29

7.3K 961 96
                                    


Happy reading

Tersadar dari keterkejutannya chika langsung mendorong kuat badan ara agar menjauh dari dirinya.

Lo terlambat raa

"sorry gue gak bisa" Chika memundurkan langkahnya dan langsung pergi meninggalkan ara yang terdiam mematung ditempatnya.

Apa dirinya ditolak?.

Tangan ara masih mengambang diudara dirinya masih belum percaya dengan yang barusan terjadi. Kenapa semuanya menjadi berantakan seperti ini?.

Kenapa tidak sesuai dengan keinginan ara?.

Kenapa alurnya berbeda dengan naskah yang ia tulis sendiri?.

Sekarang semuanya menjadi kacau. Bahkan chika terang-terangan menolaknya. Dirinya harus apa?.

Ara menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan pikiran-pikiran yang tidak-tidak. Ara berbalik badan lalu berjalan keluar dari perpustakaan pribadinya untuk mengejar chika.

______

Chika berjalan dengan langkah kaki yang tergesa-gesa. Ia harus keluar dari rumah ara sekarang. Hanya itu yang ada dipikiran chika saat ini.

Chika tidak ingin terlalu jauh terlena dengan semua ini. Karena pada akhirnya dirinya dan ara tidak akan bisa bersama.

Kejadian tadi malam dan pagi sudah cukup bagi chika.

Saat lagi berjalan menyusuri lorong tiba tiba ada yang menyentuh pundak chika. Chika yang kaget pun langsung berbalik menatap orang yang menyentuhnya.

Chika bernafas lega saat melihat orang yang menepuk pundaknya bukanlah ara. Ia mengangkat alisnya menatap pelayan yang tadi membangunkannya.

"maaf nona chika, saya lancang menyentuh nona tapi daritadi saya memanggil nona. Nona tidak mendengarnya"

Chika membenarkan ucapan pelayan itu. Dia memang mendengar seseorang memanggilnya dari arah belakang. Tapi chika mengabaikannya seolah-olah tidak mendengar suara itu karena ia mengira itu adalah ara.

"ada apa, cepat! Gue mau pulang" Ucap chika dengan malas.

Pelayan itu tersentak."nyonya besar memanggil nona yessica ke ruang tamu" Pelayan mengatakan dengan gugup.

"antar gue" Pelayan menganggukkan kepalanya lalu berjalan didepan chika.

Chika pun mengikutinya walaupun dia bingung kenapa bunda ara memanggilnya. Chika hanya berharap dirinya tidak dalam masalah.

Saat sampai diruang tamu badan chika membeku melihat papanya beserta abangnya sedang berbincang-bincang dengan kedua orang tua ara.

Apa yang dilakukan papanya disini?.

"nona" Chika tersentak saat pelayan memanggilnya.

Chika pun berjalan dengan ragu-ragu mendekati ke empat orang itu yang lagi bercanda tawa.

"nahh ini chikanya sudah datang" Ariana berdiri dari kursinya dan langsung menyambut kedatangan chika. Ia menarik chika agar duduk disofa.

Chika yang ditarik seperti itu hanya bisa menerimanya dengan pasrah. Saat sudah duduk chika menundukkan kepalanya tidak berani menatap kearah papanya.

"gimana dek nginapnya seru?" Tanya kevin dengan menampilkan senyum mengejek.

Chika menelan ludahnya dengan susah. Ia mencoba mengangkat kepalanya menatap kearah arnold dan kevin.

"kamu ini kevin, selalu saja menjahili adek kamu" Arnold memukul paha putranya.

"aduh pah, kok kevin dipukul sih kan nanya doang lagian kevin sebagai abang yang baik sedang menanyai kabar adeknya" Ucap kevin sambil mengelus-elus pahanya yang dipukul oleh papanya barusan.

The Queen Be Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang