O28

340 79 2
                                    

semua orang menunggu dengan khwatir di depan ruang IGD, mereka terdiam sambil berharap Winwin akan baik-baik saja. Hyunsuk, kara dan bibi Nam bergantian menghubungimu, tapi tidak ada satupun dari panggilan mereka yang kamu angkat. 

hal itu tentu saja semakin membuat bibi Nam khawatir, di jam yang sudah hampir tengah malam begini dengan kondisi Winwin yang belum pasti, wanita paruh baya itu juga ikut mengkhawatirkan dirimu. 

"(y/n) sudah baca pesannya, tapi dia tidak membalas apapun," ujar Kara menunjukan pesannya yang sudah di baca olehmu. 

"syukurlah, yang penting dia sudah mengetahui hal ini," ujar Hyunsuk. 

tiba-tiba dokter keluar dari ruang IGD,dia langsung menemui bibi Nam yang sedari tadi menunggu kedatangannya. 

"bagaimana keadaannya dok?" tanya bibi Nam.

"kecelakaan yang di alami oleh pak Winwin sangat mengakibatkan dia terbentur keras dengan bagian depan mobil, terlebih lagi dia tidak menggunakan seatbeltnya dengan baik hingga terpental sejauh 3 meter dari mobilnya. kondisi pak Winwin masih dalam kondisi kritis, untuk beberapa hari ini kamu akan memantaunya di IGD," ujar dokter menjelaskan kondisi Winwin kepada bibi Nam.

semua orang yang mendengar itu langsung terdiam,mereka tidak menyangka bahwa kondisi Winwin akan memburuk seperti ini. di saat yang lain masih mendengar penjelasan dokter, kara pergi ke sudut lorong, mencoba menelfon dirimu lagi berharap kamu akan mengangkatnya. 

tapi hasilnya nihil, kamu tetap tidak menjawab telfon ataupun membalas pesannya. 

"kenapa?" tanya Hyunsuk yang menyadari Kara berdiam di pojok lorong sendiri.

"kita harus cari (y/n), dia harus tau hal ini bukan?" tanya Kara. Hyunsuk langsung mengangguk dan izin kepada bibi Nam untuk pergi mencari dirimu bersama dengan Kara. 

Hyunsuk langsung pergi dengan Kara mengendarai motor mulai dari kampus hingga rumahmu, tapi mereka tidak menemukanmu dimana-mana. bahkan mereka pergi ke perusahaan Winwin dan tidak mendapati dirimu juga disana. 

sudah hampir 1 jam mereka mencari keberadaan dirimu yang sama sekali tidak di ketahui dimana. sampai saat mereka tengah menunggu lampu merah, mata Kara tak sengaja melihat dirimu yang tengah berjalan berdua dengan seorang laki-laki.

buk buk buk

sontak tangan kara menepuk pundak Hyunsuk berkali-kali membuat laki-laki itu kesakitan. Hyunsuk membuka kaca helmnya dan menoleh ke arah kaca spion yang memantulkan wajah Kara.

"gue liat (y/n), disana," ucap Kara menunjuk ke arahmu yang masih sibuk bercanda dengan laki-laki tersebut.

"mau ikutin?" tanya Hyunsuk.

"yaiyalah, tapi jangan sapai ketahuan," ujar Kara. Hyunsuk langsung mengangguk dan menurunkan kaca helmnya. bertepatan saat itu lampu berubah menjadi hijau, Hyunsuk langsung melajukan motornya pelan mengikuti dirimu. 

tapi, melihat kamu berjalan ke area yang sepi,Kara dan Hyunsuk memilih untuk mengikutimu sembari berjalan. di sela-sela itu Kara menyempatkan dirinya untuk menelfon dirimu. mereka berdua melihat dirimu yang menatap ke arah layar ponselmu yang menampilkan panggilan dari kara. 

tapi kamu malah mematikan ponselmu dan memasukkannya ke dalam tas. laki-laki itu mengajakmu masuk ke dalam sebuah apartement.

"dia nolak telfon gua? dia gila?" tanya Kara yang tak percaya melihat kelakuanmu. 

"marah-marahnya nanti aja, ayo cepet ikutin," keluh Hyunsuk menarik Kara yang masih sibuk mengeluh. mereka sampai di depan lobby apartment dan mencoba masuk ke dalamnya, tapi, satpam apartemen tersebut menahan mereka berdua. 

"maaf, bisa lihat kartu kepemilikan anda?" tanya satpam tersebut, kara langsung menoleh ke arah Hyunsuk yang langsung membuka dompetnya. bukannya mengeluarkan kartu dia malah mengeluarkan uang sebesar 500.000 dan memberikannya kepada satpam tersebut. 

"saya beli kartu bapak," ujar Hyunsuk mengambil kartu satpam tersebut yang menggantung di baju satpam.

"tapi and-"

"lumayan pak, beli rokok kenyang ampe 2 minggu," ujar Kara sebelum masuk. 

"terima kasih ya,"

Kara langsung menepuk bahu Hyunsuk bangga dengan laki-laki itu. bagaimana bisa dia menyogok satpam dengan begitu mudah. 

" zaman sekarang, duit lebih laku," ucap Hyunsuk. 

mereka berdua berhenti di depan lift, menatap ke arah monitor lift yang menunjukkan angka 9 yang berarti lift yang kamu naiki berhenti di lantai 9. dengan cepat kedua sejoli ini langsung naik lift dan berhenti di lantai 9.

sesampainya di lantai 9, ada sekitar 12 pintu yang berjejer di lorong,berarti ada 12 kemungkinan yang bisa mereka tebak keberadaanmu sekarang. tapi, saat mereka mau menyelusuri lorongnya, kamu dan laki-laki tersebut keluar dari sebuah kamar dengan berganti pakaian. 

hal itu membuat kara dan Hyunsuk langsung masuk ke tangga darurat sebelum ketahuan oleh dirimu. 

"dia ganti baju, lo liat cowonya kan?" tanya Kara kepada pacarnya itu.

"lo kenal cowonya? dia park jihoon tau," ucap Hyunsuk mengenali laki-laki yang bersama denganmu sekarang. 

"park jihoon? si anak hukum?" tanya Kara yang langsung di angguki oleh Hyunsuk.

"hahahaha iya, gue juga suka ko, makasih cincinnya."

"gue rasa cocok sama lo, jadi gue pilih yang itu."

"oh iya, Winwin? gimana lo mau jelasin sama dia?"

" dia gak perlu tau, lagian kita berdua udah mau cerai kok" 

brak!

kamu dan Jihoon langsung terkejut mendapati pintu tangga darurat terbuka begitu keras. Jihoon dengan cepat menarik tubuhmu ke belakangnya. disana ada Hyunsuk dan Kara yang menatap ke arahmu dengan tatapan kecewa. 

"(y/n)! bisa-bisanya lo berduaan disini sedangkan suami lo kritis di rumah sakit," ucap Kara yang tak habis pikir denganmu.

"kara lo jangan nu-"

"minggir," ujar kara mendorong tubuh Jihoon menyingkir membiarkan dirinya mendekat ke arahmu yang masih terdiam. tatapan mata Kara melirik ke arah tanganmu yang menggenggam sebuah kotak cincin. 

Kara langsung tertawa remeh melihat hal itu, sedangkan kamu langsung menyembunyikan kotak cincin itu ke belakangmu dan menatap ke arah Kara. 

"ra, ada hal yang perlu gue selesain sendiri dan gak perlu campur tangan lo," ujarmu yang membuat Kara langsung terkejut mendengarnya. Dirinya langsung tertawa sarkas mendengar ucapanmu.

"okay, gue gak bakal ikut campur masalah lo lagi, tapi lo inget, kesempatan gak bakal datang 2 kali dan perceraian gak nyelesain semua masalah,"  ucap Kara dengan nada yang benar-benar kesal kepadamu.perempuan itu langsung berbalik dan masuk ke dalam lift. 

"(y/n), setiap masalah ada penyelesaiannya, jangan lupa jenguk Winwin, dia kritis," ucap Hyunsuk sebelum masuk ke dalam lift. setelah pintu lift tertutup kamu membuang nafasmu panjang bersandar di tembok,Jihoon langsung menghampirimu dengan Khawatir.

"lo gak papa? mau gue antar pulang?" tawar Jihoon. kamu langsung menggeleng kecil.

"lo pulang aja, masih ada yang mau gue urus dulu," ucapmu yang langsung di angguki oleh Jihoon. kalian berdua langsung turun ke lantai dasar dan Jihoon menunggu dirimu mencari taxi. 

setelah mendapatkan taxi,kamu langsung pamit untuk pergi terlebih dahulu. di dalam taxi kamu melirik jam tanganmu yang sudah menunjukkan pukul setengah 12 malam. berkunjung ke rumah sakitpun sudah tidak bisa.

"pak, ke kantor Danadyaksa ventures,"

"baik bu,"

■■■■■
Haiii
Apa kabar? Semoba vaik hehehe
Jangan lupa untuk votemnet yaaa
Oh iya, author fifi akan comeback lagi niiii jadiii maaf ya kalau selama penulisan dari part 4 sampai 28 ini kalian gak srek sama gaya penulisan aku, karena sebelumnya memang author fifi yang revisi penulisan aku hehehe:)
Pokoknya dukung terus cerita ini ya♡
Di tunggu part selanjutnya♡♡

ᴏᴜʀ ʟɪꜰᴇ ᴅɪꜱᴛᴀɴᴄᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang