Happy reading >_<
•••••••
Dalam perjalanan menuju rumah, keheningan melanda di mobil Revan. Tidak ada yang berniat untuk membuka topik pembicaraan, sebenarnya Reva ingin berbicara dengan Revan namun wajah itu terlihat tidak ingin ada yang menganggu ketenangannya.Entah apa yang sedang dipikirkan oleh Revan hingga menampilkan ekspresi wajah seperti itu, Reva tak ingin dimarahi karena menganggu ketenangan Revan.
"Mau mampir ke restoran dulu?" tanya Revan memecah keheningan.
"O-oh, boleh a-aja." Reva yang kaget mendengar pertanyaan itu pun menjawab dengan gugup.
Revan mengangguk lalu mulai membelokkan stirnya ke arah kanan karena melihat salah satu restoran berada di sana.
Setelah sampai, mereka langsung keluar dan masuk ke restoran tersebut. Revan menarik tangan Reva dengan lembut dan berjalan menuju meja yang kosong.
Reva diam, menuruti setiap perkataan Revan. Ia hanya menatap Revan yang sedang memesan makanan dan minuman untuk disantap nanti.
"Kalo udah di rumah, kamu tidur sama aku, yah." Revan berkata setelah selesai memesan dan menatap Reva.
Reva mengangguk tanpa jawaban namun beberapa detik kemudian ia menggeleng dengan cepat karna baru selesai mencerna ucapan Revan. "Gak, gak. Kita ini lawan jenis dan belum ada hubungan yang memperbolehkan untuk tidur satu ranjang, kamu sebenernya kenapa?" Reva menatap wajah Revan yang menunjukan kekecewaan.
"Aku ... diancem sama seseorang," jawab Revan sambil menunduk.
"Diancem? Soal?" tanya Reva penasaran.
"Itu ... soal kit--"
"Maaf menganggu, ini pesanannya. Selamat menikmati." Seorang pelayan tiba di meja Reva dan Revan dan langsung meletakkan beberapa makanan dan minuman di meja tersebut.
Reva menatap makanan yang tersaji dengan pandangan lapar. Ia memang sudah makan waktu di kantor namun siapa yang akan menolak makanan lezat di depan mata saat ini? Reva tidak akan membiarkan makanan itu terbuang percuma.
"Kita makan dulu, baru bahas lagi," ujar Reva tanpa menatap Revan.
Revan tersenyum, ia menahan tangan dan kakinya agar tidak memeluk dan mencubit Reva karena gemas. Revan mengangguk walau Reva tak melihatnya.
••••
Setelah tiba di rumah, Revan langsung pergi ke ruangan kerjanya dengan ponsel yang berada di telinganya karena seseorang menelpon dirinya. Reva hanya menatap Revan tanpa banyak bicara, ia tahu Revan benar-benar sibuk karena dari hari kemarin Revan membolos kerja.Reva berjalan menuju dapur untuk membuatkan secangkir kopi agar Revan tidak terlalu merasakan lelah setelah meminum kopi.
Setelah selesai membuat kopi, Reva berjalan menuju ruang kerja Revan. Ia membuka pintu dengan perlahan karna takut menganggu, ia melihat Revan masih menelpon seseorang dan sosoknya terlihat berwibawa sekali.
"Kalo sudah selesai, kirim ke email saya. Pastikan tidak ada kesalahan, saya tidak akan menerima jika ada kesalahan sedikit saja." Nada tegas dan wajah yang terlihat lelah semakin menambah kadar ketampanan seorang Revan bahkan Reva yang sudah sangat sering melihatnya pun masih saja kagum.
"Vava? Kenapa ke sini?" tanya Revan membuat Reva tersadar.
"Oh ... i-ini kopi buat kamu. Kalo kamu ngantuk dan masih banyak kerjaan kamu minum kopi aja atau kamu istirahat biar aku yang kerjain," balas Reva dengan kikuk.
Revan mendekati Reva lalu membawanya ke sofa dekat dengan meja kerja Revan. Ia langsung memeluk Reva hingga terjatuh di sofa.
"Yang bikin Vanvan gak ngantuk lagi cuman liat kamu doang, gak ada yang lain," goda Revan dan berhasil membuat Reva merona.

KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfiction"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...