Seorang pria mengedarkan pandangannya pada pemandangan kota malam Skotlandia yang kini terpampang indah didepannya. Pemandangan yang selama enam tahun belakangan selalu menemaninya. Ia terlihat sangat menikmati sapuan lembut angin di wajahnya.
Seorang gadis berjalan pelan mendekati pria tersebut dan mengusap lembut punggungnya sambil tersenyum simpul saat sang pria melihat kearahnya.
"Akhirnya ya." Ucap gadis itu dengan nada lega.
Sang pria tidak menanggapi hal itu, hanya membalas dengan senyuman menandakan bahwa ia merasakan hal yang sama dengan gadis itu.
"Gua kangen rumah." Ucap sang gadis .
"Gua juga." Balas sang pria.
"Tapi sayangnya gak ada siapa-siapa dirumah." Lanjut sang gadis yang dibalas dengan anggukan setuju sang pria.
"Kenapa lo gak ke Thailand langsung sig? Nyokap-bokap lo kan disana." Lanjut sang gadis itu dengan pertanyaan.
"Gua kangen rumah." Balas sang pria tanpa memandang sang gadis.
"Yakin cuma kangen rumah? Lo juga punya rumah di Thailand." Ucap sang gadis menggoda si pria.
Sang pria tidak membalas godaan itu, dia hanya kembali menatap pemandangan didepannya.
"Gua rasa dia juga kangen sama lo." Ucap sang gadis membuat si pria langsung menatapanya.
"Gua kangen mereka." Balas si Pria dengan senyuman yang tidak dapat dimengerti.
"Mereka atau dia?" Tanya sang gadis dengan senyum menggoda.
"Sarah." Ucap si pria menanggapi godaan sang gadis.
"Ayolah Mix, gua udah enam tahun sama lo. Lo kangren mereka gua percaya, percaya banget malah. Tapi lo juga kangen dia dan gua percaya lo lebih dia daripada mereka." Balas Sarah lembut.
"Gua yakin mereka udah lupa sama gua, apalagi dia." Tanggap Mix.
"Dan gua meyakini kalau mereka gak lupa sama lo, apalagi dia." Balas Sarah berlawanan dengan Mix.
".."
"Lo kan tau dari teman lo yang selalu ngabarin lo Lewat email semua tentang keadaan mereka selama enam tahun belakangan ini, dan juga lo tau kalau dia juga rutin ngirimin lo email. Ya meskipun setahun belakangan dia udah jarang ngeemail lo." Lanjut Sarah.
"Gua.."
"Oke-oke sepertinya kita gak bisa lanjutin percakapan ini karena lo gak mau ngebahas ini. Iya kan?" Ucap Sarah memotong ucapan Mix.
"Jadi gimana, lo masuk kerja kapan?" Tanya Mix mengalihkan topik mereka.
"Minggu depan, eh wait. Huft gua bingung banget sama lo, kenapa sih Mix lo nolak ajakkan Prof Ge untuk lanjut S2? Lo tau kan Prof Ge itu sayang banget sama lo." Balas Sarah dengan tanya dan nada histeris.
"Gua kangen rumah." Balas Mix dengan santai.
"Huh, gua tau, tapi gak makesense Mix." Ucap Sarah masih dengan nada histeris.
"Udah cukup Sar, udah cukup enam tahun." Balas Mix dengan lembut dan penuh makna yang langsung membuat Sarah menatapnya dengan penuh perhatian.
"Oke gua ngerti, jadi setelah balik lo bakalan ngapain?" Tanya Sarah setelah diam beberapa detik.
"Gua kerja." Balas Mix singkat.
"Dimana?" Tanya Sarah.
"Di firma hukum lo." Balas Mix yang memancing keterkejutan Sarah.
"SERIUS LO MIX? HWAAAA SENANG BANGET GUAAA." Balas Sarah penuh kegirangan dan memeluk Mix.
Mix hanya bisa membalas pelukan hangat Sarah tanpa mengatakan apapun. Mereka bersahabat sejak enam tahun lalu, saat mereka sama-sama menjadi mahasiswa baru di Fakultas Hukum. Persamaan negara membuat Mix dan Sarah nyaman satu sama lain. Hubungan mereka tidak lebih dari seorang sahabat, hal itu karena Sarah sudah memiliki kekasih dan Mix sudah menyukai seseorang.
Mix dan Sarah memang tinggal bersama di sebuah apartment yang cukup luas di dekat kampus. Mereka memutuskan keluar dari asrama saat beberapa bulan menempati asrama. Alasannya sederhana, karena jam asrama yang cukup ketat, sedangkan Mix dan Sarah merupakan tipikal yang tidak bisa diatur oleh jam. Pacar Sarah merupakan pembisnis muda yang tinggal di Amerika. Pacar Sarah juga tau bahwa kekasihnya tinggal bersama Mix, dan itu tidak menjadi permasalahan apapun karena ia mempercayai Mix dan juga dia merasa akan lebih aman jika Sarah tinggal bersama Mix. Pacar Sarah hanya berpesan kepada Mix untuk menjaga Sarah selama dia tidak ada di sekitar gadis itu, tapi pesan itu tidak pernah ditanggapi oleh Mix, karena buktinya Sarahlah yang selalu menjaga Mix.
Pernah sekali Sarah mendapati Fanboy Mix yang mengikuti Mix ke apartment dan berakhir di gebuking habis-habisan oleh Sarah. Mix bahkan heran bagaimana Sarah bisa menggebuki Fansnya itu sampai harus di rawat selama tiga minggu di rumah sakit, padahal saat dia bertanya apakah Sarah berlatih karate, boxing atau apapun itu yang dapat membantunya menjaga diri, Sarah hanya menjawab dia tidak pernah mengikuti hal seperti itu.
Semenjak kejadian itu, rumor beredar bahwa yang mendekati Mix dengan sembarangan akan digebuki oleh Sarah. Sehingga fangirl ataupun fanboy Mix mendekati Sarah terlebih dulu untuk meminta izin, tapi tidak ada yang pernah di izinin oleh Sarah.
🌎🪐
"MIXXIW CEPETANNNN." Teriak Sarah memanggil Mix yang tidak kunjung keluar kamar padahal flight mereka dua jam lagi.
"SABARRR." Balas Mix dengan teriakkan juga.
Mix keluar kamar dengan tergesa-gesa menenteng beberapa tas di bahunya. Sarah yang melihat hal itu hanya bisa diam dan menggelengkan kepalanya, tidak heran lagi jika Mix seperti ini. Sahabatnya itu sangat plin plan. Seminggu yang lalu mereka sudah memulangkan semua barang yang perlu mereka pulangkan terlebih dahulu ke Indonesia, sehingga nanti pada saat mereka pulang mereka tidak perlu kerepotan. Tapi yang namanya Mix sepertinya sangat ingin repot.
Setelah bicara singkat di balcon tadi malam, Mix izin keluar untuk membeli makanan. Seharusnya kembali jam 10 an, Mix kembali jam 1 pagi dengan banyak paperbag di tangannya. rencana awal membeli makanan hanyalah kebohongan belaka.
Sarah membantu Mix membawa satu tas dan berjalan mendahului Mix menuju taxi yang sejak tadi sudah menunggu mereka. Mix hanya tersenyum senang dengan bantuan sahabatnya itu, bagaimanapun dia yakin bahwa Sarah tidak akan membiarkannya menderita sendirian.
Selama perjalanan Sarah memberikan wejangan kepada Mix, mulai dari kesalahan Mix sebulan belakangan dan juga kekesalannya tadi. Mix hanya mendengarkan dalam diam, tidak berniat menyanggah atau melakukan apapun. Jika Sarah sudah memberikan wejangan sebaiknya diam, jika tidak tasnya yang dipegang Sarah akan berakhir di jalanan.
Sesampainya di Bandara, Mix dan Sarah harus berlari, karena pesawat yang akan mereka tumpangi akan berangkat.
Perjalanan menuju Indonesia membutuhkan waktu sekitar 29 jam 15 menit dengan transit dua kali.
Selama perjalanan Mix dan Sarah banyak mengobrol, mengenai pekerjaan atau apapun, seperti restaurant yang sudah sejak lama ingin Sarah datangi. Obrolan mereka bertahan sekitar 10 jam an dan selebihnya dihabiskan untuk tidur.
Sarah yang masih terbangun melihat kearah Mix yang sudah tertidur nyenyak disampingnya. Gadis itu mengelus pelan rambut hitam Mix. Tangannya mengambil foto yang sejak tadi dipegang Mix dan juga kalung dengan cincin yang sudah terukir sebuah nama yang sama dengan nama yang ada di foto.
"Dia sangat merindukannya. Dasar bodoh, lo selalu berani kalau berhadapan dengan kriminal, tapi sangat pengecut dalam hal ini. Bertahun-tahun lo selalu bawa buku ini, foto ini dan cincin ini, heran gua." Ucap Sarah pelan sambil mengalungkan kalung itu di leher Mix secara perlahan dan meletakkan kembali foto itu didalam buku kecil dengan cover jas dokter yang teletak disamping Mix.
KAMU SEDANG MEMBACA
His Promise [END]
Romancekematiannya menjadi luka yang sangat menyakitkan bagi orang yang ia tinggalkan. Kehidupan mereka sebelumnya, sepertinya masih enggan untuk membuat semesta percaya akan cinta mereka. Lalu bagaimana dengan kehidupan ini? apakah semesta sudah memperca...