Jangn pelit vote dan komennya dong>.<
Happy Reading~
Sepulang sekolah hari ini, Lala mendapati Dirga sudah menjemputnya di depan gerbang sekolah. Lelaki itu mengenakan kaos hitam dilapisi jaket denim dan celana panjang tengah bersandar di body motor sambil berbincang dengan beberapa anak cowok yang ia tahu dulu pernah satu ekstrakurikuler dengan lelaki itu.
"Langsung pulang?" Kata Dirga ketika melihat Lala sudah berdiri di dekatnya dan beberapa anak laki-laki tadi memilih untuk menyingkir.
Lala menganggukkan kepalanya sambil menerima helm dan memakainya. "Ngomongin apa tadi? Kaya serius banget."
"Nggak ada. Tadi mereka minta wejangan aja. Biasalah, wejangan senior ke junior."
"Halah, nggak percaya, tuh."
Setelah basa-basi tersebut dan Lala sudah duduk dengan tenang, motor Dirga mulai melaju membelah jalanan padat ibukota. Tidak berapa lama motor ducati putih itu berhenti di salah satu kafe yang terlihat cukup fancy dan nyentrik diantara deretan ruko dan tempat makan lainnya.
"Mampir dulu, ya?"
"Tumbenan ngajakin mampir ke tempat beginian. Biasanya juga tempat makan padang atau warung pecel lele." Lala memicing curiga sambil berjalan beriringan dengan Dirga.
Sebelum mereka benar-benar memasuki kafe, Dirga menghentikan langkahnya sebentar dan berdiri menyerong memperhatikan Lala dari atas sampai ke bawah.
"Kenapa?"
Tanpa banyak bicara, Dirga melepas jaket denimnya dan menyampirkannya di pundak gadis tersebut, oh bukan, saat ini Lala ada adalah gadisnya. Bahkan tak tanggung-tanggung, ia membantu memakaikannya pada tubuh mungil Lala.
"Ada apa, nih?"
"Nutupin seragam kamu."
"Lah, kenapa? Malu kamu jalan sama anak SMA?" Lala mencebikkan bibirnya tidak suka karena merasa Dirga mungkin saja merasa tidak nyaman atas keberadaannya dikarenakan dirinya yang masih mengenakan seragam SMA.
"Udah nurut aja."
Setekah membantu Lala memakai jaketnya dengan benar, lelaki itu lalu merangkul tubuh Lala dan berakhir berjalan berdampingan memasuki kafe layaknya sepasang kekasih.
"Jawab dong, kamu malu jalan sama aku karena aku masih pakek seragam? Pantesan kemarin-kemarin ngajakin nongkrongnya ke tempat makan sama warung makan pinggir jalan doang."
Mereka memilih tempat duduk dekat jendela yang menampilkan refleksi dari kepadatan kota metropolitan ini. Siapa yang tidak heran jika pasangan kalian sebelumnya hanya pernah mengajak makan ke tempat makan biasa, tiba-tiba saja tanpa ada angin dan hujan membawamu ke kafe seperti saat ini?
"Yakin kamu nggak apa-apa ke sini pakek seragam gitu?"
"Yakinlah. Kenapa emang? Kamu, kan, yang malu kalau jalan sama anak yang masih sekolah. Gaya banget, padahal lulus juga belum ada setahun."
Dirga menahan diri untuk tidak tertawa melihat Lala yang mendumal sendiri.
"Kok ketawa?"
Dirga memajukan dagunya sambil sedikit menahan senyum, "Coba deh lo liat orang-orang di sini."
Otomatis Lala mengedarkan pandangannya. Dari mulai ujung pojok dan segala penjuru kafe memang terlihat nyaman dan cozy. Cukup masuk akal untuk dibuat tempat nongkrong anak-anak muda dan yang sedang kasmaran. Tapi ketika ia mengamati penjuru kafe tersebut, satu hal yang ia sadari bahwa tidak ada satupun siswa SMA yang masih berseragam yang main ke tempat ini. Menemukan dirinya sendiri yang memakai seragam SMA berada di ruangan ini mungkin akan membuatnya merasa tidak nyaman. Dan Dirga menyelamatkannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
ILUNGA √
عاطفيةBudayakan: FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA [Sequel BESIDE ME] Katanya kalau sudah hancur, masih bisa diperbaiki. By the way, ini hati, bukan perabotan yang masih bisa diakali untuk bisa utuh kembali. Katanya kalau terlambat, masih bisa diulang lagi. B...