Spesial untuk malam ini, aku update yaw, aslinya mah enggak😂🤭
Btw jangan lupa follow Ig feyy.feyy07 oke hihihi
••••
Jemari Ethan bermain di bawah meja dengan wajah gelisah. Bibir tebalnya ia gigit tak beraturan. Sedangkan bola matanya bergerak gelisah. Bersama seorang wanita berumur sekitar 37 tahun Ethan tengah menunggu seseorang di ruangan serba putih ini.
Rasa gelisahnya mengalahkan apapun. Bahkan ketika Marsel memarahinya sebelum ia ke sini, Ethan sama sekali tidak kepikiran.
Sudah sekitar 15 menit Ethan dan wanita ini menunggu. Saat orang yang mereka berdua datang tubuh mereka langsung tegap. Bola mata Ethan naik ke atas, menatap sosok di depannya. Hening tak membuat Ethan senang, justru perasaannya campur aduk tak nyaman.
"Maaf... Sebelumnya, apa kalian sudah rutin memberi pasien obat yang saya beri?"
"Sudah dok. Tapi... 3 Minggu ini saya gak kasih dia obat karena obatnya habis. Fatih bilang dia udah gak butuh obat lagi. Saya selalu tanya keadaan, dan jawaban anak itu masih sama. Mungkin, Fatih gak enak sama saya dan nak Ethan karena terus merepotkan. Dan bodohnya saya percaya ucapan Fatih saat itu..." Air mata wanita berusia 30 ke atas itu mengalir, ada tatapan menyesal di dalam matanya.
Ethan menunduk. "Bu Aisyah, maaf, Ethan belum bisa kasih Ibu uang..."
"Gak pa-pa, nak Ethan. Kamu udah bantu banyak Panti kami, Mama mu pun begitu, kami gak akan pernah bisa bayar jasa-jasa kamu dan Mama mu," ujar Aisyah.
"T-tapi Fatih... Kankernya makin parah. Ethan gak gak bisa liat Fatih begini. Ethan gak ada uang buat berobat Fatih, Ethan cuma punya 8 juta uang jajan dari Papa buat sebulan. Dok biaya operasi nya berapa kalau boleh tahu?"
"Untuk keparahan kanker yang diderita pasien. Mungkin sekitar 80 juta." kata dokter.
Otot-otot tubuh Ethan rasanya tak berfungsi ketika telinganya mendengar ucapan dokter. Bukan hanya Ethan, Aisyah pun begitu terkejutnya. Jantung Aisyah bahkan berhenti berdetak beberapa detik.
Ethan menggigit bibir. Bagaimana ini?
Apa yang harus Ethan lakukan? Untuk biaya pengobatan Fatih? Anak lelaki berusia 8 tahun yang terkena kanker otak stadium lanjut.
"Bu, buat sementara, Fatih dirawat di sini ya... Untuk biaya kamar biar Ethan uang urus. Dan untuk operasi... Ethan janji bakal dapetin uang secepatnya biar Fatih bisa operasi." Ethan menyungging senyum tipis. Ia menggenggam tangan Bu Aisyah, wanita yang ia anggap sebagai ibu keduanya.
Mereka memang hampir sedekat denyut nadi, yang sayangnya mereka bukan sedarah. Tapi rasa sayang Ethan pada Bu Aisyah dan anak-anak panti melebihi apapun. Lamanya mereka menjalin hubungan pun mempengaruhi kedekatannya.
Sudah 12 tahun mereka kenal. Saat itu Ethan masih anak-anak. Ia diajak mamanya untuk ikut ke panti asuhan. Bukan untuk tinggal di sana, melainkan untuk memberi sumbangan rutin setiap bulannya. Mama bilang dari kecil Ethan harus tahu bagaimana caranya menghabiskan uang, bagaimana bisa menjadi bermanfaat untuk orang sekitar, dan bagaimana bersikap baik pada orang-orang yang berkebutuhan.
Dari umur 6 tahun Ethan sudah bisa memberi, walaupun saat itu Ethan hanya bisa menyisihkan mainan mobil-mobilan nya untuk anak-anak panti. Dan selalu meminta pada Mama untuk membeli banyak permen kesukaannya yang berakhir diberikan lagi pada anak-anak panti.
Ethan tidak berani meminta pada Papa. Mereka tidak dekat. Terlebih saat perusahaan Papa bangkrut, hampir di level terendah. Marsel semakin membatasi pengeluaran Ethan perbulan.
Namun kini Ethan tengah mencoba, ia menghubungi Papanya. Bu Aisyah ia suruh menginap di rumah sakit bersama Fatih dan juga anak kecil bernama Reyhan yang menemaninya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry Sweetie
Teen Fiction"Udah gue duga. Lo pasti suka gue." Ethan menyeringai. "Tapi gue gak suka lo, Gwen. Jadi jangan berharap lebih." "Suka gak suka kita bakal tetep bersatu, Than." ujar Gwen sendu. "Dan gue gak akan nolak perjodohan ini meskipun lo bersikap brengsek bi...