tahun 2008
sehari sebelum tanda tangan peminjaman danaseorang anak perempuan berlari masuk ke dalam rumahnya. dia menenteng selembar kertas dengan nilai yang sempurna masuk ke dalam rumah. dia mencopot sepatunya asal dan meletakan tas asal saking senangnya.
dia mendorong pintu kayu yang ada di depannya dan langsung membawa dirinya masuk ke ruangan kerja sang ayah. anak perempuan itu menghampiri ayahnya yang sibuk menerima panggilan telfon sedari tadi.
" pah, aku dapat nilai sempurna di pelajaran menggambar, lihat-lihat, guruku memberi banyak bintang disini," seru perempuan tersebut menunjuk stempel bintang yang ada di kertasnya.
mendengar ucapan putrinya dia langsung segera menutup telfnnya dan langsung memusatkan perhatiannya kepada putrinya tersebut. dia mengambil kertas yang ada di tangan putrinya dan melihat kertas tersebut.
"apakah ini oshiana yang menggambarnya?" tanya sang ayah.
"tentu saja, oshiana (y/n) satu-satunya murid yang dapat peringkat pertama dalam tugas ini,"ujar putrinya menyombongkan hasil belajarnya. sang ayah hanya bisa tertawa mendengar ocehan putrinya lalu menyimpan hasil kerja putrinya di atas meja kerjanya.
"memangnya, kamu mau jadi apa kalau sudah besar?" tanya sang ayah.
anak perempuan itu langsung menimang dagunya dengan tengannya. berpikir keras seolah ini adalah ujian pilihan hidup dia untuk kedepannya. setelah menemukan pilihannya anak perempuan itu langsung tersenyum lebar
"seorang arsitek," jawabnya.
"arsitek? kenapa?" tanya sang ayah yang penasaran kenapa putri kecilnya ingin menjadi seorang arsitek.
"karena gambar aku bagus," jawabnya dengan polos. sang ayah langsung tertawa saat mendengar hal itu.
"dan juga, aku ingin membuat rumah untuk kalian,yang nyaman tapi juga modern." ujarnya yang di setujui oleh sang ayah.
"semua profesi itu bagus, apapun yang mau kamu lakukan papah akan mendukung kamu," ucap sang ayah.
tringgg... tring....
mereka berdua langsung menoleh ke arah telfon rumah yang kembali berdering. melihat hal itu, sang ayah hanya tersenyum kecil kepada putrinya.
"nanti kita main lagi ya, papah angkat telfon ini dulu," suruh sang papah. anak perempuan itu mengangguk kecil dan pergi keluar dari ruang kerja papahnya.
"Saya akan melindungi anda dan putra anda, jangan khawatir! Berhentilah menghubungi kediaman saya."
tut
ayahmu menutup telfonnya dengan kesal. panggilan dari orang yang sama berturut-turut masuk untuk menanyakan perjanjian yang sebenarnya sama sekali tidak ia harapan.
dia melepas kacamatanya dan meletakannya di atas meja, memijit pelipisnya perlahan untuk meredakan pusing yang merajalela di kepalanya. tak lama dari itu, seorang perempuan masuk ke dalam ruang kerjanya menyodorkan sebuah amplop coklat kehadapannya.
"mari bercerai,"
pria tersebut hanya bisa menghela nafasnya panjang dan membuka isi amplop tersebut dan membacanya. setelah itu dia mengambil pena dan menandatangani surat perceraian tersebut tampa pembelaan apapun.
"hak asuh (y/n), aku yang ambil," ujar wanita tersebut yang langsung di tatap oleh suaminya.
" tidak, dia satu-satunya penerus perusahaan saya, kamu tidak bisa membawanya,"
"penerus perusahaan? perusahaanmu akan bangkrut! apa yang mau di teruskan kepadanya? kemiskinan dan sisa dari permasalahan hutang perusahaanmu itu?" tanya sang istri.

KAMU SEDANG MEMBACA
ᴏᴜʀ ʟɪꜰᴇ ᴅɪꜱᴛᴀɴᴄᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]
Fanfiction"Sebuah bayangan yang membuat jarak diantara kami."ㅡWinwin. Imagine about you and Winwin. [Sequel dari : Camaraderie] Direkomendasikan untuk membaca season pertama untuk yang belum, chek akun @firasbluelight. Collab season 2 Aracelli with Aevmeryn🌸...