenti-henti gara-gara gelisah. Bokapnya marah ke gue..."
Gwen bungkam, hatinya mencelos nyeri mendengar kalimat yang keluar dari bibir Ethan. Ia tidak mampu membalas perkataan Ethan. Ini sungguh menyakiti perasaannya. Bagaimana bisa Ethan meminta hal seperti itu? Tidak tahu kah cowok itu bahwa Gwen pun sama inginnya menjadi anggota Cheerleader?
Dari kecil Gwen selalu mengikuti kegiatan pemandu sorak. Ia berlatih giat di setiap waktu. Ia bahkan rela parah tulang karena ekstrakurikuler itu.
Kedua mata Gwen berkaca-kaca. Tolong. Ini sangat membuatnya sesak. Gwen ingin menangis di saat calon tunangannya malah mendukung orang lain. Mengenai impian yang belum tercapai, Gwen susah payah sembuh dari patah tulang sebab ingin mengikuti kegiatan Cheerleader lagi.
"Gwen?"
"Hmm..." Gwen menyahut serak.
"Gak pa-pa kan?" tanya Ethan, dari nadanya Gwen tahu cowok itu sebenarnya tidak enak.
"Gak pa-pa. Nanti gue bilang ke kak Rara." jawab Gwen sambil menahan tangis.
"Serius lo?!" pekik Ethan senang.
"Iya, Than."
"Makasih Gwen cantik! Gue sayang lo!" Ethan tampak senang.
Dan Gwen bisa apa?
Gwen hanya bisa terdiam mendengar lontaran kalimat bahagia yang cowok itu layangkan. Gwen menghela nafas panjang. Ethan belum berhenti berbicara, namun Gwen lebih dulu memotongnya.
"Gue matiin ya? Udah telat, mau berangkat."
"Iyaa! Ati-ati."
•••••
Mood Gwen seketika anjlok setelah panggilan telpon bersama Ethan tadi pagi. Teman-temannya sampai heran melihat kelakuan Gwen yang diam saja dari pagi. Gadis itu tidak berbicara, tidak ikut mengobrol saat diajak, dan tidak pula pergi ke kantin bersama Poppy.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry Sweetie
Teen Fiction"Udah gue duga. Lo pasti suka gue." Ethan menyeringai. "Tapi gue gak suka lo, Gwen. Jadi jangan berharap lebih." "Suka gak suka kita bakal tetep bersatu, Than." ujar Gwen sendu. "Dan gue gak akan nolak perjodohan ini meskipun lo bersikap brengsek bi...