Happy reading
Ara mengerjapkan matanya berusaha menyamakan kontras cahaya yang masuk kedalam matanya.Dia sedikit menggeser badannya saat merasa bangsal yang ditempati neneknya sedikit bergerak. Ara menegakkan badannya menatap neneknya yang masih tertidur.
Ara berdiri dari kursinya merenggangkan badannya. Dia melirik kearah jam tangannya.
Tiba-tiba pintu ruangan terbuka. Ara membalikkan badannya menatap suster yang masuk kedalam sambil mendorong troli besi.
"ini sudah waktunya pasien minum obat, sarapan dan dimandikan." Uca suster itu dengan ramah.
Ara menganggukkan kepalanya dan langsung keluar dari ruangan. Dia mendudukkan dirinya dikursi yang sudah disediakan pihak rumah sakit.
Ara melihat kiri dan kanan koridor rumah sakit yang terlihat sepi. Hanya ada beberapa perawat yang lewat itupun mereka langsung masuk kedalam ruangan.
Ara menyandarkan kepalanya ditembok. Sambil menunggu perawat keluar dari ruangan neneknya.
Saat lagi menunggu tiba-tiba ara dikejutkan dengan seseorang yang menepuk bahunya. Ara menoleh untuk melihat orang itu.
"marcus?, sedang apa kau disini bukannya.." Ara menggantungkan kalimatnya saat melihat kedua orang tuanya berjalan mendekat kearahnya.
Ara sedikit terhayung kebelakang saat bundanya langsung menerjangnya dengan pelukan.
"kamu gak diapa apain kan sama nenek?" Tanya ariana dengan nada khawatirnya.
Ara menggeleng lalu melepaskan pelukannya. "bunda sama ayah kok bisa ada disini?" Tanya ara menatap bundanya.
"itu bunda kamu panik banget pas tau mamanya ngedrop, jadi terpaksa deh ayah batalin pertemuan sama rekan bisnis" Celetuk jake.
Ariana yang mendengar ucapan suaminya hanya memutar matanya malas. Bukankah suaminya yang sangat memaksa ingin pulang? Dengan alasan takut ara akan disakiti jika menjaga mamanya.
Sebenarnya ariana setuju dengan ucapan suaminya. Dia pun takut jika terjadi sesuatu dengan putrinya. Mengingat mamanya yang sangat membenci ara.
"misi, pak, bu. Pasien sudah kami mandikan, makan dan minum obat. Kalau gitu saya permisi" Setelah mengatakan hal itu perawat langsung pergi dari hadapan mereka.
"bunda masuk dulu ya, kamu disini aja sama ayah" Ucap ariana mengelus pipi ara lalu memasuki ruangan.
Bukan ariana tidak ingin ara bertemu dengan neneknya. Tapi ariana takut jika ara semakin sakit hati mendengar kata-kata mamanya.
"kenapa jagain nenek?, setelah semua yang dilakuin nenek ke kamu" Jake menatap ara yang berdiri sambil melihat kearah dalam ruangan lewat kaca yang ditengah pintu.
Ara berbalik badan melihat ayahnya yang menatap kearah dirinya. "karena dia nenek aku, seburuk apapun kelakuannya dia tetap jadi nenek aku" Walaupun tanpa ekspresi ara mengatakannya. Jake tetap paham yang dirasakan anaknya.
Sakit?, tentu saja. Seorang nenek yang seharusnya menyayangi kita dan membanggakan kita diteman sebayanya. Malah sebaliknya. Jangankan bangga bahkan untuk mengakui ara cucunya saja mama mertuanya tidak mau. Jake sungguh tidak mengerti dengan jalan pikir mama mertuanya.
Saat keduanya sibuk berbicara pintu ruangan terbuka. Keduanya sontak langsung melihat kearah ariana yang baru keluar.
"ara" Panggil ariana.
Ara mendekati bundanya. "bunda kenapa?" Panik ara saat melihat bundanya memeluknya dan langsung menangis.
"kamu mau kan ketemu sama nenek?" Ariana mengatakan dengan masih memeluk ara.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Be
DragosteYESSICA QUEEN TAMARA cucu dari pemilik sekolah Star High School karena cucu dari pemilik sekolah.chika menjadi semena mena disekolahannya sering membuat onar,membully orang orang yang berasal dari kaum miskin. Zahra Leonor Adickson adalah orang yang...