langsung baca aja njing.
tulisan ini kaga usah dibaca.ඏඏඏ
Semilir angin menerpa dengan lembut wajah mereka, menerbangkan surai berbeda warna mereka dengan nakal. Memasuki kawasan rumah Inojin, kalian akan disuguhkan pemandangan sejuk dan damai yang tercipta dari taman berbagai jenis bunga milik Ino—Mama Inojin, dan saat menginjakkan kaki di pintu utama, kalian akan disuguhi dengan galeri lukisan yang setiap lukisannya dilukis oleh Inojin dan Sai.
"Sore tante," sapa mereka.
Ino yang sedang memetik beberapa bunga menoleh, tersenyum ramah. "Ah, sore juga," ia melirik Inojin yang masuk ke dalam rumah tanpa permisi, ingatkan ia untuk memarahi Inojin setelah ini, "silahkan masuk. Duduk saja dulu, seperti biasa."
Sementara Boruto dan yang lainnya menunggu di ruang tamu, Inojin pergi ke kamarnya hanya untuk menyimpan tas. Setelahnya ia berlari tergesa untuk menyuruh teman-temannya masuk ke kamarnya.
+++
"Seperti biasa," Mitsuki melihat sekeliling, "kamarmu selalu rapih, namun kotor."
Shikadai di belakangnya tergelak di ambang pintu.
Inojin menyipitkan matanya, memasang bendera permusuhan antara dia dan Mitsuki.
"Kotor bagaimana?" tanyanya, ia menunjuk salah satu noda di kursi belajarnya, "ini hanya noda cat minyak. Bukan lumpur atau hal kotor lainnya."
Mitsuki hanya tersenyum.
Tanpa permisi pada sang pemilik, Boruto merebahkan tubuhnya di kasur. Tas miliknya sudah ia lempar ke sembarang arah.
Bruk
"Aduh," pekik Inojin. Kaki kirinya terkena lemparan tadi. Ia memaki pada Boruto, sementara yang dimaki hanya diam dan bersiap tidur.
"Sudahlah," kata Shikadai sembari menyimpan tas miliknya dan milik Boruto di atas meja belajar milik Inojin.
Mitsuki sedari tadi tetap tersenyum. Para sahabatnya memang ajaib. "Jadi ... hal menarik apa yang ingin kau tunjukan, Inojin?" tanya Mitsuki.
Shikadai ikut duduk bersila di karpet. Lalu menjadikan pundak Inojin sebagai sandaran.
Sudut bibir Inojin melengkung ke bawah, ia menghela napas panjang. Ia mengangkat tangan tinggi untuk menggambil produk permainan keluaran terbaru yang ia simpan di atas meja belajar, namun sebelum itu ia teringat sesuatu. Ia mengeluarkan sesuatu dari laci meja belajar yang tepat berada di belakangnya.
"Ini."
Shikadai dan Mitsuki meneliti benda kecil yang berada di telapak tangan Inojin.
"Flash disk?" tanya Boruto. Ia diam-diam mengamati sedari tadi.
Inojin mengangguk. "Benar," ia mendorong pelan kepala Shikadai yang berada di pundaknya, lalu menyalakan laptop, "ada yang ingin kutunjukan."
Shikadai mengernyit. "Tentang apa?"
"Sudah lihat saja!" titahnya, kepala Inojin akan terbakar jika teru menerus menanggapi hal tidak penting.
Layar di laptop mulai menyala, Boruto ikut duduk bersila di karpet, mengambil boneka paus milik Inojin lalu memeluknya erat. Boruto sangat imut jika seperti itu meski sang empu menunjukan ekspresi datar.
Inojin mengetik sesuatu, lalu memasukan flash disk yang ia tunjukan tadi.
Layar menampilkan sepotong video berdurasi 1 menit 34 detik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Hurt
Fanfiction[BoruSara Fan Fiction] Banyak hal yang berubah. Boruto yang semula hangat menjadi dingin, Sarada yang semula cerah menjadi gelap, dan hidup yang semula lancar menjadi penuh hambatan. Sebenarnya apa yang Tuhan rencanakan? +++ ©original story by me (B...