ISS: 21

4.8K 290 36
                                    

"Ethan lo dimana?" lirih Gwen tidak merasakan Ethan ada di sampingnya. Pukul 1 malam Gwen tiba-tiba terbangun dari tidurnya. Cewek itu langsung mencari Ethan. Kamar ini sepi.

"Bun..."

"Ayah..."

"Ethan...." lirih Gwen. Tidak ada sahutan.

Kedua mata Gwen memanas. Mungkin ini efek dari dirinya yang sedang sedang sakit. Gwen jadi cengeng seperti ini.

"Hiks, Ethan!" seru Gwen menangis.

Ethan yang baru dari bawah untuk mengambil minum sontak terkejut menemukan Gwen menangis sembari memanggil namanya.

Dengan raut khawatir Ethan duduk di samping Gwen. Ethan mengusap air mata yang mengalir dari mata Gwen. Tangannya seperti masuk ke dalam air panas, karena badan Gwen memang sedang se panas itu.

"Hei, lo kenapa? Kenapa nangis gini, hm?"

Gwen memeluk Ethan cepat. "Jangan tinggalin gue. Jangan kemana pun hiks."

Ethan menggeleng kecil. Ia membalas pelukan Gwen lebih erat. "Gue gak kemana pun, Gwen. Gue ambil minum tadi." katanya lembut.

"Gue takut lo pergi. Gak tahu kenapa perasaan gue tenang pas ada lo. Lo jangan pergi ya..."

"Iya-iya gue di sini kok. Temenin lo sampai lo sembuh."

Gwen melepaskan pelukannya. Matanya memanas lagi. "Cuma sampai sembuh?"

"Gue punya pacar, Gwen..."

"Gue suka lo," lirih Gwen tak tahu malu.

"Kita bisa temenan."

"Jadiin gue pacar ke dua lo." pinta Gwen membuat Ethan menatapnya sulit diartikan.

"Gue takut Ayah tahu lo dan gue gak seperti ekspetasinya..." Gwen menitihkan air matanya lagi.

"Lagian, lo bener-bener gak suka gue ya? Gue bukan tipe lo banget?"

"Apa yang kurang dari gue, Than? Apa yang buat lo gak suka gue?" tanya Gwen bergetar. "Gue bisa kok rubah itu buat lo. Lo mau cewek ceria kayak Rubby? Gue bisa kok. Lo mau cewek yang rambutnya di warnain? Gue juga bisa. Gue bisa berubah buat lo."

"Hei, hei. Gwen berhenti bilang kayak gitu." Ethan menangkup wajah Gwen yang panas. "Lo gak perlu berubah,"

"Terus gimana? Gue capek terus-terusan gini. Gue capek dicap sebagai perusak hubungan orang. Gue capek cari perhatian lo terus. Gue capek. Ta-tapi gue gak bisa terus-terusan gini... hati gue sakit, hiks. Gue itu calon tunangan lo, Than. Gue Gwen calon tunangan lo." isak Gwen makin menjadi. Konyol. Gwen akui dirinya sudah gila mengatakan semua itu. Namun Gwen bukan orang sekuat itu yang mampu memendam rasa sakit dihatinya sendirian.

Gwen tidak tahan. Setiap orang bilang bahwa dirinya adalah perusak hubungan orang, Gwen ingin sekali bilang bahwa dirinya adalah calon tunangan Ethan jauh sebelum Ethan dan Rubby berpacaran.

Ia muak melihat Ethan menganggapnya butiran debu. Gwen juga ingin terlihat dimatanya.

"Gue juga sabar waktu lo kasar sama gue. Sering pukul gue. Karena gue pikir lo bisa berubah. Lo bakal sadar dan berhenti bersikap kayak gitu."

Gwen tertawa sumbang, air matanya tetap mengalir deras. "Bodoh ya gue? Mencintai lo yang sedang mencintai orang lain,"

"Lo jahat, Than..." Gwen menangis tersedu.

"Kita temenan aja ya?" Ethan menatap lembut Gwen. "Kita masih bisa sama-sama."

"Lo nolak gue?" lirih Gwen.

I'm Sorry SweetieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang