Jangan lupa Vote dan Komen dong🥺
"Berapa banyak bekas luka yang aku benarkan, karena aku mencintai orang yang memegang pisau."
••••
Ethan melangkah maju untuk membuka pintu rumah. Masih dalam emosi meledak-ledak karena Gwen dan Romeo. Bisa-bisanya mereka menghinanya di depan teman-temannya seperti itu.
"Papa!" Ethan membuka kasar pintu ruang kerja Papanya. Meski terbilang sangat tidak sopan namun Ethan tidak mempedulikan, padahal tatapan Papanya sangat tajam dan mengintimidasi.
"Pulang-pulang harusnya ngucap salam bukannya dobrak pintu." kata Marsel mengintimidasi.
Ethan tidak peduli. "Papa! Aku mau Papa batalin perjodohan ini! Aku capek, Pa. Aku gak bebas jadinya."
"Ethan, harusnya kamu ngerti. Perusahaan Papa sedang dalam kondisi buruk. Mau makan sama apa kamu kalau Papa batalin perjodohan dengan anak Andrew? Lagi pula, Gwen anak yang baik, dia cantik dan manis." ucap Marsel.
Ethan mengusap kasar kepala disertai geraman tertahan menandakan ia emosi besar. "Aku gak peduli!"
"Memangnya kamu bisa kerja? Bisa mencari uang sendiri? Gak kan? Maka terima saja perjodohan ini kalau kamu gak mau jadi gelandangan. Ayah Gwen telah memberi kehidupan pada perusahaan kita, dan kapan aja Andrew menariknya."
"Persahabatan kami pun sudah terjalin sangat lama. Kamu tahu? Andrew dan Papa bersahabat sewaktu SMA."
"Tapi aku udah punya pacar." sahut Ethan membuat Marsel seketika menatap datar.
Tidak ada rasa takut dalam diri Ethan. Cowok itu balas menatap tajam Marsel. Ini masalah antara orang tua dan anaknya. Ethan selalu berfikir, kenapa selalu anak yang menjadi sasaran? Masalah materi anak yang terkena marah. Masalah perselingkuhan anak pula yang kena.
Ethan tidak bisa berada dalam posisi mengekang ini.
Marsel bangkit dari duduk. Memutari meja demi berada di depan Ethan. "Tinggalkan wanita itu. Jatuh cintalah pada Gwen."
"Papa gak bisa paksa aku gini! Ini hati bukan hal yang bisa dibeli pake uang."
"Kamu gak bisa ngelak kalau orang tua udah ngutuk kamu, Ethan."
"Papa!" pekik Ethan tidak percaya.
"Tinggalkan atau kamu menjadi gelandangan." Marsel benar-benar membuat Ethan diam tak berkutik. "Sudah, lebih baik kamu ajak Gwen main, Ayahnya bilang dia kesepian di rumah." Lalu Marsel pergi keluar ruangan.
"Sialan!" Ethan memukul udara.
••••
Gwen merapihkan poni sebatas alisnya. Cewek itu memandang kaca lekat. Lalu bergumam kecil, "gue cantik. Gue juga seksi. Gue manis juga. Lucu juga kok. Ah iya... baik juga. Terus kenapa Ethan sama sekali gak tertarik sama gue?" tanya Gwen kebingungan. Pasalnya orang-orang yang mengenalnya bilang Gwen nyaris sempurna, entah penampilan, fisik, keahlian, kreativitas, sikap dan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Sorry Sweetie
Teen Fiction"Udah gue duga. Lo pasti suka gue." Ethan menyeringai. "Tapi gue gak suka lo, Gwen. Jadi jangan berharap lebih." "Suka gak suka kita bakal tetep bersatu, Than." ujar Gwen sendu. "Dan gue gak akan nolak perjodohan ini meskipun lo bersikap brengsek bi...