Budayakan: FOLLOW DAHULU SEBELUM MEMBACA
[Sequel BESIDE ME]
Katanya kalau sudah hancur, masih bisa diperbaiki. By the way, ini hati, bukan perabotan yang masih bisa diakali untuk bisa utuh kembali.
Katanya kalau terlambat, masih bisa diulang lagi. B...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Song Playlist - Treat You Better (Shawn Mendes)
*
WARNING!!!
KONTEN SENSITIF 21+
Buat kalian yang belum cukupp umur, bisa skip dulu, ya. Aku jamin ini nggak akan ngerubah jalan cerita di bab selanjutnya kok.
Aku cuma mau nunjukin sepertii apa sih hubungan Dirga dan Kinan selama ini. Karena di bab awal-awal pasti kalian sudah tahu meskipun secara nggak langsung merepa pernah punya 'hubungan itu'.
Jadilah pembaca yang bijak, ya.
Kalau suka, jangan lupa kasih vote dan komennya, luv;)
Happy Reading~
*
Dirga memarkirkan motornya pada halaman sebuah gedung apartemen. Ia menaiki lift sampai pada lantai 5 dan segera menyusuri lorong. Ketika menemui pintu dengan nomor apartemen yang ia cari, ia langsung menekan bel.
Tidak berapa lama kemudian, pintu terbuka dan menampilkan sosok Rayan di sana dengan wajah yang masam.
"Gue nyerah sumpah, ya. Itu cewek susah banget di ajak keluar kamar buat makan. Dari kemarin ngedekem di kamar nggak mau keluar makan kalau bukan sama lo katanya," oceh Rayan sambil mengikuti Driga yang langsung menuju pada bilik pintu salah satu kamar.
"Dia sama sekali nggak mau makan?"
Rayan menoleh pada meja makan dengan makanan yang masih utuh dari pagi tadi. Sebenarnya ada juga makanan kemarin yang sudah basi dan ia singkirkan masih utuh tidak tersentuh di sana.
Menjawab pertanyaan Dirga, Rayan hanya menganggukkan kepalanya. "Coba lo bujuk buat keluar, deh. Takut kalau mati kelaperan di dalam, kan, nggak lucu."
Dirga maju mendekati pintu dengan cat bewarna putih di depannya. Sebelah tangannya terangkat untuk mengetuk pintu tersebut. Tiga kali ketukan, tidak ada jawaban dari sana.
"Kinan, keluar bentar, ya? Kata Rayan kamu dari kemarin nggak ada makan apa-apa."
Hening. Lagi, Dirga mengetuk pintunya. "Kinan, ini aku Dirga. Keluar makan, ya?"
Baru setelahnya, Dirga mendengar suara kunci di putar dari balik pintu sampai pada Kinan memperlihatkan wajahnya dari balik pintu.
"Kamu darimana aja, Ga? Kamu ninggalin aku dari kemarin." Dari balik pintu itu wajah Kinan menyembul. Wajahnya pucat dan tampak berantakan dari yang Dirga lihat.
Melihat penampilan perempuan itu yang sudah sangat mengenaskan, Dirga mendorong pintu kamar itu supaya terbuka sempurna dan manarik keluar Kinan dari sana.
