O33

434 85 5
                                    

Kamu terdiam mendengar ucapan winwin tadi. Kepalamu menoleh ke arah wajahnya, melihat tatapan tukus Winwin yang masih terus menatap ke arahmu.

"Win,jangan main-main sama perkataan lo," ujarmu.

Mendengar hal itu Winwin langsung menggeleng cepat. Sebenarnya kamu benar-benar melihat Winwin tulus mengucapkannya tapi entah kenapa pikiranmu tidak sama dengan hatimu.

"Apanya yang main-main? Gue serius ngucapin hal tadi," ujar Winwin dengan senyuman di wajahnya.

Dia bahkan mengeluarkan sekotak cincin dari sakunya dan mengeluarkan cincinmu yang masih berada di dalam kotak, dia memakaikan cincin tersebut kepadamu.

" gue serius (y/n),"lanjut Winwin.

Kamu melepaskan tangan Winwin yang sedari tadi menggenggam tanganmu. Kamu menghela nafasmu panjang sebelum berkata lagi.

" Win, sidang perceraian itu bukan suatu hal yang main-main. Lo mgasih gue surat cerai waktu itu, tapi sekarang lo berubah pikiran dan gak hadir di sidang tadi, Lo kira gue apa Win?"

"Lo sama aja mempermainkan kehidupan gue tau gak!"

Winwin langsung terdiam mendengar keluhanmu. Tangannya langsung lemas dan kepalanya menunduk menatap ke arah lantai.

" kalau hidup gue terus kayak gini, lo bakal ngajuin surat perceraian berapa kali? Dan gagalin sidang perceraian berapa kali lagi?" Tanyamu dengan nada yang benar-benar sarkas.

"Jadi berhenti buat kehidupan gue rumit Win! Lo harus bener-bener pikirin keputusan lo, pikirin apa keputusan lo bakal buat orang lain menderita atau nggak! Jangan cuma pikirin perasaan dan kehidupan lo doang," ujarmu yang benar-benar muak.

" dan untuk pertanyaan lo, gue butuh waktu buat jawabnya," ujarmu lalu pergi meninggalkannya. Winwin yang melihat hal itu langsung turun mengejar dirimu.

"Oshiana (y/n)! Dengerin gue dulu! (Y/n)!"

Winwin terus berteriak sembari mengejar dirimu. Kamu terus berjalan cepat mencoba meninggalkan Winwin, tetapi tiba-tiba perutmu terasa sangat sakit hingga kamu terjatuh ke jalan.

" (y/n)," winwin langsung menghampiri dirimu, melihat wajahmu yang penuh keringat. Dengan cepat Winwin membawa dirimu berlari kembali ke rumah dan membawamu masuk ke dalam mobil.

Ting!

Kamu merasa Cincinmu terlepas dari jarimu. Tanganmu mengengkat perlahan ke arah wajah Winwin, mencoba mengisyaratkan cincinmu terlepas dari jarimu.

" kalo lo marah sama gue, setidaknya jangan nyakitin anak gue!" Ujar Winwin yang benar-benar kalut dan tak memperdulikan isyaratmu.

Kamu yang sudah kesakitan hanya bisa terdiam dan berharap cincin tersebut tidak menghilang.Dia langsung melajukan mobilnya menuju ke rumah sakit.

■■■■

" bapak tenang saja, istri anda hanya mengalami kram hamil. Janin yang ada di perut istri bapak juga baik-baik saja," jelas dokter.

Winwin langsung menghela nafasnya panjang dan berterima kasih kepada dokter. Setelah itu dia langsung masuk ke dalam ruang rawatmu dan menghampiri dirimu yang pura-pura tertidur.

" lo harusnya inget kalau lagi hamil, ceroboh banget jadi cewe," cibir Winwin yang membuatmu langsung membuka matamu dan menoleh ke arahnya tajam.

" gu-"

"Jangan banyak ngomong, tidur aja lagi," suruh Winwin.

Kamu langsung mendengus kesal dan menarik selimutmu hingga sebatas leher. Lalu menyampingkan tubuhmu menghadap ke arah kanan membelakangi Winwin.

ᴏᴜʀ ʟɪꜰᴇ ᴅɪꜱᴛᴀɴᴄᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang