Mix memarkirkan mobilnya di parkiran biasa yang ia gunakan. Pagi ini akan sedikit menyebalkan baginya, pasalnya ia harus berangkat sekolah dengan papanya dan menghadap Pak An karena masalah yang ia timbulkan kemaren.
Papa Mix atau yang biasa disapa Wongratch keluar dari mobil lebih dulu dari Mix. Metawin dan Pond yang entah sejak kapan sudah menunggu di parkiran langsung menghampiri mobil Mix.
"Gila lo, ke sekolah bukannya pakai seragam malah pakai jas." Imbuh Metawin sambil merangkul Wongratch.
"Pagi om." Sapa Pond sopan kepada Wongratch yang langsung membuat Metawin membeku seketika.
"Maaf om, saya kira Mix." Ucap Metawin langsung menurunkan rangkulannya dan menunduk ketakutan.
"Meta-meta, hampir setiap hari kamu ke rumah saya, masih aja gak bisa bedain saya sama Mix. Saya semuda itukah sampai kamu tidak bisa membedakan kami?" Balas Wongratch dengan gelengan kepala, bukan hal baru baginya menghadapi Metawin yang tidak bisa membedakan dirinya dan Mix.
"Hehehe iya om." Balas Metawin sambil tersenyum kaku.
"Kenapa kesekolah lo?" Tanya Mix kepada Pond setelah ia keluar dari mobil dengan sarkas.
"Mastiin Earth dapat surat izin." Balas Pond tanpa melihat Mix.
"Ayo pa." Ajak Mix setelah mendengar jawaban Pond lalu mengajak Wongratch ke ruang guru.
Mix, Wongratch, Metawin dan Pond berjalan menuju ruang guru. Pond sepertinya masih marah kepada Mix, melihat bagaimana dia menjaga jarak dari Mix.
Di ruang guru, Pak An terlihat tengah berbicara dengan seorang pria yang dibelakangnya berdiri Earth dengan wajah yang lebih baik dari kemaren.
Pond dan Metawin memilih untuk menunggu di luar ruang guru.
Mix dan Wongratch berjalan masuk, tapi belum sampai di meja Pak An. Wongratch menghentikan kakinya dan diam membeku. Pria berusia hampir 40 tahun itu terpaku pada Earth.
"Pa." Panggil Mix pelan sambil menggoyangkan lengan Wongratch pelan.
Pak An yang menyadari kedatangan Mix dan Wongratch, langsung menghampiri mereka.
"Pagi Mr. Wongratch." Sapa Pak An sambil menyalurkan tangannya untuk bersalaman.
"Pag..i." Balas Wongratch masih dengan melihat Earth yang kini melihatnya juga.
"Mari pak, sebelumnya beliau adalah Mr. Tul ayahnya Earth Pirapat yang berkelahi dengan Mix kemaren." Ucap Pak An mempersilahkan Wongratch duduk dan sekaligus memperkenalkan ayah Earth.
"Tul Pirapat." Ucap Tul ayah Earth memperkenalkan diri kepada Wongratch.
"Sahaphap Wongracth." Balas Wongratch sambil melihat Tul dan Earth bergantian.
Wongratch dan Tul duduk di sofa untuk mendiskusikan permasalah Mix dan Earth, sedangkan Earth dan Mix di minta oleh Pak An untuk keluar terlebih dahulu.
🌎🪐
"Banyak yang mengatakan bahwa kami tidak terlihat seperti ayah dan anak, dan saya sebenarnya sempat ragu akan hal itu." Ucap Tul kepada Wongratch sambil berjalan keluar ruang guru setelah hampir satu jam berada di sana.
"Hahaha, sangat berbalik dengan saya. Teman Mix bahkan sering tidak bisa membedakan saya dan Mix." Balas papa Mix dengan tawanya.
Mix dan Earth mendekati Tul dan Wongratch yang sudah terlihat seperti teman lama.
Sebelumnya mereka menunggu di taman yang berada di depan ruang guru, yang pastinya tanpa berdekatan dan berbicara satu-sama lain, Mix menunggu bersama Metawin dan Earth menunggu dengan Pond.
Mix dan Metawin menunggu sambil bermain dengan ponsel mereka, sedangkan Earth dan Pond terlihat tengah sibuk belajar dan berdiskusi.
Metawin tidak menunggu Mix sampai selesai, dia hanya menemani Mix setengah jam dan menghilang entah kemana, begitu juga dengan Pond yang harus berangkat ke bandara lebih dulu dari Earth.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Promise [END]
Romancekematiannya menjadi luka yang sangat menyakitkan bagi orang yang ia tinggalkan. Kehidupan mereka sebelumnya, sepertinya masih enggan untuk membuat semesta percaya akan cinta mereka. Lalu bagaimana dengan kehidupan ini? apakah semesta sudah memperca...