9

8.1K 884 28
                                    


Happy reading

Sial sial sial sial, chika terus merutuki kebodohannya.

Karena kelakuannya kemarin yang memakai mic penyiar radio sekolah untuk mengumumkan bahwa ara hanya miliknya seorang.

Tanpa berfikir panjang bahkan chika tidak memikirkan dampak apa yang didapatkannya.

Alhasil sekarang chika dipanggil keruangan opahnya. Sudah hampir satu jam chika duduk tapi opahnya masih belum mau berbicara dengannya.

Chika seperti tidak dianggap didalam ruangan ini. Pasalnya daritadi opahnya terus melakukan pekerjaannya tanpa melirik kearah chika sedikit pun.

"opah" Panggil chika dengan suara yang pelan. Ia menundukkan kepalanya tidak berani menatap opahnya.

"maafin chika, chika gak bakal ulangin lagi kok opah"

"selama ini saya selalu memaklumin sikap kamu chika. Tapi bukan berarti kamu bisa seenaknya seperti kemarin, kamu tau berapa kerugian yang dibayar kesekolah untuk iklan yang gagal kita siarkan dijamnya?"

"maafin opah chika" Chika semakin merasa bersalah. Pasti opahnya sangat marah sekarang dengan dirinya.

"keluarlah, opah sudah mengambil jam pelajaranmu satu jam" Titah opah chika yang bernama march lanz.

"tapi opah"

"kembali ke kelasmu Yessica Queen Tamara!" opah chika sengaja menekan nama cucunya.

"baik, kalau gitu chika pamit. Sekali lagi chika minta maaf opah"

Chika membungkukkan badannya dan langsung keluar dari ruangan kepala sekolah. Chika yakin pasti opahnya sangat marah. Bahkan meliriknya saja opahnya tidak mau.

Chika berjalan dengan perasaan kesal. Saat ingin menuruni tangga menuju kelasnya. Ia melihat ara berjalan melewati taman.

Mau kemana ara?. Pikir chika.

Chika mempercepat langkahnya menuruni tangga. Chika terus mengikuti ara dari belakang. Ara menghentikan langkahnya lalu berbalik badan.

Chika mengatur nafasnya yang deg-degkan kenapa dirinya takut dilihat ara?. Apakah ini termasuk dengan menguntit juga?.

Chika mengeryitkan dahinya saat melihat ara memasuki ruangan kecil. Ruangan apa itu?. Kenapa ia baru melihatnya.

Chika memberanikan dirinya berjalan mendekati ruangan yang dimasuki ara. Saat chika ingin meraih gagang pintunya. Pintu sudah terbuka duluan.

Ekspresi muka chika langsung pucat pasi. Ia seperti ketahuan mencuri.

Ara menutup pintu ruangan lalu berjalan meninggalkan chika yang diam mematung. Sebenarnya ara tidak terlalu kaget saat melihat chika.

Ara memang merasa seperti ada orang yang mengikutinya. Tapi ara tidak menduga kalau orang itu adalah chika.

Apa yang membuat chika berkeliaran saat jam pelajaran seperti ini?. Bukannya chika termasuk dalam golongan orang-orang yang tidak suka bolos?. Ara menggelengkan kepalanya mencoba menghapus fikirannya tentang chika.

Chika masih diam ditempatnya. Mau ditaro dimana mukanya?!!. Setelah kedapatan kalo dirinya mengikuti ara. Astaga imagenya pasti akan langsung menjadi buruk dihadapan ara.

Sebentar-sebentar dirinya kan masih penasaran dengan ruangan yang ada didepannya ini. Ini bukan tempat eksekusi orang-orang kan? Seperti dinovel-novel atau jangan-jangan. Chika menutup mulutnya.

Apa ara seorang psikopat?.

Chika menggeleng-gelengkan kepalanya. Kenapa ia menjadi berfikiran buruk tentang ara.

The Queen Be Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang