Sudah dua hari Sumire tidak masuk sekolah. Chocho, Wasabi dan Namida mengetahui jika Sumire Tidak masuk karena sakit.
Benar. Sumire sakit. Tubuh dan hatinya.
Kejadian sore hari itu belum ada yang mengetahuinya selain Sarada, Mitsuki dan Inojin. Mitsuki dan Inojin selalu bertanya 'Mengapa tidak melapor pada kepala sekolah?' namun Sarada tetap menjawab dengan nada malas, 'Biarkan Sumire yang mengurusnya'.
Perundungan. Kejadian yang menakutkan bagi sang korban. Perundungan yang dilakukan selalu tidak jelas alasannya. Jika ditanya "Mengapa kalian melakukan itu?" para pelaku hanya akan diam tak menjawab.
Mental setiap korbanpun menjadi tidak stabil. Ada yang hanya menjadi takut, pendiam, penyendiri, stres, hingga ada yang bunuh diri.
Kebanyakan korban tidak melapor. Mungkin karena mereka takut? Ada beberapa yang diancam, dan menjadi paranoid berlebih.
Orang-orang di sekitar banyak yang melihat, namun lebih banyak lagi yang berpura-pura tak melihat. Bukankah orang-orang seperti itu tidak masuk dalam kategori 'manusia sebagai makhluk sosial'?
Begitu dan selalu begitu. Rantai perundungan berputar, tak hanya di sekolah menengah atau sekolah menengah atas saja. Perundungan juga terkadang ditemui di beberapa bangku SD, hingga mereka yang sudah kerja.
Selain melalui cara kekerasan—memukul, menendang, menginjak, menjambak, menampar—perilaku perundungan juga bisa melalui cara mengejek dan menghina fisik, nama, pekerjaan dan lain sebagainya.
+++
"Kau sakit apa? Sampai tiga hari tidak masuk," tanya Wasabi pada Sumire.
Setelah tiga hari kejadian itu, Sumire akhirnya kembali masuk sekolah. Ia benar-benar sudah bertekad untuk melaporkan para pelaku perundungan.
"Aku, eum ... demam," jawab Sumire asal. Ia tersenyum aneh.
"Ah ... Begitu."
"Sumire," panggil Inojin.
Sumire menoleh, menatap Inojin dan Mitsuki yang sedang berjalan menuju mejanya. Ia menegakan tubuhnya.
"Bisa bicara sebentar?" tanya Inojin.
Ia mengangguk tanpa ragu dan mengikuti kedua lelaki tersebut hingga ke taman.
Sumire sedikit kaget ketika melihat Sarada tengah duduk di salah satu bangku sembari memasukkan kedua tangannya ke dalam saku jaket. Namun yang paling membuatnya kaget adalah … Inojin dan Mitsuki menuntunnya menuju bangku yang ditempati Sarada.
"Ada apa ini?"
"Duduk dulu," titah Mitsuki padanya ketika mereka sudah sampai si hadapan Sarada.
"B-baik."
Ia melirik Sarada yang berada di sampingnya. Sedikit heran dengan gerak-gerik ketiganya.
"Langsung saja," Sarada menurunkan kakinya yang sebelumnya ia lipat, "Kapan kau akan melaporkannya?"
Ah, ternyata soal itu. Sumire ragu untuk memberitahunya. Padahal ini masalahnya, tapi kenapa orang lain sampai terlibat?
"A-aku akan segera melaporkannya."
"Kau memiliki bukti memangnya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Hurt
Fanfiction[BoruSara Fan Fiction] Banyak hal yang berubah. Boruto yang semula hangat menjadi dingin, Sarada yang semula cerah menjadi gelap, dan hidup yang semula lancar menjadi penuh hambatan. Sebenarnya apa yang Tuhan rencanakan? +++ ©original story by me (B...