"u don't know my favorite color."
"I know. yellow, right?"
"no. now it's black."
ඏඏඏ
Kalian ingat malam ketika Boruto sedang berjalan-jalan di pinggiran kota untuk sekedar menghirup udara segar, lalu tidak sengaja bertemu dengan Sarada? Yang berakhir dengan ia mengikuti Sarada dan ditinggal Sarada, sendirian.
Setelah malam itu ada yang berbeda dari Boruto. Atau lebih tepatnya ia kembali, bukan berubah. Pribadinya mulai seperti sedia kala. Walau tidak sepenuhnya, tapi pribadinya yang tiba-tiba kembali membuat Hinata dan Himawari terkejut. Teman-temannya juga. Untuk para penggemarnya? Tentu bertambah.
Boruto tiba-tiba sedikit menjadi ramah. Tidak seperti beberapa tahun yang lalu, saat SMP. Ia bersikap dingin dan acuh tak acih. Bahkan sapaan dari beberapa orang sering ia abaikan.
Ya, mungkin ... hubungannya dengan Naruto masih belum membaik. Ia butuh lebih banyak penjelasan dan penerangan. Ia harap seseorang dapat membuatnya berjalan di jalan yang benar. Atau setidaknya ada di sisinya ketika ia membutuhkan. Ia berharap.
Namun, sikap Boruto yang tiba-tiba berubah ini membuat tanda tanya besar di benak teman dekatnya.
Seperti pagi hari ini. Ia merangkul bahu Mitsuki dengan senyum yang merekah. Walau tidak secerah saat ia kecil dulu, namun senyumannya dapat membuat orang lain yang melihatnya juga ikut tersenyum. Senyuman ramah yang bersahabat.
"Pagi, Mitsuki!" sapanya hangat. Meski ia tersenyum tipis, tapi banyak siswi yang menjerit histeris.
"A-astaga! Manis sekali!"
"Boruto-kun!"
"Apa dia malaikat?"
"Tuhan, jika Boruto-kun bukan jodohku maka tolong jadikanlah aku sebagai jodohnya."
Kira-kira begitulah ungkapan-ungkapan yang dilontarkan.
Mitsuki sedikit terhuyung ke depan karena rangkulan Boruto, lalu ia balas menyapa dan tersenyum.
"Pagi juga, Boruto!"
Mereka berjalan beriringan menuju kelas. Namun belum sampai di depan kelas, beberapa siswi menghalangi jalan mereka.
"T-tunggu!"
Salah satu siswi bersurai hijau muda dengan bando, dengan berani menghentikan langkah mereka berdua. Beberapa siswi di belakangnya menunduk namun tengah merona.
Ia melirik ke segala arah lalu menghembuskan napas pelan sebelum menyakinkan diri untuk menatap mata Boruto.
Mitsuki di samping Boruto terkekeh geli. Ini bukan pemandangan baru baginya. Karena ia sendiri beberapa kali pernah dihadapi situasi seperti ini.
"Eum ..., B-Boruto-kun, a-apa kau punya w-waktu sore nanti?" Tanyanya, kedua tangannya saling meremas untuk memendam kegugupannya. "Mari pergi ke taman kota. D-di sana a—"
Belum sempat ia menyelesaikan kalimatnya, Boruto berjalan meninggalkannya. Ah, dia lupa kalau Boruto selalu menolak ajakan para gadis.
Beberapa siswi yang berada di belakangnya menepuk-nepuk punggungnya. Ini ke-dua kalinya Boruto menolak tawarannya.
Mitsuki tersenyum kecil. Ia mentap gadis tadi. "Maaf, ya," ucapnya. Setelah itu ia menyusul Boruto yang sudah masuk ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teenage Hurt
Fanfiction[BoruSara Fan Fiction] Banyak hal yang berubah. Boruto yang semula hangat menjadi dingin, Sarada yang semula cerah menjadi gelap, dan hidup yang semula lancar menjadi penuh hambatan. Sebenarnya apa yang Tuhan rencanakan? +++ ©original story by me (B...