Budayakan: FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA
[Sequel BESIDE ME]
Katanya kalau sudah hancur, masih bisa diperbaiki. By the way, ini hati, bukan perabotan yang masih bisa diakali untuk bisa utuh kembali.
Katanya kalau terlambat, masih bisa diulang lagi. B...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Song Playlist - Sisa Rasa (Mahalini)
Please banget, vote dulu sebelum membaca ya!
Happy Reading!
Lala menjatuhkan kepalanya pada meja tepat setelah dosen keluar meninggalkan kelas. Ia benar-benar tidak memiliki semangat untuk menjalani kegiatan di hari ini. Setelah ini masih ada satu mata kuliah siang dan sisa waktunya hanya akan habis begitu saja sambil menunggu waktu berikutnya. Ya, setidaknya Lala hanya akan bermalas-malasan di kelas saja tanpa berminat kemana-mana.
"Lo nggak keluar, La?"
"Nggak, ah. Lagi males."
Meta yang sudah berdiri di sebelah meja Lala, menggerakkan sebelah tangan dan menempelkan punggung tangannya pada dahi sahabatnya. Memeriksa suhu tubuh peremuan itu dan tidak ada yang salah. Suhu tubuh Lala sudah normal.
"Gue udah nggak sakit, Meta." Lala memberikan pernyataan kepada sahabatnya itu untuk mengklarifikasi kondisinya yang sudah lebih sehat.
"Yaudah, yuk, keluar cari makan."
"Males, ah. Lo sendiri aja."
"Ih, kok gitu? Temenin lah, La. Gitu amat lo sama sahabat sendiri nggak mau temenin juga?!"
Lala menegakkan tubuhnya. Matanya memicing menatap Meta dengan dahi mengerut heran. "Lo kaya nggak punya temen selain gue, deh, Met."
"Itu tahu!!! Ayuklah, Lala. Gue traktir, deh. Di depan ada nasi goreng Gloria. Lo nggak kangen sama nasi gorengnya? Ih, gue tiap keinget suiran ayam, telur, harum bumbunya, udah ngiler duluan."
Pada akhirnya dengan sedikit paksaan dan tarikan Meta, Lala setuju untuk ikut mengisi perut di tempat nasi goreng Gloria yang sahabatnya katakan tadi.
"Oh iya, lo tahu? Masa Dirga balik ke Jakarta!" ungkap Meta selama mereka berjalan menyusuri koridor kelas sampai pada gerbang kampus.
Lala yang sebenarnya sudah mengetahui hal itu, menggigir bibir bagian bawahnya sedikit tidak nyaman dan merasa bersalah. Ia lupa memberitahu Meta akan hal itu. Karena tidak mau Meta mencurigainya, Lala langsung menyesuaikan diri dan mengatur keterkejutannya supaya terlihat senatural mungkin.
"Oh, ya? Lo tahu dari mana emang?"
"Biasa, dari Rayan. Dia juga balik ke sini. Dan lo tahu apa?"
Mereka berhenti sebentar di pinggiran jalan raya hendak menyeberang. Lala sibuk menoleh ke kanan dan ke kiri memeriksa kendaraan yang lewat sebelum pada akhirnya mereka menyeberang. Maklumi saja karena jalanan depan kampus mereka cukup ramai dan termasuk dalam jalanan padat di waktu-waktu tertentu. Apalagi di jam istirahat makan siang seperti saat ini. Untuk itu meraka harus dua kali lebih hati-hati dalam menyeberang untuk sampai pada warung nasi goreng Gloria di ujung jalan sana.
"Apa?"
"Masa ceweknya Dirga yang di Surabaya itu ikut ke sini?" kata Meta tidak percaya. Ia sampai harus menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Bucin banget emang mereka berdua."