2020
Rumah berwarna biru tosca itu masih terlihat sangat kokoh, meskipun usianya yang tergolong ke dalam kategori rumah tua. Pemiliknya sepertinya merawat rumah itu dengan sangat baik, seolah tidak ingin membiarkan rumah itu menua.
Seorang pria yang terlihat masih sangat muda, mungkin berusia sekitar 18 tahunan tengah menenteng tas hitamnya masuk kedalam rumah. Wajah imut yang terlihat sedikit menekuk menandakan bahwa suasana hatinya sedang tidak baik.
Pria berwajah manis itu disambut dengan kekosongan, menandakan bahwa tidak ada seorangpun di rumah. Beberapa foto keluarga yang terpampanglah yang menyambutnya.
Kakinya melangkah menuju salah satu kamar yang memiliki papan nama "Wongratch" tergantung di pintunya. Kamar yang bernuansa vintage itu menyapu pandangannya, ia berjalan mendekati tempat tidur dan meletakkan tasnya ke sembarangan tempat.
Baru saja kepalanya menyentuh bantal, bunyi ponsel masuk kedalam pendengarannya. Tangannya mengambil benda pipih itu yang sebelumnya ia letakkan di atas buku coklat di meja yang terletak tepat di sebelah tempat tidur.
"Apa?" Ucapnya kepada orang diseberang sana.
"Mixxiw, papa harap kamu tidak lupa bahwa kamu belum mengambil baju sekolah." Balas suara diseberang sana.
"Udah Mix ambil tadi sebelum kerumah oma." Balas si pria berwajah manis yang ternyata bernama Mix itu.
"Oke." Ucap papa Mix sambil mematikan sambungan telefon.
"Huft, chat aja bisa kali pa, kebiasaan deh." Ucap Mix saat menyadari panggilan telefonnya di matikan secara sepihak.
Mix mendudukkan dirinya yang semula berbaring. Telefon dari papanya berhasil membuatnya bangun meskipun telefon itu hanya beberapa detik. Mix meletakkan kembali ponselnya di atas buku coklat dan menatapnya dengan sedikit kebingungan.
"Terakhir kali buku itu tidak ada bukan?" Ucap Mix kepada dirinya sendiri.
"Ah papa kesini bulan lalu." Lanjutnya lagi setelah berfikir beberapa detik.
Tangannya perlahan mengambil buku itu. Buku coklat yang terdapat tulisan "Watthanasetsiri" itu terlihat sudah usang. Mix membuka buku itu secara perlahan, berusaha berhati-hati agar tidak merobek lembarannya.
Buku itu tidak tebal, hanya terdiri dari beberapa lembar yang berisi foto.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Promise [END]
Romancekematiannya menjadi luka yang sangat menyakitkan bagi orang yang ia tinggalkan. Kehidupan mereka sebelumnya, sepertinya masih enggan untuk membuat semesta percaya akan cinta mereka. Lalu bagaimana dengan kehidupan ini? apakah semesta sudah memperca...