EarthMix 17

1.2K 134 3
                                        

"Tolong hapus perasaan lo untuk gua." Ucap Mix menatap tepat ke manik mata Earth.

Senyuman Earth seakan menghilang karena kalimat itu.

"Mix lo.."

"Gua gak sengaja tau." Potong Mix mengalihkan tatapannya dari Earth.

"Sejak kapan?" Tanya Earth mendengar ucapan Mix.

"Dua tahun lalu, gua ngikutin Luke." Jawab Mix yang langsung mendapatkan tatapan Earth.

"Dan itu yang bikin lo benci sama gua?" Tanya Earth dengan sarkas.

"Gua ngebenci lo tanpa alasan." Jelas Mix langsung membuat Earth tertawa kecil tidak menyangka akan Jawaban Mix.

"Lo.."

"Maka dari itu gua rasa cukup untuk lo naruh perasaan ke gua. Jangan menaruh apapun lagi ke gua!" Ucap Mix tajam sambil menatap Earth dengan pandangan tegas.

"Perasaan gua bukan urusan lo Mix. Gua yang berhak untuk memutuskan berhenti mencintai lo atau terus mencintai lo." Ucap Earth balas menatap Mix tajam.

Ucapan Earth tidak membuat Mix bereaksi. Mix tidak menjawab dan hanya menatap Earth lalu berjalan meninggalkan Earth.

"Mix Mau kemana?" Tanya Wongratch yang melihat Mix berjalan menjauh.

"DAN GUA MEMILIH UNTUK TERUS MENCINTAI LO. GUA AKAN SELALU MENCINTAI LO DAN GAK AKAN BERHENTI MENCINTAI LO." Ucap Earth dengan penuh penekanan menghentikan langkah kaki Mix.

"Gua normal Earth. Gua gak bakalan mungkin mencintai lo. Kalau itu pilihan lo, silahkan. Dan gua akan memilih untuk menjauhi lo." Ucap Mix menatap Earth tegas.

"Gua sayang sama lo Mix, gua Cinta sama lo Mix." Ucap Earth dengan nada pelan dan wajah memelas. Ia terlihat sangat ketakutan kini, Mix yang menghindar belakangan ini saja hampir membuahnya gila, bagaimana dengan Mix yang benar-benar mengatakan bahwa ia akan menjauhinya, dunianya akan hancur. 

"Itu gak normal Earth." Balas Mix tanpa belas kasih.

"Mix." Panggil Wongratch pelan.

Mix menatap Wongratch dengan raut datar, dan berlalu meninggalkan rumah Earth. Wongratch langsung mengerjar Mix dan pamit terburu-buru kepada Tul. Tidak tau menahu mengenai apa yang kini sedang terjadi kepada Mix dan Earth.

Tul berjalan mendekati Earth yang sudah menutup wajahnya dengan tangannya. Tul merangkul anak laki-laki satu-satu nya itu. Rangkulan Tul langsung saja membuat tangisan Earth terdengar. Pria tampan berkulit tan dan bertubuh besar itu kini tengah menangis di pelukan ayahnya.

Hatinya dihancurkan tanpa ampun. Bahagianya di akhiri dengan kesakitan. Alih-alih melanjutkan perjuangan cintanya, orang yang ia cintai memintanya untuk berhenti dan kini memutuskan untuk menjauhinya. 

Dunia Earth seakan hancur seketika.

Tubuhnya yang awalnya sudah tidak baik-baik saja, menjadi lebih buruk.

Senyum yang Awalnya ia kira akan mengobatinya justru berakhir dengan menyakitinya.

Earth mencintai Mix dan itu adalah kenyataan. 

Tangisannya menjadi saksi bisu akan hal itu.

Berhenti mencintai seseorang itu tidak mudah.

Dan semakin sulit jika orang yang ia cintai meminta langsung kepadanya untuk berhenti mencinta.

Bagaimana Earth bisa melakukan itu, dissat dunianya adalah Mix.

Disaat semuanya selalu tentang Mix.

Disaat dimana semua rencana masa depannya ada Mix.

🌎🪐

Waktu berlalu dengan sangat cepat. Setelah makan malam itu Mix benar-benar menjauhi Earth. Dia benar-benar membuktikan ucapannya. Menghabiskan waktu lebih banyak dengan dirinya sendiri, bahkan teman-temannyapun jarang bersamanya. Mix tau bahwa sesekali Earth masih menanyakan kabarnya kepada Pond dan Win yang tentu saja sudah ia larang memberitahukan tentangnya kepada Earth, meskipun Earth masih melihatnya setiap hari di sekolah.

Lalu bagaimana dengan Earth. Semenjak kejadian itu, hatinya yang terluka sepertinya membuat tubuhnya juga ikutan terluka. Earth kembali pingsan setelah hampir sejam menangis dan harus dirawat di rumah sakit selama tiga hari. 

Sama seperti Mix yang memegang ucapannya, Earth juga memegang ucapannya dengan terus mencintai Mix, meskipun pria itu terang-terangan menjauhinya. Ia memberhentikan Luke dan klub fotografi dari mengikuti Mix, karena Mix langsung datang ke klub fotografi dan mengambil semua fotonya dan bahkan mengancam bahwa ia akan mengatakan kepada sekolah mengenai perbuatan mereka padanya. 

Dan selanjutnya, waktu berjalan begitu saja. 

Kelulusan mereka tinggal sebulan lagi. Hari ini mereka harus menyerahkan formulir pendaftaran universitas mereka kepada wali kelas masing-masing.

Pond dan Win sudah membawa selembar formulir mereka dan menghampiri Mix. Mereka mengajak Mix untuk menyerahkan formulir itu bersama meningat tujan Universitas mereka sama, tapi Mix menolak dan mengatakan bahwa ia akan mengantar sendiri fomulirnya. Pond dan Win hanya bisa setuju tanpa membantah. Mereka memutuskan untuk mengantar fomulir mereka dan meninggalkan Mix.

Mix menatap kepergian Pond dan Win dengan pandangan yang tidak dapat diartikan. Ada sedikit kesedihan di wajahnya tapi tidak ada yang tau apa arti kesedihan itu.

Mix mengeluarkan dua lembar formulir dari tasnya. Ia menatap kedua lembar kertas itu dengan lekat. Butuh sekitar sepuluh menit bagi Mix untuk melihat kedua lembar kertas itu. Tidak ada yang tau apa isi dari kedua lembar kerta itu, yang ada hanyalah raut wajah Mix yang terlihat sedih saat harus memasukkan lembar kertas yang ia pengang di tangan sebelah kanannya.

Mix melangkahkan kakinya menuju ruang guru. Dia membuka pintu ruang guru secara perlahan dan mendekati Pak An yang menatapnya dengan senyuman.

"Saya senang sama pertemanan kalian Mix." Ucap Pak An memulai pembicaraan.

"Sejak awal impian kamu adalah Chula, berkat kamu semua teman kamu ikut ke Chula. Bahkan Earth, Bright dan Phuwin juga mendaftar ke Chula. Bangga saya dengan kalian." Lanjut Pak An dengan senyuman lebarnya, tapi tidak mendapat tanggapan dari Mix.

"Oke, mana formulir kamu?" Tanya Pak An akhirnya meminta kepada Mix melihat Mix hanya menatapnya tanpa ekspresi.

"Ini pak." Ucap Mix sambil menyerahkan formulir yang sejak tadi ia genggam.

Pak An mengambil formulir itu dengan senyuman. Seiring dengan matanya membaca, seiring itu pula senyumannya memudar. Pak An menatap Mix dengan penuh tanya setelah ia selesai membaca formulir Mix tersebut.

"Mix." Panggil Pak An penuh keraguan.

"Saya harap teman-teman saya tidak tau isi formulir saya pak." Pinta Mix dengan tegas.

Pak An hanya menghela nafas dan mengangguk, mengiyakan permintaan Mix padanya. Mix yang meminta itu langsung undur pamit kepada Pak An.

"Tapi Mix, mereka akan sangat sedih." Ucap Pak An sekelum Mix benar-benar meninggalkannya.

"Mereka akan baik-baik saja pak." Balas Mix dengan senyuman simpul dan berlalu meninggalkan Pak An yang menatapnya tidak mengerti.

His Promise [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang