17 | Perundungan

385 50 0
                                    

⚠warning!⚠
dari awal cerita ini memiliki rating 13+
harap bijak dalam membaca.
ada adegan kekerasan, tindakan melukai diri, kata-kata kasar dan lain sebagainya.

.
.
.

Setelah bel pulang berbunyi, Inojin dan Mitsuki bergegas untuk ke perpustakaan. Tadi pagi mereka telat datang karena jalan yang biasa mereka lewati untuk sampai ke sekolah tiba-tiba ditutup. Alhasil setelah melakukan berbagai upaya untuk tidak ketahuan penjaga sekolah, mereka tetap ketahuan telat karena Shikadai yang membocorkannya pada penjaga. Mendapat hukuman untuk menata buku-buku dan membersihkan lemari dari debu bersama Mitsuki merupakan hal yang paling Inojin hindari. Mitsuki itu aneh baginya. Suka tersenyum tanpa sebab, ditanya ini jawab itu, selalu datang atau pergi secara tiba-tiba, dan banyak hal aneh lainnya.

Mitsuki juga sama. Ia kurang suka jika berada dalam satu ruangan hanya bersama Inojin. Dalam sudut pandang Mitsuki, Inojin itu terlalu blak-blakan saat berbicara. Gemar menggosip dan  berambut panjang layaknya perempuan, memiliki kebiasaan menggambar kapanpun dan dimanapun. Tapi yang paling aneh diantara yang aneh adalah ... Inojin terkadang memakai pakaian crop top.

Bisa dibayangkan betapa mencengangkannya suasana perpustakaan?

"Kau yang membersihkan lemari, aku yang akan menata buku-buku," ucap Mitsuki pada Inojin yang terlihat akan mengambil beberapa buku dari kardus.

Inojin menoleh cepat, seringaian tercetak jelas di wajah pucatnya. "He? Kau menyuruhku membersihkan lemari karena kau tidak bisa, ya?"

Mitsuki mengernyit. Merasa sebentar lagi akan ada adu mulut antara dia dan Inojin.

"Siapa bilang? Lagi pula itu lebih baik, bukan? Daripada membiarkanmu dengan tumpukan buku-buku. Yang ada lembar demi lembar kau coret dengan tintamu."

Inojin terkekeh. Ia juga merasa aura dari masing-masing berubah. "Sudah kuduga. Sepertinya dari awal berada di satu tempat yang sama denganmu dan hanya ada kita berdua merupakan hal yang salah."

"Kau tidak mau bersamaku? Ya sudah kau saja yang membereskannya sendirian."

"Kau ... Hei, Mitsuki! A—"

"AHK ... "

Belum selesai Inojin berbicara, suara teriakan dari arah belakang perpustakaan terdengar jelas oleh mereka.

Sejenak mereka saling terdiam dan memfokuskan pendengaran mereka. Lalu tanpa aba-aba, keduanya segera beranjak untuk mengecek apa yang terjadi.

+++

Tap tap tap

Suara langkah kaki Sarada mengalun dalam tempo cepat. Ceroboh, ia lupa mengambil buku tugas untuk membuat PR. Mungkin karena ia terlalu terburu-buru untuk sampai di tempat kerjanya yang baru, ia sampai tidak mengecek ulang barang yang ia bawa.

Lehaan napasnya terdengar berat. Jika saja bukunya tak ketinggalan, pasti ia sudah sampai di tempat tujuan. Kalau sudah begini suasana hatinya jadi buruk.

Untung ia baru teringat ketika di halte, coba banyangkan jika ia baru mengingatnya ketika sudah sampai di tempat kerjanya. Betapa merepotkannya harus kembali ke sekolah.

Ia melangkah cepat menuju loker. Membuka pintunya, lalu mengambil buku tugas. Lalu pintunya ia tutup dengan cara dibanting. Tidak baik memang, namun mau bagaimana lagi, suasana hatinya sudah terlanjut memburuk. Semoga saja ketika ia bekerja nanti suasana hatinya bisa membaik.

Teenage HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang