EarthMix 5

1.6K 153 3
                                        

"Earth Pirapat bukan?" Tanya Wongratch kepada Earth.

"Iya om." Balas Earth berusaha sesopan mungkin.

"Sok sopan anj." Timpal Mix sarkas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Wongratch.

"Ye sorry." Balas Mix pelan.

"Hahaha, kenapa bisa sangat lucu begini?" Ucap Tul sambil mencubit pipi Mix spontan.

"Ayah Mix masih lebam itu." Balas Earth menarik tangan ayahnya dangan jelas memperlihatkan kekhawatirannya.

"Oh maaf." Ucap Tul yang dibalas anggukan kaku Mix.

"Kamu sangat mirip dengan seseorang Earth, saya sempat mengira bahwa kamu adalah dia." Ucap Wongratch yang entah sejak kapan sudah melihat Earth dengan tatapan sendu.

"Benarkah?" Tanya Tul dengan antusias dibandingkan Earth yang kini malah mencuri pandang pada Mix yang mengelus pipinya dengan pelan.

"Mereka mirip, tapi bukan orang yang sama." Balas Wongratch menjawab dengan senyuman simpel.

Tul menatap Wongratch dengan senyumam penuh makna, berbeda dengan Mix yang menatap papanya dengan tatapan yang sulit diartikan dan Earth yang tersenyum kaku kebingungan dengan reaksi apa yang seharusnya ia berikan.

"Saya dengar kamu akan mengikuti olimpide?" Tanya Wongratch mengalihkan topik sebelumnya.

"Iya om." Balas Earth santun.

"Saya doakan kamu bisa menang. Oh ya kapan kamu kembali ke Indonesia setelah olimpiade?" Ucap Wongratch sekaligus bertanya kepada Earth.

Sebelumnya Wongratch dan Tul sudah diceritakan kronologi tentang permasalah Earth dan Mix semalam oleh pak An, dan mereka juga sudah menemukan jalan keluarnya tapi belum memberitahukan hal tersebut kepada Earth dan Mix.

"Terimakasih om, kemungkinan minggu depan om." Balas Earth.

"Minggu depan cari jadwal kamu yang kosong Earth, Mix akan mentraktir kamu dan Mr. Tul untuk dinner sebagai permintaan maaf." Ucap Wongratch membuat Mix menatapnya tajam.

"Tidak usah om." Balas Earth menolak dengan senyum.

"Kenapa?" Tanya Wongratch keheranan mendapat penolakkan itu, pasalnya ia menyadari bahwa Earth tidak terlalu membenci Mix, berbeda dengan anaknya yang terlihat sangat tidak menyukai Earth.

"Kalau sebagai permintaan maaf saya rasa tidak perlu om, tapi kalau sebagai hadiah Selamat karena memenangkan olimpiade saya mau om." Balas Earth dengan senyuman licik dan Penuh kepercayaan diri kepada Mix.

Mix yang melihat senyuman itu refleks mengambil kerah seragam Earth bersiap ingin memberikan pukulan pada wajah itu kembali tanpa memikirkan bahwa papanya dan juga ayah Earth berada didekatnya.

"Oh Oh santai boy." Ucap Tul menenangkan Mix dan mengambil tangan Mix yang sudah mencengkram kerah anaknya.

"MIX." Tegas Wongratch.

"Kalau Begitu kamu harus memastikan bahwa kamu menang." Lanjut Wongratch mengarah kepada Earth dan menatap Mix menantang.

"Tentu om." Balas Earth mantap.

"Oke kalau gitu Mix setuju." Balas Wongratch mewakili Mix.

"Ah papa aapan dah." Ucap Mix tidak suka dan berlalu meninggalkan Tul, Wongratch dan Earth.

Wongratch menarik nafas panjang melihat punggung anak semata wayangnya yang semakin jauh dari pandangannya. Wongratch sadar bahwa ia dan Mix sangat mirip, tapi hanya fisik saja, kepribadian mereka sangat berbeda, kesukaan mereka sangat berbeda, dan bahkan mungkin orang yang mereka cintai nantinya akan jauh berbeda.

"Mix sebenarnya anak yang baik. Dia anak yang sangat menyayangi keluarganya. Mengenai sifat jahilnya saya tidak tau dia mendapatkan itu darimana, tapi terlepas dari itu saya sebagai ayahnya benar-benar meminta maaf kepada kamu Earth terutama dan Tul, saya tidak tau harus mengatakan apalagi." Ucap Wongratch melihat Earth dengan pandangan sendu.

"Saya tau om Mix anak yang baik, saya juga minta maaf om tidak bisa menahan diri saya dengan baik saat Mix menjahili saya." Balas Earth dengan senyum simpul.

"Kamu tidak harus menahan diri Earth, saya berharap hubungan kamu dan Mix kedepannya semakin membaik. Kalau begitu saya pamit, saya duluan Tul." Ucap Wongratch berlalu menyusul anak semata wayangnya yang kini sudah menghilang entah kemana.

Tul menatap Wongratch dengan pandangan sendu, dia paham bagaimana perasaan Wongratch sekarang. Putra semata wayangnya itu pasti mengingatkannya dengan sosok yang pernah ia cintai di masa lalu. Hubungan Earth dan Mix yang tidak seperti hubungannya dulu sepertinya membuatnya berfikir terlalu banyak.

"Tha, dia masih ingat lo tha. Kekasih lo masih menyimpan nama lo di hatinya tha, meskipun sekarang lo bukan lagi dunianya. Tha lihat tha, sekarang kekasih lo punya dunia yang harus dia jaga, Wongratch kecilnya tha. Mereka mirip ya tha." Ucap Tul dałam hatinya.

"Yah, jangan melamun, ayo nanti Earth ketinggalan pesawat." Ucap Earth memecah lamunan Tul.

"Ayo." Balas Tul.

"Tadi yang om Wongratch bilang itu, teman ayah kan ya?" Tanya Earth di sela jalannya dengan Tul.

"hm?" Balas Tul bingung.

"Om Wattha. om Wongratch kenal om Wattha?" Tanya Earth lagi penasaran.

"Gak tau." Balas Tul menutupi kenyataan yang ia tahu.

"Kok bisa gak tau?" Tanya Earth lagi tambah kebingungan.

"Ayah sama om Wattha emang bersahabat, tapi gak semua tentang Wattha ayah tahu. Daripada ngurusin itu, hati aman gak? Ayah lihat nyantol tuh ama mochi." Balas Tul sambil menepuk punggung putranya dan memukul pelan dada bidang Earth mengalihkan pembicaraan mereka.

"Apaan sih yah." Balas Earth dengan gelisah.

"Denger-denger dari bibi nih, foto mochi banyak banget tuh di kamar. Kata bibi mah kenapa gak sekalian di jadiin wallpaper kamar mas?" Ucap Tul menggoda putranya yang sudah terlihat seperti kepiting rebus.

"Dih sotoy banget dah jadi ayah." Balas Earth lagi.

Tul Hanya tertawa melihat reaksi putranya itu, sejak kecil Earth tidak pernah bisa menyembunyikan apapun darinya. Meskipun ia sering tidak berada di rumah, setiap kali bertemu ia akan langsung tau semua mengenai putranya, baik disengaja maupun tidak.

"Mereka yang hidup di kehidupan ini tidak perlu tau ya Tha, biarkan mereka memiliki kisah sendiri tanpa terikat dengan kehidupan yang lalu." -Tul.


His Promise [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang