Kisah kasih klasik
Tentang cinta segitiga yang berujung derita
Tentang perasaan ingin bersama yang terhalang luka
Tentang sebuah penyesalan yang tak mendapat belas kasihan
A Novel by ChoWirfania
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sebelumnya, thanks untuk yang selalu berbaik hati memberikan dukungan dalam bentuk vote dan komentarnya yang tidak pernah absen dari part awal. Aku selalu menghafal id baik hati itu.
Semoga suatu saat aku bisa membalas kebaikannya 💓
Selamat membaca!
💫💫💫
Ye-Jun duduk di kursi belajar dengan sebuah bolpoin di tangannya, namun sebenarnya pikiran mungil anak itu sedang menjalar ke mana-mana. Ia sama sekali tidak bisa berkonsentrasi pada tugas sekolahnya karena terus memikirkan kejadian siang tadi, bahwa Ahjussi tampan yang ia idolakan itu mengatakan kalau ia adalah anaknya.
Haruskah kau membawa anakku pergi dariku?
Ye-Jun terus memikirkan kata-kata itu dan tentu ia tidak cukup bodoh untuk mengerti apa maksud ucapannya. Mungkinkah Ahjussi tampan adalah ayah yang dicarinya? Ye-Jun ingin bertanya pada sang ibu tetapi ia tidak berani melihat keadaan ibunya yang tampak murung setelah kejadian itu, tidak ingin ibunya bertambah sedih karena rasa ingin tahunya. Biarlah nanti ia mencari sendiri semua jawabannya.
Sementara Hyun-Ra hanya terdiam di dekat jendela kamar menatap hujan yang mengguyur bumi, membuat kesedihan yang sedang melingkupi jadi lebih mendominasi. Malam ini terasa sangat dingin, begitu penuh kepiluan hingga seakan segalanya tampak bersinar kelabu. Dan seharusnya ia sekarang menemani anaknya belajar, menjadi guru private seperti yang biasa ia lakukan, namun moodnya begitu buruk hingga membuatnya malas melakukan kebiasaan. Sedangkan Hyun-Jin keluar rumah ditemani Taehyung untuk membeli bahan makanan.
Sejujurnya ada banyak rasa yang sedang menyiksa Hyun-Ra, luka lama yang menyeruak keluar, perih kehancuran karena Kyuhyun mencampakkannya dengan kejam, hingga pertemuan siang tadi dengan semua ucapan Kyuhyun yang membuatnya terngiang-ngiang, semua seakan mendesak air mata Hyun-Ra untuk kembali bercucuran. Namun lebih dari itu semua, Hyun-Ra sama sekali tidak menduga kalau Kyuhyun akan mengetahui tentang anaknya.
Bagaimana Kyuhyun bisa mengatakan itu dengan mudahnya? Tidak ingatkah kesakitan seperti apa yang pernah ditorehkannya?
Hyun-Ra mengusap air matanya saat lagi-lagi tetesan itu mengalir di pipi cantiknya. Sampai kemudian, terdengar suara Ye-Jun yang memanggil hati-hati di ambang pintu kamarnya.
"Eomma, bolehkah aku masuk?"
Dan itu membuat Hyun-Ra jadi merasa bersalah, teringat bahwa hari ini anaknya yang masih kecil itu harus melihat perdebatan orang dewasa yang seharusnya tak terjadi di hadapannya. Hyun-Ra tersenyum lalu merentangkan kedua tangannya.