EarthMix 28

1.2K 134 2
                                        

Hari  berjalan dengan sangat cepat. Permasalah tadi seolah tidak pernah terjadi sampai karena kesibukan Earth yang tidak berkurang sedikitpun. 

Seorang pria bertubuh tegap dengan kulit seputih susu mengetuk pelan pintu Earth dan membuka pintu itu tanpa menunggu sang pemilik ruangan memberikan responsible terhadap ketukannya.

"Halo dokter Pirapat." Ucap seorang pria menatap Earth dan berjalan mendekati Earth.

"Hai Mew." Balas Earth ramah.

"Hari ini cukup berat bukan?" Tanya Mew dengan senyuman.

"Tidak terlalu." Balas Earth dengan senyuman lebar yang menyiratkan arti.

"Oh ya?" Balas Mew dengan raut bertanya.

"Masalahnya ada, tapi ada seseorang yang membelaku dan mempercayaiku, rasanya menyenangkan seolah permasalahan itu menghilang." Ucap Earth seolah menjawab pertanyaan tidak langsung Mew.

"Oh ya, apakah dr Jan?" Tanya Mew lagi berusaha menebak siapa yang Earth maksud.

"Bukan, tapi dia Mew." Balas Earth cepat.

"Dia? DIA?" Tanya Mew dengan histeris.

"Iya." Balas Earth singkat. 

"Waw, Gulf harus dengar ini. " Balas Mew dengan senang.

"Btw lo gak pulang? Gulf akan marah lagi kalau lo terlambat pulang." Ucap Earth memperingati Mew.

"Gulf masih sift dan gua lagi nunggu dia, karena permasalahan lo sampai ke meja gua, gua mutusin buat nemuin lo dulu." Balas Mew dengan santai.

"Oohh." Balas Earth mengerti.

"Gua cuma mau memeriksa lo, karena lo tau kan masalah lo bukan masalah sepele? Rumah sakit bakalan kasih lo pengacara dan membahas permasalahan ini terlebih dahulu sama lo, sebelum menindaklanjutinya. Lo tau kan kalau masalah ini bisa menjadi sangat sensitif?." Ucap Mew dengan diakhiri tanya.

"Gua tau dan gua ngerti, tapi gua udah punya pengacara pribadi yang sangat percaya sama gua." Balas Earth.

"Oke kalau gitu bagus, tapi jangan lupa mekipun tidak dengan pengacara rumah sakit, lo masih harus diwawancarai dan memberikan Keterangan." Ucap Mew mengingatkan Earth.

"Oke." Balas Earth.

"Oke kalau gitu gua duluan ya." Balas Mew izin pamit.

"Thanks Mew." Jawab Earth dan diangguki oleh Mew.

Mew adalah Direktur administrasi rumah sakit yang sebenarnya merupakan putra tunggal dari pemilik rumah sakit. Mew dan Earth sudah mengenal sejak kuliah karena Gulf. Gulf adalah tunangan Mew yang merupakan teman kuliah Earth. Mew yang mengetahui keahlian Earth mengajak Earth untuk bekerja bersamanya di rumah sakitnya dan diterima oleh Earth. Begitulah bagaimana Earth bisa bekerja di rumah sakit terbesar di Indonesia.

Dan juga Mew dan Gulf tau mengenai Mix karena Earth pernah menceritakan mengenai Mix kepada mereka disaat Gulf ingin mengenalkannya kepada temannya.

🌎🪐

Earth menatap Mix yang sejak tadi mengajukan beribu-ribu pertanyaan kepadanya. Mereka kini tengah berada di apartment Earth karena permasalahan  Earth.

Mix menepati ucapannya dan datang ke apartment Earth, bukan rumah Earth karena Earth tidak tinggal di rumah. Jarak rumah dan rumah sakit yang cukup jauh membuat Earth membeli apartment yang berjarak  dekat dengan rumah sakit. 

Mix dan Earth sebenarnya tidak berangkat bersama ke apartment Earth, Earth menyuruh Mix untuk langsung ke apartmentnya saat Mix mengatakan bahwa ia akan ke rumah sakit. Mix hanya mengiyakan karena Earth mengatakan bahwa ia akan pulang ke apartment saat Mix sudah di rumah sakit. 

Awalnya Earth cukup khawatir menyuruh Mix ke apartmentnya, apartmentnya memang bersih dan tidak berantakan tapi, dimulai dari sandi apartmentnya adalah tanggal lahir Mix dan juga ada beberapa foto Mix yang Earth bingkai di meja ruang tamunya. Kekhawatiran itu tertepis karena pada saat Earth sudah sampai, ia menemukan Mix tengah sibuk dengan berkas-berkasnya di meja makan. 

Setelah mewawancarai Earth, Mix meminta cctv dan juga beberapa kesaksian perawat yang mendampingi Earth yang sebenarnya sudah dibawa Earth.

Mix bekerja dengan sangat telaten dan cepat, tanpa sepengetahuan Earth dia sudah menghubungi rumah sakit dan sudah berdiskusi mengenai permasalahan Earth, bahkan Mix sudah menghubungi wanita yang menuntut Earth itu, mereka juga sudah mengurus semuanya ke pengadilan dan menunggu sidang.

Mix sudah sangat yakin bisa menang, ia mempercayai Earth dan Earth mempercayainya dan juga pastinya kepercayaan itu berlandaskan oleh kenyataan bahwa Earth tidak bersalah sama-sekali. 

Malam semakin larut, jam sudah menunjukkan pukul 1 pagi dan Mix masih berkutat dengan berkas dan juga laptopnya. Earth sebenarnya sudah bersiap untuk tidur tapi ia merasa harus menunggu Mix terlebih dahulu. Sambil menunggu Mix, Earth secara perlahan menutup foto-foto Mix dan dirinya yang terpajang di meja ruang tamu, ia menelungkupkan foto-foto itu dengan pelan agar tidak terdengar oleh Mix.

"Gua rasa lo harus nginap Mix, gua khwatir kalau lo harus nyetir balik. Untuk kamar lo tenang aja, gua punta kamar tamu yang bisa lo tempatin." Ucap Earth berjalan kearah Mix menawarkan dan meletakkan segelas susu hangat didekat Mix.

"Gua gak bilang gua bakalan balik dan apa kamar tamu lo cukup bersih? Gua gak bisa tidur kalau banyak debu." Balas Mix masih fokus dengan laptopnya dan membuat Earth cukup terkejut, ia tidak menyangka bahwa dari awal Mix sudah berencana untuk menginap.

"Kamar tamu gua cukup banyak debu, tapi tenang.."

"Gua tidur di kamar lo aja," Potong Mix menatap Earth dengan tegas.

"Oke kalau gitu gua tidur di kamar tam.."

"Lo tidur bareng gua aja." Potong Mix lagi.

"Boleh?" Tanya Earth ragu.

"Lo gak nyaman bareng gua?" Tanya Mix sarkas.

"Bukan gitu Mix, gua cuma takut lo yang gak nyaman."Balas Earth.

"Ini apartment lo bukan gua." Ucap Mix yang langsung mendapat anggukkan Earth.

"Lo boleh tidur sekarang, gua bakalan nyusul bentar lagi." Ucap Mix lagi kembali fokus pada laptopnya.

"Oke kalau gitu gua duluan." Balas Earth kaku dan berjalan ke kamarnya.

"Oh ya, baju ganti lo gua letak di meja kamar gua ya." Ucap Earth lagi yang hanya mendapatkan anggukan dari Mix.

🌎🪐

Mix menyelesaikan pekerjaannya setengah jam setelah Earth pamit. Ia mematikan laptopnya dan membereskan berkas-berkasnya yang sudah sangat berantakan di meja makan Earth. 

Sebelum menuju kamar, Mix mencuci gelas bekas susunya terlebih dahulu dan menjelajahi apartment Earth dalam diam. Mix tau bahwa Earth masih tidak melupakannya. Mulai dari sandi apartment yang merupakan tanggal lahirnya dan beberapa fotonya yang terpajang di apartment Earth. 

Mix melihat kembali foto-foto yang awalnya tersusun dengan indah, namun kini sudah menelungkup menyembunyikan tampilan foto itu. Mix kembali meneggakkan foto-foto itu seperti semula.

Senyuman terukir indah di bibirnya saat tangannya menyentuh sebuah foto dimana foto itu diambil saat mereka mendapatkan hukuman bersama sewaktu SMA. Di foto itu Mix terlihat sangat kesal dan Earth tengah menatapnya dengan penuh senyuman.

Mix memasuki kamar Earth dan mengambil baju yang sudah Earth persiapkan untuknya. Mix mengganti bajunya dan tertidur disebelah Earth. 

Ia menatap wajah damai Earth dengan senyuman. 

"Sabar ya Earth, kita selesaiin masalah lo dulu ya. Baru kita selesaiin masalah kita, gua bakalan jujur setelah gua memastikan lo tidak akan terluka." Ucap Mix pelan lalu berbalik membelakangi Earth dan tertidur menyusul Earth.

His Promise [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang