Happy reading.
Love you😗😗
•••••
Malam hari.Saat ini, Reva, Aldu, Ranis, dan Brindon sedang berada di ruang makan. Mereka menikmati makan malam yang telah dibuat oleh Ranis dan dibantu oleh Reva.
Suasana begitu hangat di meja makan itu, Aldu yang canggung sesekali menjawab pertanyaan random yang diberikan oleh Brindon dan Ranis yang sibuk memuji masakan Reva yang luar biasa enak hingga Reva tersipu malu.
Drrrt ... drrrt ....
Getaran ponsel Reva mengalihkan perhatian yang ada di meja makan. Reva melirik ponselnya dan melihat pesan dari Revan di sana.
"Jawab gih, entar ngambek malah pulang lagi," ujar Ranis yang juga tak sengaja melihat siapa yang mengirimi Reva pesan.
Reva mengangguk dan izin mengundurkan diri dari sana, ia punya firasat kalo Revan akan menelponnya.
Dapat ia lihat pesannya pun bertanya bahwa dirinya sedang apa, dengan segera ia menjawabnya. Benar saja, saat itu juga Revan menelponnya.
"Vava!"
Terdengar panggilan keras dari seb'rang membuat Reva tersenyum geli.
"Jangan teriak, kuping aku sakit."
"Maaf, aku kelewat kangen, jadinya gak sengaja."
Terdengar nada menyesal namun menggemaskan, Reva jadi ingin culik Revan.
"Vava, Vanvan mau cerita."
"Cerita aja, aku dengerin."
"Masa yah, 'kan Vanvan nyampe tuh di Bandung eh tiba-tiba ada yang ngajak foto. Dia ibu-ibu, bilangnya mau jadiin Vanvan mantu dia. Jelas kutolak dong, 'kan Vanvan udah punya Vava."
Reva hanya bisa tersenyum gemas saat mendengar ceritanya Revan, nadanya menggebu-gebu itu membuat Reva semakin rindu saja.
Reva duduk di sofa ruang tamu, ia mendengarkan cerita Revan dengan baik dan sesekali meresponnya.
Cerita yang dimulai saat Revan tiba di Bandung, tidur di hotel, random-nya saat ia mengisi waktu luangnya dengan berbicara kepada ikan di kamar hotelnya dan topiknya mengenai Reva, juga masalah-masalah yang terjadi.
Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 10 malam, Reva pun sudah mengantuk karena hanya mendengarkan saja cerita Revan yang tidak ada habisnya. Ia merebahkan diri di sofa, mencoba kembali fokus cerita Revan walau matanya sudah ingin menutup.
"T'rus kata si kakek tua itu, Vanvan itu jelek dan gak bakal ada yang mau sama Vanvan. Dia gak tahu aja kalo Vanvan udah punya Vava, Vanvan juga gak jelek 'kan?"
"Gak jelek kok, ganteng banget calon suami aku mah." Reva membalas dengan nada lemah, ternyata dirinya memang sudah mengantuk dan tidak dapat ditahan lagi.
Reva menaruh ponselnya di sampingnya dan menutup mata, mencoba untuk tertidur dengan suara Revan sebagai pengantar tidurnya.
"Vava ngantuk yah?"
Reva tak menjawabnya, ia semakin masuk ke dalam mimpinya saat ini.
Sebelum benar-benar tertidur, samar-samar ia mendengar suara Revan yang mengucapkan ucapan selamat tidur.
"Selamat malam, Vava. I love you!"
Tuutt ....
Bunyi telepon dimatikan pun akhirnya keluar setelah sekian lama dan Reva benar-benar sudah masuk ke dalam alam mimpinya dengan wajah Revan sebagai pembuka mimpinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfiction"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...