01 | Para Lelaki

1.3K 110 6
                                    

selamat membaca<3

ඏඏඏ

"Selamat bergabung di SMA Konoha untuk para siswa dan siswi baru, semoga kalian betah bersekolah di sini." Umino Iruka—selaku kepala sekolah—memberikan sambutan hangat untuk para murid tahun pertama.

"Sekian pidato penyambutan dari saya. Walau hari ini panas, tetap semangat semua!" ucapnya sebelum membubarkan para murid.

Di hari pertama para murid masuk hanya diisi dengan penyambutan dari pihak sekolah, lalu dilanjut dengan perkenalan teman sekelas, dan terakhir jam bebas hingga bel pulang. Tidak ada MOS—Masa Orientasi Siswa, karena pihak sekolah merasa hal tersebut tidak perlu diadakan. Lagi pula ... MOS tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar, 'kan? Jadi untuk apa diadakan?

Setelah menghabiskan waktu kurang lebih satu jam untuk berkenalan dengan wali kelas dan teman sekelas, akhirnya para murid dipersilahkan untuk beristirahat dan dilanjut dengan jam bebas.

Boruto, Mitsuki, Shikadai dan Inojin kini sedang berjalan menuju kantin.

Grep

Inojin merangkul Shikadai dengan semangat. "Aku tidak menyangka, ternyata kita berempat akan sekelas."

Shikadai melepaskan rangkulan Inojin dengan sedikit kasar. "Merepotkan, tapi ini lebih baik dari pada kita harus terpisah."

Mitsuki tersenyum hingga matanya persis seperti bulan sabit, sedikit melirik Boruto yang berada di sebelahnya. "Bagaimana menurutmu, Boruto?"

"Biasa saja," jawab laki-laki bernetra biru tersebut dengan santai, seolah tidak ada hal yang menarik.

Mitsuki tersenyum miring. "Perasaanku mengatakan kau akan menemukan sesuatu yang kau cari di sini. Di sekolah ini."

"Memang apa yang aku cari?" Boruto menatap Mitsuki sekilas.

Mitsuki hanya tersenyum. Membuat lelaki di sebelahnya memutar bola mata malas.

Shikadai menghentikan langkahnya yang otomatis membuat ketiga sahabatnya ikut berhenti. "Mengapa para gadis memperhatikan kita, sih?" Shikadai menunjuk beberapa siswi yang sedang memperhatikan mereka dengan dagu.


Inojin mendesah, lalu terkekeh pelan. "Mau bagaimana lagi? Ini nasib kalau punya wajah tampan."

Mitsuki dan Shikadai saling tatap, lalu membuat mimik wajah seolah sedang muntah.

"E-eh, mengapa jadi ingin muntah begitu?"

"Kita jadi makan tidak?" Boruto menatap tajam teman-temannya. "Kalau tidak jadi, aku akan ke kelas."

"Jadi, kok. Hanya saja ka—"

"Kantin penuh." Mitsuki memotong ucapan Inojin.

Boruto mengedarkan pandangannya. Benar. Kantin sedang penuh saat ini.

"Lalu kita duduk di mana?" tanya Shikadai sembari menggaruk pipinya yang tidak gatal.

Boruto memperhatikan sekeliling. "Di sana," Boruto menunjuk salah satu meja yang kosong. "Ayo!"

Teenage HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang