Happy reading"LO GILA CHIK? HAH!!" Siska berteriak mendengar penjelasan chika.
"gak tuh, buktinya gue gak masuk rumah sakit jiwa" Ucap chika dengan santai sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk kecil yang diberikan siska tadi.
"sumpah chik, kok lu jadi bego gini sih?" Siska mengatakan dengan nada menyindir. Tapi bukannya tersindir chika malah menyandarkan kepalanya dikursi mobil.
"bisa gak sih? Lo berhenti marah-marah mulu, gue capek dengarnya" Chika sudah jengah terus terusan diomeli oleh siska.
"gimana gue gak marah, sahabat gue yang pintar ini menjadi goblok gara-gara cinta"
"bukan goblok ye, ini tuh namanya berjuang" Siska mendelik.
Berjuang apanya?!!!!
"lo harus diapain sih chik biar sadar kalo ara tuh gak suka lo" Chika mengendikkan bahunya. Siska yang melihatnya hanya geleng-geleng kepala.
Siska tahu kenapa chika bisa sangat memperjuangkan ara bahkan sampai diperlakukan seperti ini pun chika tidak menyerah.
Bayangkan saja sahabatnya ini menunggu kedatangan ara selama 2 jam dibangku taman dan yang lebih parahnya chika tetap menunggu meski hujan deras.
Untung saja ia melewati taman saat itu dan melihat chika yang sedang duduk sendirian dibangku taman. Siska pun keluar dengan menggunakan payung lalu menjemput chika.
Awalnya chika menolak tawaran siska agar pulang bersama. Chika takut ara akan datang saat ia pergi. Tapi kalian tahu apa yang dilakukan siska? Agar chika ikut bersama dengannya.
Siska mengiming-imingkan bahwa dia akan membantu chika mengejar ara hal itu tentu saja langsung mendapat respon yang baik.
Siska berfikir kenapa ara tidak mau dengan chika. Padahal jika dilihat chika sudah sangat sempurna. Cantik iya, kaya iya pintar iya terus apalagi yang kurang dari sahabatnya ini. Sampai-sampai ara tidak meliriknya.
"jangan bengong deh, gue belum mau mati sebelum nikah sama ara" Siska yang mendengarnya tentu saja sangat ingin muntah.
"nikah? mimpi lo ketinggian, lo bicara aja gak pernah ditanggapi" Chika tidak menjawab perkataan siska.
Siska yang menyadari kesalahannya langsung merasa bersalah. "sorry gue gak bermaksud"
"it's okey, lagian yang lo bilang juga benar kok" Siska semakin merasa bersalah mendengar perkataan chika.
Chika mengalihkan pandangannya kearah jendela. Hujan telah mengguyur kota jakarta.
Apa benar yang dibilang siska kalo ara sama sekali tidak ada perasaan untuknya?.
Apa semua perjuangannya selama ini hanya sia-sia?. Lantas bagaimana caranya ia menghilangkan rasanya terhadap ara jika perasaan ini terus bertambah besar seiring berjalannya waktu.Chika sangat bingung apakah ia akan menyerah memperjuangkan ara atau tetap melanjutkan perjuangannya.
Kenapa masalah seperti ini lebih rumit dari rumus matematika?. Rasanya kepalanya sangat ingin pecah memikirkan nyerah atau tidak.
Dihati chika berkata tidak tapi fikirannya mengatakan nyerah. Apa yang harus ia dengar?.
"chik"
"woi chik" Chika tersentak karena panggilan dari siska.
"lo ngelamun yang tadi ya?, sorry sumpah gue gak bermaksud" Ucap siska dengan menyesal.
"gapapa, oh iya besok jemput gue" Chika membuka sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil siska.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Queen Be
RomantiekYESSICA QUEEN TAMARA cucu dari pemilik sekolah Star High School karena cucu dari pemilik sekolah.chika menjadi semena mena disekolahannya sering membuat onar,membully orang orang yang berasal dari kaum miskin. Zahra Leonor Adickson adalah orang yang...