Bab 33

252 37 9
                                    

"Lepaskan aku, Ahjussi!!" teriak Ye-Jun, menendang-nendang udara selagi tubuhnya terangkat.

Taehyung, laki-laki yang ternyata menangkap Ye-Jun, menurunkan anak itu di trotoar.

"Kau mau ke mana, Ye-Jun? Kenapa berlari di jalanan?"

Hyun-Jin sampai dengan napas terengah, langsung mengomel jengkel setelah mencapai posisi Ye-Jun. Anak itu jadi ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh Taehyung, takut kalau bibinya akan memukulnya seperti yang tadi diteriakkan.

"Hyun-Jin, jangan membuatnya takut! Biar aku yang berbicara dengannya!"

Hyun-Jin langsung diam masih dengan kejengkelan yang mendera-dera.

Taehyung mengelus kepala Ye-Jun mencoba menenangkannya. Pria itu berjongkok menyamakan tingginya dengan Ye-Jun.

"Kenapa kau lari dari rumah, Ye-Jun?" tanya Taehyung pelan-pelan. "Apa kau tahu, jalanan ini sangat berbahaya untuk anak kecil. Ada banyak penjahat yang berkeliaran dan mereka sangat suka menculik anak yang tampan."

Ye-Jun menunduk, ragu untuk menjawab.

"Jangan takut," bujuk Taehyung lagi. "Imo tidak akan marah, ada ahjussi di sini. Tapi kau harus jujur kenapa kau lari dari rumah."

Bibir Ye-Jun mulai bergerak. "A-aku ingin mencari Appa, Ahjussi .... Aku ingin bertemu Appa ...."

"BERHENTI MENGHARAPKAN LAKI-LAKI ITU, YE-JUN!!"

"HYUN-JIN!" tegur Taehyung membuat Hyun-Jin kembali diam.

Tetapi Ye-Jun menatap Taehyung dengan tatapan memohon.

"Ahjussi, aku ingin bertemu Appa ..., tolong antarkan aku padanya, aku ingin bertemu Appa ...."

"Kalau kau ingin bertemu Appa, kau harus minta izin dulu pada Eomma, biar Eomma tidak khawatir. Jadi karena itu, kita harus kembali ke rumah dan menunggu Eomma pulang. Bagaimana?"

"Tapi Eomma pasti akan melarang ...."

"Ahjussi yang akan bicara dengannya."

"Ahjussi janji?"

"Ya."

Ye-Jun diam dan rautnya mulai tenang. Anak itu akhirnya menurut saat Taehyung menggendongnya dan membawanya kembali ke rumah, berharap akan dibawa untuk bertemu dengan ayahnya.

Namun ternyata, harapan tetaplah hanya sebuah harapan. Taehyung tidak pernah menepati janji untuk mencari keberadaan ayahnya, tidak pernah menemaninya untuk menuntaskan rindu kepada sang ayah. Bahkan ibunya tidak sedikitpun mengizinkannya menghubungi Kyuhyun. Semua orang melarangnya, semua orang tak mengerti perasaannya.

Beban pikiran Ye-Jun begitu penuh dengan kerinduan dan rasa ingin untuk memeluk ayahnya.

Hingga pada suatu malam, tiba-tiba Ye-Jun jatuh sakit. Badannya panas dan anak itu terus mengeluh kedinginan. Hyun-Ra bingung, cemas, panik, dicekik oleh ketakutan. Ye-Jun tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya, karena sebagai perawat yang tahu cara menjaga daya tahan tubuh anak, ia tidak pernah telat memberikan asupan yang baik untuk anaknya. Dan mengetahui Ye-Jun tiba-tiba jatuh sakit, itu sungguh membuatnya panik luar biasa.

Segala cara sudah Hyun-Ra coba dan lakukan, namun Ye-Jun tak kunjung membaik. Anak itu tidak bisa disembuhkan hanya dengan obat atau perawatan, tetapi Ye-Jun membutuhkan ayahnya, Ye-Jun ingin ayahnya.

"Appa ..., Appa .... Di mana Appa?" Itu yang selalu Ye-Jun gumamkan dalam pejamam matanya di tengah keadaan demamnya yang terus tinggi. "Appa di mana, Eomma? Kenapa Appa pergi? Aku ingin bertemu Appa ...."

Terkadang Ye-Jun sampai menangis memanggil ayahnya, sesenggukan mencari sang ayah, hingga Hyun-Ra juga ikut menangis melihat penderitaan anaknya. Jahatkah ia telah memisahkan anak dari ayahnya? Berdosakah ia sudah membiarkan keduanya tak bisa bersama?

After Five YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang