I L U N G A 22

118 14 5
                                    

Song Playlist - Here Always (Seungmin SKZ)

Kalau aku bilang nangis, nangis, yaw, xixixiPastiin kalian baca ini sambil dengerin lagu di atas, deh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau aku bilang nangis, nangis, yaw, xixixi
Pastiin kalian baca ini sambil dengerin lagu di atas, deh.

Boleh minta votenya dulu?

Happy Reading!

Lala berdiri di tepian balkon kamar yang diberi pembatas besi di sisinya. Angin malam kali ini cukup dingin sampai membuat bulu kuduknya sedikit meremang. Ia terduduk pada kursi yang ada sambil memandang jauh ke depan. Entah ada apa di sana, hanya saja malam ini perasaan Lala begitu sendu. Setelah tiba-tiba dia dihadapkan dengan Dirga dan Mahesa dalam waktu yang bersamaan, hatinya merasa gamang.

Lala tidak boleh seperti ini. Ia sudah memutuskan jika apa yang ada di masa lalu, maka akan selamanya menjadi masa lalu. Dan apa yang ia hadapi sekarang akan menjadi penentunya di masa depan. 

Lala mengalihkan pandangan pada jalanan yang ada di depan rumahnya karena kebetulan letak kamarnya di lantai dua dan langsung mengarah pada jalanan. Tanpa sengaja pandangannya menangkap sosok lelaki yang berdiri di sebelah sebuah motor besar bewarna putih di tepi jalan. Lelaki itu balik menatap Lala sambil melemparkan senyuman lebar dan melambaikan tangan.

Mata Lala memicing untuk memperjelas siapa manusia yang berdiri di tepi jalan sambil melambaikan tangan padanya itu.

"Dirga?" lirihnya setelah ia bisa dengan jelas mengetahui siluet tubuh dan wajah lelaki itu yang terkena terpaan sinar lampu jalanan. "Ngapain dia malam-malam di situ?"

Lama mereka saling bertatapan tanpa ada suara dan gerakan. Hingga akhirnya Dirga bergerak untuk mengambil ponselnya di saku celana. Menekan nama Lala sebagai tujuan panggilannya. Menunggu beberapa detik, tetapi belum ada jawaban di seberang sana.

Dirga mengangkat ponselnya ke udara, menunjukkan layarnya yang menampilkana nama dan profil Lala di sana. Menunjuk ponselnya dengan sebelah tangan, memberi isyarat agar Lala mengangkat panggilannya.

Lala menerima isyarat yang dikirimkan oleh Dirga di seberang jalan sana. Ia melirik ponselnya yang bergetar dengan layar yang menyala di meja kecil sebelah kursi. Ia sengaja tidak langsung mengangkat. Lala menebak-nebak apa yang akan lelaki itu katakan melalui sambungan telepon tersebut. Dan apa yang lelaki itu lakukan di malam hari berdiri seperti orang bodoh di seberang jalan.

Baru pada detik ke lima, Lala mengambil ponselnya dan menjawab panggilan dari Dirga.

"Halo,"

"Kenapa belum tidur?" Suara Dirga terdengar hangat dan berat dalam sambungan telepon.

Sambil menatap sosok Dirga yang masih setia berdiri di sebelah motor dengan cahaya temaram dari lampu jalanan, Lala menjawab, "Belum ngantuk. Lo sendiri kenapa malam-malam masih di luar? Di depan rumah gue?"

Lala mendengar suara tawa kecil di seberang sana. Ia bisa melihat Dirga mengusap tengkuk lehernya sambil terus menatap tempat Lala berdiri. "Gue khawatir. Itu aja, sih. Nggak boleh, ya?"

ILUNGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang