O32

392 87 3
                                    

niat awalmu menunggu Winwin adalah cafetaria, tapi mengingat cafetaria kantor yang sudah tutup membuatmu langsung pergi keluar dari perusahaan Winwin dan duduk di bangku taman perusahaan. 

"hai, udah lama gak ketemu win, ih aneh banget gak sih?"

"apa kabar lo? udah sehat? gak gak aneh banget,"

"udah sembuh? ya belum lah kan tadi lo liat dia pake kursi roda," gumammu yang bingung berbicara dengan Winwin nanti. pasalnya entah kenapa kamu begitu gugup untuk menemuinya.

"tapi pas gue ngunjungin dia di rumah sakit tadi, kok masih di ICU, sedangkan sekarang dia udah bisa pergi ke kantor?" tanyamu bingung. 

kamu menghela nafasmu panjang mencoba tak memperdulikan masalah Winwin. kamu melipat tanganmu di depan dada dan memandangi langit yang terhiasi banyak bintang. 

"kenapa hari ini banyak bintang?" gumammu pelan. 

"Akh!, hei! tendanganmu keras juga, kamu laki-laki kan?" tanyamu saat bayi di dalam perutmu menendang dirimu cukup keras. 

"Kalau dia laki-laki, gue harap dia gak jadi kayak gue," 

kamu langsung membeku seketika mendengar suara Winwin dari arah belakangmu, kamu langsung menegakan tubuhmu dan menetralkan nafasmu yang entah kenapa semakin cepat.

"terima kasih bi, tunggu saya di mobil saja," ujar Winwin berterima kasih kepada bibi Nam yang sudah mengantarnya. 

" baik pak," ucap bibi Nam. sekilas bibi Nam menatap ke arah dirimu sebelum pergi. bibirnya tersenyum melihat dirimu yang baik-baik saja. 

"dingin?" tanyanya dan akan membuka Jas nya, kamu langsung menggeleng cepat dan mengeratkan cardiganmu. 

" nggak papa," jawabmu singkat. 

winwin menghela nafasnya panjang dan menyodorkan tangannya ke arahmu yang membuatmu sedikit kebingungan. 

"mari berpisah baik-baik," ujar Winwin. kamu langsung menatap ke arah matanya, matanya yang mulai memerah menahan tangis membuatmu sangat iba melihatnya. 

"maaf kalau gue ada salah sama lo selama ini, maaf gue gak bisa jadi laki-laki yang terbaik buat lo," ujar Winwin yang masih membuat dirimu terdiam. 

"maaf untuk semuanya (y/n)," ujar Winwin yang akhirnya meneteskan air matanya. kamu yang melihat Winwin menangis untuk pertama kalinya membuatmu benar-benar sedih karenanya. 

kamu langsung berdiri dari dudukmu dan mengeluarkan sebuah sapu tangan dari kantong cardiganmu. meletakannya di atas tangan Winwin dengan cepat. 

"sampai bertemu di persidangan," ucapmu tak berani menatap ke arah mata Winwin.setelah itu kamu pergi meninggalkan Winwin sendiri sembari menangis. 

Winwin melihat ke arah sapu tangan yang kamu berikan untuknya. itu adalah sapu tangan yang sama saat kamu berikan untuk Winwin di lift dulu. hal itu membuat Winwin semakin menyesali keputusannya. 

"Tapi, selalu ada kesempatan untuk memperbaiki semuanya,"

■■■■■

Dua minggu sudah berlalu dan Hari persidangan pertama di mulai, seluruh pihak yang berkepentingan mulai memasuki ruang sidang. Kamu yang sedari tadi sudah berada di ruang sidang tidak melihat keberadaan Winwin sedari tadi.

Kamu melirik ke arah jam di tanganmu yang menunjukan pukul 2 siang, artinya sidang akan segera di mulai.

" mari kita mulai,"

Persidangan langsung di mulai tanpa adanya perwakilan dari pihak Winwin. Hal itu menyebabkan persidangan sempat tertunda selama 10 menit.

"Karena pihak penggugat tidak hadir dalam persidangan pertama ini, kami menyatakan bahwa pihak penggugat tidak memiliki keseriusan dalam kasus perceraian ini."

ᴏᴜʀ ʟɪꜰᴇ ᴅɪꜱᴛᴀɴᴄᴇ [ᵂⁱⁿʷⁱⁿ ˣ ʸᵒᵘ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang