I L U N G A 05

354 51 15
                                    

Jangan lupa vote dan komennya!

Happy Reading~

Jangan lupa play lagu yang di mulmed ya~ 😘 Lagi bucin SKz trus nemu lagu yang bagus banget 😍

***

Jadwal hari ini berakhir lebih cepat jika dibandingkan dengan jadwal yang harusnya masih satu jam tersisa. Napas lelah diembuskan oleh beberapa mahasiswa kedokteran yang mengikuti studi banding tahun ini. Nampaknya semua orang terlihat kelelahan dan ingin segera mengosongkan isi kepala dengan sesuatu yang menyenangkan. Kurang lebih 4 jam berada di ruangan auditorium yang disulap menjadi kelas umum membuat pikiran rasanya sungguh berat dan penuh.

"Lo habis ini mau kemana?"

Ketika ditanya seperti itu oleh Meta, Lala berpikir sejenak kemudian mengecek jam tangannya yang menunjukkan pukul 1 siang.

"Gue ada janji ketemu sama Kak Rayan. Mau ikut?" Tanyanya sembari membereskan buku dan outer hijau armynya hari ini.

Tadi pagi ketika mengetahui keberadaan Lala di Surabaya melalui story instagram Meta, Kakak kelasnya sewaktu SMA sekaligus merangkap sebagai sohib dekatnya Dirga langsung menghubunginya dan membuat janji temu. Awalnya ia enggan dikarenakan sudah lama sekali ia tidak berhubungan dengan siapapun yang masih memiliki ikatan erat dengan Dirga.

Lala tidak pernah menyangka perpisahan mereka akan seperti ini. Padahal ia tidak ingin terlalu mendrama dan membesarkan masalah, hanya saja apa yang terjadi di masa lalu itu sungguh membekas di ingatan Lala apalagi jika diingatkan kembali, rasa sakit itu kembali mencuat kepermukaan.

Meta langsung membuka matanya lebar akibat terkejut dengan nama yang barusan sahabatnya itu sebutkan. "Ngapain?!"

"Nggak usah mikirin yang aneh-aneh, deh, Ta. Gue sama Kak Rayan cuma reuni biasa. Silaturahmi, doang," jelas Lala meluruskan isi kepala Meta yang mungkin sudah mensuspect-nya dengan berbagai macam pikiran nyelenehnya.

"Siapa yang mikir aneh? Cuma, ya, siapa tahu aja lo pengen nyari tahu kabar mantan terindah lo itu, kan, lewat sohibnya."

Kan, apa yang Lala bilang. Sahabatnya ini selalu memiliki pemikiran yang over di kepalanya. Ia sampai menggelengkan kepala dan melenggang pergi meninggalkan Meta yang berusaha berjalan beriringan dengannya.

"Eh, tapi seriusan, ngapain lo ketemu sama Kak Rayan?"

"Kan, gue udah bilang kalau mau reuni, silaturahmi biasa. Hitung-hitung sambil jalan-jalan, kan. Daripada di asrama mulu. Bosen."

"Ya, oke. Gue ikut kalau gitu."

Akhirnya Lala bisa bernapas lega mendengar pernyataan yang Meta sampaikan. Dengan begitu dirinya tidak perlu untuk memaksa sahabatnya itu untuk ikut bertemu dengan Rayan. Setidaknya ada Meta yang bisa mencairkan suasana. Ada Meta yang bisa ia jadikan partner.

Hari ini jalanan begitu ramai dan bising. Untuk menyebrang jalan dari kampus menuju kafe yang ada di sebrang jalan harus menunggu bermenit-menit lamanya sampai rasanya kulit sawo matang Lala bisa terbakar jika tidak ada outer ini.

Ketika mereka berhasil menyebrangi jalan dan sampai pada kafe yang menjadi tempat janjiannya dengan Rayan, samar-samar, tanpa sepengetahuan Meta, Lala mengembuskan napas pelan.

Pintu kafe yang berlapis kaca tembus pandang itu Lala dorong sampai terdengar bunyi denting lonceng di atasnya yang menandakan bahwa ada pengunjung datang.

***

Dirga mengecek ponselnya yang menunjukkan notifikasi pesan masuk dari sahabatnya yang memintanya untuk bertemu di salah satu kafe dekat kampus Universitas. Tidak seperti biasa sahabatnya itu meminta bertemu di sebuah kafe yang sangat ia tahu itu bukanlah tempat yang cocok untuk dua orang lelaki bertemu, mengobrol apalagi nongkrong.

ILUNGA √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang