ISS : 38

2.7K 100 9
                                    

Jadi sering update kan cuy??
Iya lah. Sayang banget sama kalian tuh huhuhu.

Btw gak usah baper di part ini yaa.

DON'T FORGET TO VOTE AND COMMENT!!!

●●●●

Petikan gitar yang mengalun dari jemari kekar Romeo menghipnotis semua orang yang mendengarnya. Setiap ada yang berlalu lalang di koridor pasti menyempatkan tersenyum pada perkumpulan Romeo yang sedang bermain gitar. Dari jauh saja para gadis diam di tempat pura-pura bercengkrama padahal sedang menikmati suara merdu Romeo.

Tidak heran lagi, Romeo adalah orang yang rutin menyumbang suara ketika ada perpisahan sekolah. Romeo akan tampil sendiri ataupun bersama teman-temannya. Dan jika di waktu istirahat pasti kadang menyempatkan untuk bernyanyi.

Romeo memang idaman semua perempuan di sekolah. Tampan dan jago bernyanyi. Siapa yang tidak tertarik dengan sosoknya?

"Buset tuh cewek ngelirik lo mulu deh, Rom."

Romeo mendongak. Dia melihat beberapa cewek yang terus mencuri pandang ke arahnya. Romeo hanya mengangkat bahu tidak peduli.

"Romeo gak bakal kegoda, Cup. Hati dia cuma buat Kak Rara aja."

"Hadeh, iya deh, yang bucin mah," sahut Ucup.

"Tapi siapa tuh temen lo, Rom? Yang cewek." Ridwan mencoba mengingat teman gadis Romeo.

"Poppy?"

"Bukan, itu sih gue tahu, beh cerewet minta ampun. Tapi bukan yang itu. Yang ada tahu lalat di bawah matanya."

Permainan gitar Romeo berhenti. Bingkai mata tajamnya mengarah pada Ridwan yang masih mengingat-ingat.

"Gwen?" tanya Romeo.

"Nah iya! Cantik buset. Lo kan udah ada Rara ya... si Gwen boleh gue deketin?"

"Apa-apaan lo?!" sungut Romeo emosi.

"Waduh-waduh!" Ucup menepuk bahu teman di sebelahnya. "Gak ikutan gue!"

"Lah ngapa? Lo tahu sendiri gue gak pernah main cewek kan?" Ridwan menggaruk tengkuknya.

"Gak usah Gwen juga!" ketus Romeo membuat teman-temannya saling bertatap aneh.

"Jangan-jangan..." gumam Ucup.

"Lo suka Gwen juga ya?!" pekik mereka bersamaan.

"Wah gak beres lo!"

"Istighfar, Rom, lo udah punya Kak Rara!"

"Parahh sumpah lo!"

"Ya gue paham sih Gwen Cantik. Tapi kan lo udah punya!"

"Gila lo, Rom."

Romeo menatap teman-teman heran. "Gue gak bilang gue suka Gwen. Gue cuma gak mau Gwen pacaran dulu. Lagian dia gak di bolehin pacaran."

"Nyangkal mulu lo!" ketus Ucup.

"Eh Rom itu Gwen!" Ridwan menunjuk ke belakang Romeo.

Romeo menepis jari Ridwan kasar. "Gak usah goda gue!"

"Anjir beneran cok. Itu Gwen nangis!" pekik Ridwan sembari berusaha membalikkan kepala Romeo agar menoleh ke belakang.

Melihat ekspresi serius Ridwan dan teman-teman yang lain membuat Romeo akhirnya menoleh. Mata tajamnya melebar melihat Gwen berlari hendak melintasi koridor yang di singgahi Romeo.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 24 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm Sorry SweetieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang