20

7.5K 900 41
                                    


Happy reading


Chika mengetuk-ngetuk mejanya menunggu bel istirahat berbunyi. Ia melirik jam tangannya, kenapa waktu seperti lama bergerak?!!.

Satu persatu siswa mulai masuk kedalam kelas. Chika terus memperhatikan pintu masuk menunggu kedatangan ara.

Senyuman terukir diwajah chika akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Chika terus melempar senyumnya kearah ara yang berjalan masuk kedalam kelas.

Saat ara duduk dikursinya chika semakin mengembangkan senyumnya. Ia menjadi tidak sabar bagaimana reaksi ara saat melihat surat itu.

Apakah hati ara akan berbunga-bunga?.

Atau sebaliknya?.

Tap

Tap

Suara derap langkah kaki seseorang mengalihkan perhatian semua orang  kecuali chika.

"ekhem-ekhem, bapak punya pengumuman mari sini perhatiannya"

Guru laki-laki yang berada didepan itu menatap satu muridnya yang masih enggan melihat kearah depan. "yessica".

Chika menolehkan kepalanya kearah depan.

"jadi gini anak-anak, bapak ingin menyampaikan bahwa hari sabtu akan ada diadakan pekan olahraga antar sekolah dan sekolah kita yang bakal jadi tuan rumah. Maka itu kami selaku guru-guru menujuk kelas ini sebagai kelas yang akan menampilkan pembukaan untuk acara ini. Apa ada pertanyaan?"

"gunanya osis apa pak?" Tanya seorang siswa cowok yang berpenampilan berantakan.

"emang sekolah ini punya osis?, perasaan gak dehh" Celetuk siswa perempuan yang disamping cowok tadi.

Seluruh didalam kelas tertawa. Guru yang ada didepan hanya geleng-geleng kepala. Ia menarik nafasnya lalu menghembuskannya. "kalau tidak ada pertanyaan, bapak pamit undur diri"

Setelah guru keluar dari kelas. Orang-orang kembali dengan kesibukannya masing-masing. Termasuk chika yang kembali menatap kearah ara.

Chika menatap kesal kearah ara. Padahal sudah bermenit-menit ia mengamati ara tapi ara masih tetap sama yaitu menulis.

Entah apa yang di tulis ara sampai begitu lama. Chika menopang dagunya apakah ia harus langsung memberi tahukan ke ara? Agar ara membacanya.

Tidak tidak, chika menggelengkan kepalanya. Kalau kayak gitu menurutnya kurang romantis.

20 menit telah berlalu

Oke, sekarang chika semakin dibuat kesal. Ia sudah menunggu begitu lama tapi ara masih belum membacanya. Ara memang sudah tidak menulis lagi tapi ia sekarang membaca buku.

Citt...

Decitan suara kursi membuat atensi yang berada didalam kelas menatap kearah chika. Chika pun memasang wajah datarnya berjalan kemeja ara.

Chika membungkukkan badannya mengambil surat tadi. Setelah itu ia menarik tangan ara keluar dari kelas.

Ara yang ditarik oleh chika tentu saja kaget. Tapi ia membiarkan chika membawanya entah kemana. Dibalik topeng ara tersenyum melihat tangannya dan tangan chika saling bertautan.

Chika menarik ara menuju rooftop. Saat pintu rooftop terbuka angin langsung menerpa wajahnya.

Setelah sampai dirooftop chika melepaskan tangannya dari ara. Ia menatap ara lalu menyodorkan surat yang dipegangnya kedepan ara. "nih".

Ara menatapnya dengan tatapan bingung. "surat?" Tanya ara. Chika menganggukkan kepalanya.

Ara mengambilnya lalu mulai membukanya. Chika yang melihat langsung cepat-cepat membalikkan badannya.

The Queen Be Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang