Bab 20

597 66 4
                                    

💫💫💫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💫💫💫

Setelah merasa mendapat lampu hijau dari Hyun-Jin, keesokannya Taehyung berniat memberanikan diri untuk menyatakan langsung perasaannya kepada Hyun-Ra. Karena jujur, hatinya terasa penuh sesak setiap kali ia mencoba menyembunyikan gumpalan cintanya. Ia sudah mantap, tekad di hatinya pun sudah bulat, bahkan ia tidak menginginkan jalinan rumah tangga dengan perempuan lain untuk mengarungi sisa hidupnya, selain dengan Shin Hyun-Ra.

Seperti biasa Taehyung menemukan perempuan itu tengah menyapu teras rumah, dengan wajah serius dan tak menyadari ada mata yang selalu memperhatikannya. Kecantikan alami Hyun-Ra membuat Taehyung tak mampu untuk sekedar mengalihkan pandangan, jenis keindahan yang tak berkurang sedikitpun meski tak tersentuh bahan-bahan kimia. Hyun-Ra terlihat menggemaskan dengan baju rumahan sederhana yang dikenakannya, tak ubah bunga-bunga di pot yang sedang berjejer, Hyun-Ra tampak begitu indah dengan cara yang berbeda.

Hembusan angin sepoi sedikit meluruhkan kegugupan Taehyung. Ia melangkah menuju undakan teras, dan seperti yang sering ia alami sebelum-sebelumnya, rasa tak percaya diri itu datang lagi hingga ketakutan akan penolakan Hyun-Ra memberatkan langkah kakinya. Ia tidak punya keberanian sebesar itu untuk menggapai perempuan seindah Hyun-Ra, selalu ada yang mendesak pergi, seolah ada yang berkata bahwa perasaan di hatinya takkan pernah ada arti.

Tapi apakah Hyun-Ra akan sekejam itu menanggapi hati tulus seorang pria?

"V?" Taehyung mengerjap mendengar suara lembut Hyun-Ra mengalun di pendengarannya. "Kenapa hanya berdiri di situ? Masuklah, lantainya sudah bersih dan aku sudah selesai menyapu."

Taehyung mengangguk dengan dada berdebar-debar, meleleh mendapati senyum manis Hyun-Ra terukir kepadanya. Ia mulai melangkah menaiki undakan, mengukuhkan niat untuk kemudian berhenti di hadapan perempuan cantik yang tingginya hanya sebatas dagu.

Taehyung berdeham gugup. "Apakah aku mengganggumu?"

"Tentu saja tidak," jawab Hyun-Ra dengan senyum. "Tapi kalau kau ingin bertemu Hyun-Jin, dia masih di kamar. Sepertinya dia kelelahan sampai jam segini belum keluar. Kau bisa memanggilnya dari depan pintu kamar."

Dan apakah Hyun-Ra berpikir ia hanya ingin bertemu Hyun-Jin tiap kali datang kemari?

Taehyung jadi terdesak.

"Hari ini aku datang bukan untuk bertemu Hyun-Jin, tapi untuk dirimu. Ada hal yang harus aku katakan padamu." Taehyung merasakan keberaniannya akan kembali menciut ditatap sefokus itu oleh Hyun-Ra, dan sebelum nyalinya benar-benar surut, ia harus segera mengungkapkan perasaannya. "Bisakah kita bicara berdua? Kalau kau mau, aku ingin mengajakmu keluar untuk membicarakannya."

Kening Hyun-Ra berkerut ragu. "Sekarang?" tanyanya. Taehyung mengangguk. "Kalau sekarang aku tidak bisa pergi, Ye-Jun masih tidur dan dia akan langsung mencariku saat nanti dia terbangun. Bagaimana jika mengobrolnya di sini saja?"

After Five YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang