06 | Menyebalkan

740 75 3
                                    

selamat membaca.

ඏඏඏ

Setelah selesai sarapan, Boruto bergegas untuk pergi ke sekolah. Dengan sepeda motornya, ia menyalip beberapa mobil dan motor yang menghalangi jalannya. Boruto mengendarai dengan kecepatan rata-rata.

Matanya yang biasa memandang dingin kini menyorot dengan sinar tegas nan tajam. Dengan perawakan Boruto yang tinggi dan berisi, para polisi yang berjaga di pos-pos pun pasti tidak akan sadar, jika yang sedang mengendarai motor sport hitam dan memakai jaket bomber merah maroon ini masih dibawah umur.

Tinggal beberapa bulan lagi Boruto berusia 17 tahun. Tapi ... tetap saja, seharusnya itu melanggar hukum, bukan?

Jika ditanya mengapa ia sangat berani untuk melanggar aturan lalu lintas, maka ia akan menjawab, "Memang hanya aku yang melanggar?".

Memang bukan hanya dirinya yang melanggar. Bahkan, terkadang ia sendiri melihat anak yang masih berada di bangku sekolah dasar sudah mengendarai sepeda motor. Ha ha, lucu.

Omong-omong tentang lalu lintas, hari ini jalanan cukup macet. Para pengendara dari berbagai usia seolah dikejar waktu untuk sampai ke tujuan masing-masing. Biasanya—jika di Jepang, orang-orang akan memilih untuk menaiki kendaraan umum, seperti bus atau kereta. Alasannya karena biaya untuk membuat SIM dan ongkos parkir di sana mahal. Selain itu, mereka harus mempunyai gudang sendiri, untuk memarkirkan kendaraannya. Tapi ada saja, sih, yang memilih untuk naik kendaraan pribadi. Oh, iya! Anak-anak di sana biasanya menaiki sepeda untuk ke sekolah. Rasanya senang, apalagi jika bersama teman-teman.

"Ck, sial."

Jam sudah menunjukkan pukul 07.45, lima menit lagi gerbang sekolah akan ditutup.

"Seharusnya aku berangkat jam enam saja."

Jarak antara SMA Konoha dengan mansion Uzumaki sebenarnya tidak terlalu jauh. Tapi, karena hari ini macet, jaraknya terasa lebih jauh.

Brum

Setelah menunggu satu menit yang terbilang sia-sia untuk lampu hijau, Boruto segera melesat cepat. Yang awalnya 45KM/jam kini menjadi 83KM/jam. Jika tidak cepat, bisa-bisa ia terlambat.

+++

Sedikit lagi.

Di sana.

Gerbang sekolahnya sudah terlihat.

Tinggal beberapa meter lagi.

Dan ...

TIIIN

"AWAS!" serunya dengan mata yang melebar.

Beberapa siswa-siswi yang ingin memasuki kawasan sekolah harus membuka jalan untuknya.

... tepat waktu.

"Huh. Akhirnya sampai juga."

Dirinya dapat bernapas lega karena sampai tepat waktu. Mengabaikan teriakan dan sumpah serapah yang dilontarkan dari beberapa murid dan satpam, ia memarkirkan motornya dengan santai.

Setelah benar-benar mengunci stang motor, ia melepaskan helm full face-nya dan menghirup udara dalam-dalam.

"Hari ini ada pelajaran olahraga, ya?" tanyanya pada diri sendiri. "Nilai sempurna, aku datang," ujarnya sembari berlari kecil menaiki tangga.

Teenage HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang