"COBA KALIAN NGACA, GANTENG-GANTENG HOBBYNYA BERANTEM." Hardik seorang guru pria paruh baya kepada dua anak muridnya yang wajahnya sudah penuh lebam dan bekas luka.
Guru itu terlihat sangat marah dan kesal kepada dua orang murid yang kini tengah menunduk dihadapannya.
20 menit sebelumnya..
"PAKKKKKK.." Teriak seorang murid laki-laki sambil berlari kearah guru laki-laki paruh baya yang kini tengah sibuk menyendokkan nasi ke mulutnya.
"Apa lagi Metawin? Sudah saya bilang sebelumnya kalau masuk ke ruangan guru itu sopan, pakai permisi, jalan pelan-pelan. Tidak teriak sambil lari-lari begini." Balas guru laki-laki itu menasehati Metawin untuk kesekian kalinya.
"ITUUU PAKKKK...ITUU.." Teriak Metawin mengacuhkan nasehat gurunya itu.
"APA SIH WIN." Balas guru itu dengan teriakkannya juga seketika membuat Metawin terdiam.
"Pak An, Mix dan Earth berantem lagi." Ucap Metawin dengan pelan.
"DIMANA?" Balas guru yang bernama pak An itu langsung berlari keluar dari ruangan guru meninggalkan Metawin yang kebingungan.
"PAK JANGAN LARI-LARI PAK. PAKK INGAT UMURR PAKKK." Teriak Metawin sambil mengejar Pak An.
"DIMANA?" Tanya Pak An lagi masih dengan berteriak.
"Di...lap...angan...pakk." Balas Metawin dengan ngos-ngosan.
Pak An yang mengerti akan balasan Metawin semakin menambah kecepatannya menuju lapangan dan meninggalkan Metawin yang sudah berhenti berlari.
Suasana lapangan sangat ramai, banyak yang menyorakkan perkelahian antara dua murid laki-laki itu. Beberapa murid berusaha memisahkan mereka, tapi sepertinya percuma.
"MIX SAHAPHAP, EARTH PIRAPAT KERUANGAN SAYA SEKARANG ATAU KALIAN SAYA KELUARKAN DARI SEKOLAH INI DENGAN TIDAK HORMAT!" Perintah Pak An membuat seluruh tatapan mata menatap takut padanya.
Semua murid yang tadinya penonton dan pendukung langsung berlari menuju kelas masing-masing meninggalkan dua murid yang kini sudah tidak berkelahi akibat teriakan sang guru.
Pak An menggelengkan kepalanya memperhatikan kondisi mengenaskan kedua muridnya itu. Satu murid nya dengan kulit Putih susu dan wajah manis menurutnya itu, kini terlihat penuh dengan lebam di wajahnya. Satu lagi si tampan berkulit tan yang sudah penuh akan bekas luka.
Flashback on
"Saya kecewa dengan kalian." Ucap Pak An pelan sambil melihat dua muridnya itu.
"Saya tidak meminta kalian untuk saling mencintai, hanya meminta kalian untuk tidak memperdulikan satu sama lain dan fokus pada diri sendiri tanpa mencampuri urusan satu sama lain. Kenapa itu sulit bagi kalian?" Lanjut Pak An dengan emosi yang kini jauh lebih stabil.
"Mixxiw, kamu bilang ke saya bahwa kamu adalah calon mahasiswa hukum, tapi lihat diri kamu sekarang, kamu mencerminkan prilaku yang sangat berbeda dari mahasiswa hukum, yang seharusnya mencari jalan damai malah memilih kekerasan. Earth, kamu calon mahasiswa kedokteran, calon orang yang nanti berprofesi membantu orang untuk sembuh, malah hobby menyakiti diri sendiri dan orang lain." Ucap Pak An lagi.
"Sekarang jelaskan sama saya siapa yang memulai dan apa alasannya." Pinta Pak An kepada muridnya itu.
"Earth yang mulai pak, dia mukul saya duluan." Balas muridnya yang dengan wajah manis yang sudah penuh lebam.
"Mix ngambil sarapan saya pak, saya tahan dan gak marah, tapi dia ngambil makan siang saya juga pak." Ucap muridnya yang memilki kulit berwarna tan.

KAMU SEDANG MEMBACA
His Promise [END]
Romancekematiannya menjadi luka yang sangat menyakitkan bagi orang yang ia tinggalkan. Kehidupan mereka sebelumnya, sepertinya masih enggan untuk membuat semesta percaya akan cinta mereka. Lalu bagaimana dengan kehidupan ini? apakah semesta sudah memperca...