Happy reading🎉🎉
Love you all ♥♥♥♥
••••••
Reva beserta lainnya tiba di rumah sakit, Revan berniat untuk memarkiran mobilnya sebentar. Reva yang sudah dilanda khawatir dan panik, langsung membuka pintu mobil dan berlari kencang masuk ke dalam rumah sakit."Reva! Tunggu!" teriak Revan yang tak digubris oleh Reva.
Dengan gerakan cepat Revan memarkirkan mobilnya dan menyusul Reva.
Reva tiba di ruang ICU, Reva mendapati seorang perempuan cantik tengah duduk sambil memandang ruangan tersebut.
"Permisi," salam Reva seraya menyentuh pundak perempuan tersebut.
Perempuan tersebut tersentak, ia berdiri menghadap Reva.
"Maaf, maaf, maaf. Saya tidak sengaja menabraknya. Saya minta maaf." sesal perempuan itu membuat Reva merasa tak tega.
"Iya, tidak apa-apa. Terima kasih sudah bertanggung jawab." jawab Reva tersenyum tulus.
Perempuan tersebut berangsur lega, namun kembali tegang saat melihat kedatangan Revan.
"Pak Revan," cicit perempuan tersebut yang didengar oleh Reva, Reva berbalik badan, dan mendapati Revan beserta teman-temannya.
"Loh? Mizana?" tanya Revan terkejut sekaligus khawatir akan Reva.
"Kalian saling kenal?" tanya Reva tak jelas, karena dirinya sendiri pun bingung dengan situasi ini.
"Dia, sekretaris aku." jawab Revan pelan.
Reva menganggukan kepalanya, namun dirinya mengingat buku itu, buku yang berisi tentang dirinya, Delfi, dan Mizana! Ah, namanya sama persis!
"Mizana?" tanya Reva mengalihkan pandangannya kepada perempuan itu, Revan semakin khawatir, namun tak berani mengucapkan satu kata pun.
"Iya, saya Mizana," balas Mizana.
"Kamu siapa?" tanya balik Mizana.
Reva bersekap dada, bersikap angkuh. Dirinya memang tidak mengingat apapun, namun tulisan dalam buku itu membuktikan bahwa perempuan di depannya ini ada sangkut pautnya mengenai masa lalu Reva.
"Gue Reva."
Mizana membulatkan matanya, terkejut dengan jawaban Reva, dengan segera ia menarik tantan Reva dan berjalan keluar dari rumah sakit.
"JANGAN GANGGU GUE SAMA REVA! KALO KALIAN PADA GANGGUIN, ANAK DI RUANG ICU ITU BAKAL JADI KORBANNYA!!" teriak Mizana mengancam Revan, membuat Revan diam tak berkutik.
Reva tidak bisa melepas pegangan Mizana, terlalu kuat. Setelah sampai di taman rumah sakit, Mizana menghempaskan tangan Reva.
"Masih gak puas juga yah, mau gue buat lu sengsara lagi?" tanya Mizana geram.
"Gue punya salah apa sih? Ngomongin baik-baik donk."
"Sorry, bukan sifat gue kalo ngomong baik-baik," balas Mizana santai.
Reva berdecak kesal, tak percaya jika dirinya pernah berteman dengan seorang iblis.
"Gue mau bunuh lu sekarang, boleh gak?" tanya Mizana dengan wajah polos yang mampu membuat Reva bergidik ngeri.
"Gak boleh lah, bodoh! Pergi sana, males gue liat muka jelek lu."
Mizana menggeram kesal, dengan cepat ia mengambil batu yang cukup besar didekatnya. "Gue udah gak sabar buat bunuh lu disini," Mizana tersenyum devil saat melihat wajah ketakutan Reva.
Reva berbalik badan hendak berlari, namun kalah cepat dengan tangan Mizana yang sudah menyerang kepala Reva.
Duk...
•••••
Ruang ICU terbuka, menampilkan seorang dokter dengan suster yang berada di belakangnya."Gimana keadaannya?" tanya Revan dengan cepat.
"Maaf, anda siapanya pasien?" tanya balik sang dokter dengan nada tenang.
Revan menggeram kesal, ia menarik kerah dokter tersebut dan berkata, "Jawab atau gue bakal hancurin hidup lu!"
Dokter tersebut meneguk ludahnya, cukup takut dengan ucapan Revan. Victor yang melihat itu, menghela nafas pelan lalu menepuk pundak Revan.
"Biar gue yang urus, sekarang lu nyusul Reva, sebelum Reva kenapa-napa." ujar Victor yang diangguki oleh Revan.
Dengan cepat Revan berlari menuju taman rumah sakit, setelah sampai, tiba-tiba kaki Revan berhenti, tubuhnya menegang dengan mata membulat.
"REVA!!" panggil Revan dengan kencang, diikuti dengan lariannya.
Reva merengkuh badan Reva yang sudah dilumuri darah, Revan bergetar hebat, ia memandang Mizana tak percaya. Mizana yang takut akan ketahuan, dengan segera langsung berlari menjauhi Revan dan Reva.
Revan menggendong ala bride style, air matanya mengalir deras, tidak mau berhenti. Ia menyesal, telah meninggalkan Reva berdua dengan iblis.
"CEPAT BANTU SAYA, KALIAN BUTA APA?! ISTRI SAYA TERLUKA PARAH! CEPAT LAKUKAN SESUATU!!" bentak Revan kepada seluruh orang yang berada di rumah sakit.
Para suster dan yang bekerja di rumah sakit itu dengan sigap langsung membawa ranjang dorong, dan Reva diletakkan di ranjang tersebut, dan dengan cepat ranjang dorong itu membawa Reva masuk ke dalam ruang IGD.
Victor, Jacksun, dan Gorana menatap Revan dengan penuh iba, mereka ingin menyemangati Revan, namun perintah dari Revan membuat mereka mengurungkan niatnya.
"Cari Mizana sampai dapat, jika dia berontak kalian boleh kasar terhadap dia. Bawa ke markas dengan luka sayat di tubuh dia." titah Revan dengan suara bergetar menahan tangis.
Mereka meninggalkan Revan, Revan terduduk di kursi, ia menangis dan menyesali semuanya.
••••••
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfic"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...