2000
Rumah duka itu terlihat sangat ramai.
Orang-orang berbaju hitam berjalan pelan berusaha masuk kedalamnya.
Begitu juga dengan seorang pria yang mengenakan jas hitamnya.
Pria itu berjalan pelan namun pasti mendekati peti Putih yang didalamnya terlihat seorang pria tampan berkulit tan tertidur dengan damai.
Pria itu tidak bisa mendekati peti itu terlalu dekat, pasalnya seorang pria yang kini terlihat berantakan dengan wajah yang bengkak dan pucat tengah menangis di sebelah peti.
Rumah duka itu ramai, tapi seakan tidak ada orang didalamnya.
Hanya terdengar satu suara yang begitu pilu.
Suara tangisan yang begitu menyakitkan menandakan hati yang terluka.
Pria yang berdiri tak jauh dari peti itu adalah Tul, Tul Pirapat. Seorang anak tunggal keluarga Pirapat dan juga sahabat lama serta jauh pria yang kini tertidur damai didalam peti itu.
Tul tidak Tanya seorang sahabat, melainkan juga saksi bisu perjalanan hidup pria yang kini Tengah tertidur damai itu.
Tul menatap teduh pria yang menangis itu, seolah mengemban semua air mata orang yang tengah berduka di rumah duka itu, bahkan ia mengakui bahwa ada tangisannya di dalam tangisan pria itu.
"Wattha, gua datang. Maaf baru bisa ketemu lo sekarang setelah beberapa tahun gak ketemu lo. Tha lihat deh, orang yang selalu lo ceritain ke gua setiap hari sekarang nangis tha disebelah lo. Gua baru tau Tha, lo tega banget jadi orang, ngebiarin orang yang lo cintai nangis disebelah lo. Tha coba deh buka mata lo, lihat baik-baik tha. Dia kehilangan lo banget Tha. Dia butuh lo bangun dan meluk dia Tha. Bangunn Tha. Gua mohon bangun Tha.." Ucap Tul dalam hati terhenti karena tubuhnya refleks bergerak cepat ke arah pria yang menangis itu.
Pria itu ambruk.
Membuat semua orang semakin melihatnya prihatin.
Tul dengan sigap memapah tubuh itu.
Mereka membawanya ke sebuah kursi, mengipasi, serta memberinya minyak angin agar pria itu kembali ke kesadarannya.
Tul membiarkan pria itu tertidur beralaskan pahanya.
"Tubuhnya bergetar Tha."
"Kesedihannya membuatnya hancur Tha."
"Bahkan di ketidaksadarannya, dia masih mencarimu Tha."
"Dia memanggil namamu Tha."
setiap orang memiliki cerita mereka masing-masing bersama Wattha. Begitu juga Tul. Dia dan Wattha tumbuh bersama. Meskipun berasal dari status sosial yang berbeda.
Wattha tumbuh dan besar di panti asuhan, sedangkan Tul tumbuh dan besar di sebuah keluarga yang cukup terpandang. Kepribadian Wattha yang sangat menyenangkan mampu membuat semua orang menyayanginya dengan tulus, itulah yang membuat keluarga Tul senang Tul berteman dengan Wattha dan juga keluarga Wongratch yang merestui hubungan Wattha dan Wongratch.
Tul mengalihkan pandangannya kepada Wattha yang tertidur dengan damai. Kini tidak ada lagi sapaan pagi melalui emailnya, tidak ada lagi cerita mengenai Wongratch di penghujung harinya, tidak akan ada lagi seseorang yang uring-uringan karena cinta dan bercerita padanya, tidak akan ada lagi Wattha di kehidupannya.
Pikiran Tul melayang kepada salah satu surat Wattha yang pernah ia terima, surat cinta yang selalu ia dapatkan untuk Wongratch, tapi sedikit berbeda dari yang lainnya karena surat itu seperti pesan Wattha padanya.
"Aku sangat mencintai Wongratch, Amat sangat. Jika semesta mengambilnya lebih dulu, maka aku akan memilih pergi dengan sukarela bersamanya. Tapi jika semesta memintaku kembali lebih dulu aku tidak akan mempermasalahkannya. Aku tau aku akan meninggalkan Wongratch, tapi janji bahwa di kehidupannya yang lain aku akan menemani, mencintai dan menjadi pasangannya hingga kita tua, bersama selamanya dan bahagia. Jika aku disuruh memilih pergi lebih dulu meninggalkan Wongratch atau Wongratch pergi lebih dulu meninggalkanku, maka jawabannya adalah aku akan memilih pergi lebih dulu. Sebenarnya bagus bukan? aku bisa berdiskusi pada semesta tanpa sepengetahuan Wongratch. Hahahaha aku bercanda. huh apapun itu jika aku pergi kau tidak perlu melakukan apapun Tul, tidak perlu menjaga atau menemani Wongratch. Jangan menghiburnya juga, aku akan cemburu padamu. Hahahaha bukankah surat ku terlalu ambigu? Aku juga tidak tau bagaimana bisa memikirkan hal ini. Tiba-tiba saja aku berfikir bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini, cepat atau lambat semesta pasti meminta kita kembali. Saat pemikiran itu ada dibenakku Wongratch adalah hal pertama yang Aku ingat, karena dia adalah duniaku, atensiku dan cintaku." -Wattha
"Lo memikirkan Wongratch tha? Gua rasa tidak, Lo adalah orang yang paling anti melihat Wongratch terluka, tapi sekarang lo adalah orang yang membuat dia terluka. Lo egois Tha, lo pergi tanpa berfikir bahwa Wongratch juga mencintai lo sama seperti lo mencintainya atau bahkan lebih." -Tul.
"Gua akui itu tul, tapi gua adalah orang yang mencintai Wongratch dan gua tau bahwa Wongratch lebih kuat dari gua. Dia bisa bertahan dan menjalankan hidup tanpa gua. Sedangkan gua tidak sekuat itu, tanpa Wongratch, gua mati tul." -Watthanasetsiri.
![](https://img.wattpad.com/cover/293820587-288-k728847.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
His Promise [END]
Romancekematiannya menjadi luka yang sangat menyakitkan bagi orang yang ia tinggalkan. Kehidupan mereka sebelumnya, sepertinya masih enggan untuk membuat semesta percaya akan cinta mereka. Lalu bagaimana dengan kehidupan ini? apakah semesta sudah memperca...