I L U N G A 07

265 39 19
                                    

Play Multimedia - Ex by SKZ

Hoping you enjoy it~

Vote dan komennya jangan lupa;)

*

Jam seminarnya sudah selesai sejak 15 menit yang lalu. Lala dan Meta memilih duduk selonjoran di bawah pohon rindang menikmati angin sepoi-sepoi sambil melihat aktivitas mahasiswa/i lain di sekitar mereka. Tiga hari di Surabaya Lala dan Meta mulai hapal tempat-tempat asyik untuk bersantai di kampus ini.

Seperti saat ini, mereka sama-sama bersantai di bawah pohon rindang sembari merangkum materi seminar yang beberapa di share di grup untuk dipindah ke dalam binder.

"Eh, iya, lo udah dapet buku yang kemarin Pak Sam suruh cari? Gue nyari di gramedia sama toko buku sampek jebot kagak ketemu-ketemu," sungut Meta sambil mencebikkan bibirnya karena kesal.

Lala hanya tertawa kecil sambil mengeluarkan buku yang cukup tebal dengan warna yang sudah mulai menguning dan cukup usang melainkan masih layak untuk dibaca.

"Nih, gue dapet, dong."

"Kok bisa? Lo nyari dimana?"

Mulai ditanya seperti itu tiba-tiba saja membuat Lala gugup dan sulit menjawab. Berkali-kali ia mengalihkan pandangan berharap Meta tidak menunggu jawaban darinya.

"Gue nanya, Lak. Sumpah, ya, gue udah muter-muter ke toko buku satu Surabaya kagak ketemu."

Lala berpikir keras sambil menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak gatal. Jujur, dirinya beruntung banget kemarin Dirga dengan baik hati mau membantu mengantarkannya ke tempat buku loak di belakang alun-alun. Untung kemarin ia tidak menolak dan mengabaikan ajakan Dirga dan memutuskan mencari buku usang tersebut di gramedia.

"Gua dapetnya di toko buku belakang alun-alun," ucap Lala pelan, berharap Meta tidak mendengarkan atau bahkan mengabaikan begitu saja.

"Seriusan lo? Tahu darimana di belakang alun-alun ada yang jualan buku? Sumpah gue kemarin muterin Surabaya sama Rayan yang notabennya udah tahu Surabaya lebih lama dari gue aja masih kagak ketemu."

"Adalah pokoknya."

Mata Meta memicing curiga ke arah Lala. Pasalnya dia tidak yakin perempuan itu bisa tahu begitu saja tempat-tempat yang ada di Surabaya ini.

"Tahu gitu kemarin gue ikut lo, La. Percaya sama Rayan sama Dita nggak ada hasilnya malah ngabisin duit mulu nongkrong di kafe sama mall," gerutu Meta.

Lala sedikit mengangkat senyum simpul si sudut bibirnya. Ia sangat berterimakasih pada Dirga kemarin berkat lelaki itu ia bisa mendapatkan buku ini sehingga ia bisa lolos kena omelan dosen.

Ponsel di genggaman tangan Lala tiba-tiba berdering dan menampilkan nama Mahesa di sana. Dahinya mengernyit bingung, kemudian memilih bangkit dari duduk untuk mengangkat telepon tersebut.

"Gue angkat telepon dulu, ya, Ta."

Tanpa menunggu jawaban dari Meta dan raut penasaran sahabatnya itu, Lala segera menyingkir mencari tempat nyaman dan aman untuk mengangkat teleponnya.

"Ya? Halo?"

"Halo, Lala. Kamu dimana?"

"Saya di... kampus." Lala menjawab dengan nada yang tidak yakin dan bingung. Memangnya di waktu sekarang ini dimana dirinya jika tidak sedang ada di kampus? "Kenapa nelpon, Kak?"

"Saya di kampus kamu sekarang. Kamu dimananya?"

Untuk sekian detik, telinga Lala rasanya berdengung cukup lama. Riuh suara di sekitar sudah samar tidak terdengar lagi, sampai suara di seberang sana menyadarkan dirinya dari keterkejutan.

ILUNGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang