Bab 15

611 76 5
                                    

"Haruskah kau membawa anakku pergi dariku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Haruskah kau membawa anakku pergi dariku?"

Gemuruh menggelegar meski hujan belum turun mengguyur bumi. Hyun-Ra tercengung dengan apa yang dilontarkan Kyuhyun, bagaikan semua keburukan yang ia takutkan justru dengan mengejutkan menimpa dirinya. Ia tentu tidak salah dengar, bahwa Cho Kyuhyun dengan entengnya mengklaim anaknya. Apa yang Kyuhyun pikirkan hingga berani mengatakan itu semua?

Tersadar ia sedang berusaha menyembunyikan semua fakta, Hyun-Ra menyuruh Ye-Jun untuk menunggu di teras kelas, dan hal itu membuat Kyuhyun merasa ironis.

"Kau tidak ingin Ye-Jun mendengar kebenarannya?" ucap Kyuhyun setelah Ye-Jun menjauh dari ibunya. "Kau tidak ingin dia mengetahui bahwa aku lah ayah kandungnya?"

"Apa yang kau katakan?!" bantah Hyun-Ra dengan sengit. "Ye-Jun bukan anakmu!"

"Aku sudah mengetahui semuanya, Hyun-Ra, kau tidak perlu menyembunyikannya lagi."

"Apa yang kau katakan?!" Hyun-Ra mengulang kalimatnya seperti kaset rusak, mendongak pada wajah tampan itu dan langsung merasakan debaran hati karenanya. "Aku tidak pernah memiliki anak darimu dan Ye-Jun bukanlah anakmu!"

"Kalau begitu katakan padaku siapa ayah kandung Ye-Jun."

"Apakah aku harus menjawab pertanyaanmu? Kita tidak punya urusan!"

"Karena aku yakin kau tidak akan bisa menjawabnya. Ye-Jun adalah anakku."

"Dia bukan anakmu! Dia anakku bersama laki-laki lain! Apa yang membuatmu merasa kalau anakku adalah anakmu?"

Kyuhyun terdiam mengamati amarah Hyun-Ra yang tampak begitu membara, berkobar penuh luka, menimbulkan rasa perih yang begitu menggores jiwa. Ia tahu Hyun-Ra sedang berusaha meluapkan semua sakit hatinya, dan Kyuhyun akan mencoba memakluminya.

"Aku tahu kau sangat membenciku," gumam Kyuhyun penuh kepedihan. "Aku tahu kesalahanku begitu fatal sehingga kau tidak bisa menerima kehadiranku."

Hyun-Ra diam, berpaling.

"Aku datang untuk meminta maaf padamu," lanjut Kyuhyun. "Aku akui aku salah, aku bodoh, aku tidak tahu kalau kejadian lima tahu lalu— "

"Cukup!" cegah Hyun-Ra, memotong ucapan Kyuhyun. Ia tidak ingin mendengar apa pun tentang kejadian menyakitkan itu, kejadian memilukan yang membawa seribu penderitaan bagi kehidupannya. Semua itu sudah hancur, musnah, tak ada sedikitpun yang pantas untuk diingatnya. "Kau tidak perlu membahasnya karena aku tidak ingin mendengarnya. Tolong, berhentilah menemui anakku, biarkan hidup kami tenang tanpa harus berurusan lagi denganmu."

"Tapi dia juga anakku."

"Dia bukan anakmu!" sergah Hyun-Ra. "Harus berapa kali aku katakan padamu?! Dia—bukan—anakmu!"

"Apakah aku harus menunjukkan buktinya dulu supaya kau mau mengakuinya?"

Raut Hyun-Ra langsung menegang. Bukti apa yang Kyuhyun maksud? Apa Kyuhyun sedang merencanakan sesuatu? Ataukah dia benar-benar berniat ingin mengambil anaknya? Tidak! Kalau Kyuhyun memang mempunyai niat jahat itu, maka ia tidak akan membiarkannya! Ia akan terus mempertahankan Ye-Jun sekuat tenaga! Ye-Jun akan terus bersamanya dan tidak ada yang bisa memisahkannya!

"Dengar, Cho Kyuhyun," gumam Hyun-Ra dengan dingin. "Berhenti mengatakan omong kosong karena tidak akan ada yang berubah dengan kau mengucapkan semua itu. Kenapa kau harus datang lagi? Kenapa kau harus muncul di hadapanku lagi? Apa kau belum puas memberikan penderitaan padaku?" 

"Hyun-Ra— "

"Aku mohon, Cho Kyuhyun, jangan ganggu hidupku dan anakku. Aku merasa jauh lebih baik dengan tidak pernah bertemu denganmu. Dan kalau kau hanya ingin mendapatkan maafku, kau bisa menganggap kalau aku sudah memaafkanmu. Kita sudah tidak punya urusan apa-apa, kau bisa kembali pergi dengan sahabatmu yang lebih kau percaya itu." Hyun-Ra menyorot Kyuhyun dan berusaha menghempas jauh-jauh saat ada rasa tidak tega yang menyempil di hati terkecilnya. Ia harus kuat. "Kalau sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku pamit pergi. Sampaikan salamku untuk sahabat tercintamu."

"Hyun-Ra," ucap Kyuhyun mencegah Hyun-Ra pergi. "Victoria sudah meninggal."

Victoria sudah meninggal

"Dan dia ingin kau mengampuni semua kesalahannya."

Victoria sudah meninggal

Untuk beberapa saat Hyun-Ra tampak terkejut dengan kaki yang urung melangkah, syok, mengulang lagi apa yang dituturkan Kyuhyun dalam benaknya untuk kemudian berusaha mencernanya.

Victoria meninggal?

Benarkah?

Tapi kenapa?

Apakah dia sakit?

Dan apa maksud Kyuhyun dengan Victoria ingin ia mengampuninya?

"Surat ini dia tulis saat menjelang akhir hayatnya." Tiba-tiba Kyuhyun sudah menyodorkan sebuah kertas hingga Hyun-Ra mengerjap dari keterpakuan syoknya, sebuah kertas berwarna pink yang terlipat rapi di sana. Hyun-Ra tertegun sejenak, tidak segera meraihnya. Hingga saat Hyun-Ra mulai mengangkat tangan gemetarnya, Kyuhyun dengan lembut meletakkan surat itu di genggamannya. "Dia berharap kau bersedia untuk membacanya sampai selesai. Semua yang terjadi lima tahun lalu, semua penyesalan dengan apa yang sudah dia lakukan padamu, dia tulis dalam surat itu. Aku memang tidak berhak untuk memaksamu, tapi aku hanya ingin kau tahu ... bahwa aku masih mencintaimu."

Bahwa aku masih mencintaimu

Hyun-Ra menggenggam surat di tangannya dengan perasaan kacau, tak mampu merespon ungkapan Kyuhyun, dan tak sanggup menyuarakan tentang apapun. Ia berbalik dengan perasaan kalut memikirkan apa yang sedang terhampar di hadapannya, menyurutkan segala kemarahan hingga Hyun-Ra terlupa dengan bentuk emosinya. Ia menghampiri Ye-Jun yang sedang menunggu di teras kelasnya, merangkul anak itu lalu membawanya pergi dari sana.

Gemuruh kembali menggelegar dan rintik-rintik hujan mulai turun mendinginkan suasana, membasahi Kyuhyun yang masih berdiri penuh harapan di tempatnya. Ia hanya mampu menatap nanar kepergian mereka, dengan hati pedih, dengan dada perih, merasa tak punya hak untuk mengejar apalagi memeluknya. Masih pantaskah ia berkata, 'jangan tinggalkan aku, Hyun-Ra?', masih pantaskah ia dimaafkan untuk kembali mendamba perempuan pujaannya? Ia sudah melukai Hyun-Ra dan meninggalkannya dengan kejam, membuat perempuan itu berada dalam hari-hari yang penuh dengan penderitaan. Kini ia sadar, tak akan semudah itu mendapatkan maaf tanpa perjuangan lebih dulu.

Tuhan ... Kyuhyun mendongak pada hujan yang sedang membaur menyembunyikan air matanya. Aku tulus mencintainya ... aku tulus ingin meminta maaf untuk kembali membahagiakannya ... aku tulus memikul penyesalan dengan apa yang sudah kulakukan padanya ....

Jadi tolong, bantu aku, Tuhan ....

After Five YearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang