Hai guys, jangan lupa vote dan commentnya yah:v
.
.
.
.
.*****
Reva pun berlalu dari ruangan bos itu dengan perasaan dongkol, Risa yang melihat itu pun sudah terbiasa dengan ekspresi Reva."Va, dari pada kamu kesel terus mending kita makan yuk!" ajak Risa saat Reva sudah duduk di sebelahnya.
"Yuk lah, gw kesel sama tuh orang, dikira gw jin kali punya banyak tangan, dikira tenaga gw ga nguras kali, capek ngadepin bos kek dia, pengen banget gw cemplungin dia ke lautan garam." geram Reva yang masih tersisa, membuat Risa terkekeh pelan.
"Tunggu bentar, aku ajak Aldrich dulu." ucap risa sambil menelepon teman yang bisa dibilang pacar.
"Al, kamu kesini deh, tempat biasa, Reva lagi badmood, bantuin aku biar dia ga kesel lagi." ucap Risa saat Aldrich sudah mengangkat telpon.
"Oke sayang." jawab Aldrich dengan nada menggoda yang sukses membuat pipi Risa merona.
"Ih, kamu apaan sih...aku tutup telponnya." ucap Risa yang sudah tak kuasa menahan pipinya agar tak merona lagi, dan ia pun langsung menutup telponnya.
Reva yang melihat wajah Risa memerah pun langsung menyindirnya, "yang udah punya pacar mah emang beda, apa-apa muka merah kenapa ga kuning sekalian." sindir Reva dengan sedikit teriakan, membuat Risa kaget. Risa sama sekali tak tersinggung dengan ucapan Reva, karna ia tau kalo Reva sedang kesal.
Aldrich datang dengan berlari, dan dengan sedikit make up?
"Ya ampun, kamu ngapain Al, kamu kurang kerjaan sampe harus pake make up?" ucap Risa kaget dengan keadaan Aldrich.
"Kamu ga pernah liat eyke dandan yah, kamu kayaknya jarang ikut eyke ke arisan ibu ibu hot." balas Aldrich dengan muka menyebalkan, bahkan Reva serasa ingin mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.
Tak menanggapi Risa, Aldrich langsung menghampiri Reva yang sudah berusaha ingin mengeluarkan apa yang ingin dia muntahkan.
"Halo my dear, cup cup, kamu jangan kebawa emosi donk gara-gara big babi itu." ucap Aldrich sambil memasang muka lucu nya.
"HAHAHAHAHHAHA..... apaan sih HAHAHA...muka kok mirip tai keinjek cicak HAHAHA.." seketika semua yang didekat menatap ke arah mereka dengan pandangan ngeri.
"Kamu mah bikin eyke malu, iiih mama Risa eyke malu banget." layaknya kelakuan seperti bencong Aldrich menghampiri Risa, dengan segera Risa berlari menjauhi Aldrich, "kok mama Risa lari sih, kan eyke ga bisa lari, takut make up eyke luntur. Eyke ke mama Reva aja deh." tutur Aldrich, dan saat Aldrich berbalik berniat menghampiri Reva, ternyata Reva sama persis dengan Risa berlari menjauhi Aldrich.
"MAMA RISA, MAMA REVA KALIAN JAHAT SAMA ANAK SENDIRI, ADIK GA BISA DIGINIIN!!" teriak Aldrich yang tak digubris oleh mereka.
Saat mereka menjauh, diam-diam Aldrich tersenyum geli, "apapun bakal gw lakuin, untuk kalian, yang penting kalian tertawa bahagia walaupun keadaan sedang buruk." Aldrich langsung pergi ke toilet untuk membersihkan mukanya ini, ia tak peduli dengan tatapan orang-orang.
Reva dan Risa sudah tiba dengan ngos ngosan akibat berlari sambil tertawa, membuat tenaga mereka dikuras 2 kali lipat.
"Pesen dulu gih makanannya, biar pas Aldrich dateng, makanan udah siap." usul Reva setelah beberapa menit mereka berisitrahat
"Oke, kamu tunggu yah." ucap Risa yang hanya diangguki oleh Reva, dan Risa pun pergi meninggalkan Reva.
Beberapa menit kemudian, Risa sudah kembali dengan membawa makanan, dan bertepatan itu juga Aldrich sudah datang ke kantin. Aldrich melihat bahwa Risa sedang kesulitan membawa makanan, langsung dibantu oleh dia, sedangkan Reva? Tentu saja dia sedang molor, dan hpnya berada di mukanya.
"Tuh anak, kalo tidur ga kenal tempat yah," bisik Aldrich ke Risa.
"Untung sahabat kalo engga, udah aku cemplungin ke danau toba biar digigit sama buaya putih." jawab Risa dengan berbisik juga.
Mereka langsung membangunkan Reva namun tak berhasil, tak menyerah mereka mencobanya lagi dan lagi
"Udahlah gw nyerah!" pasrah Aldrich
"Sama, aku juga nyerah." Risa menyambung
"Permisi...saya ingin berbicara dengan Reva." ucap seseorang dengan nada dingin membuat keduanya menengok ke belakang
"Pak revan?" beo mereka dengan muka cengo
****
Revan's povGw keluar dari ruangan sesudah gw menyelesaikan berkas yang sangat ingin gw bakar, gw pengen nyari si dia. Reva. Gw nyari dia dikantin, karena dia emang suka makanab di kantin. Gw liat dia lagi tidur padahal tempat disini lumayan rame
Oh yah, kenalin gw Revan Harrick Leo panggil aja ganteng.
Back story
"Permisi...saya ingin berbicara dengan Reva." ucap gw dengan suara dingin, dan sepertinya mereka kaget karena tiba² gw ngomong langsung.
Mereka langsung nengok ke gw yang berada di belakang mereka. "Pak Revan?" beo mereka dengan muka melongo. Ingin sekali gw golok muka mereka satu satu, untung aja pas mereka cengo ga ada aliran sungai di mulut mereka.
"Apa perlu saya mengulangi kata-kata saya?" tanya gw dengan nada yang sama.
"Aa...aaah tidak perlu pak. Saya permisi." jawab perempuan yang ku kenal dengan nama Risa, ia langsung menarik tangan cowo itu dan pergi meninggalkan ku dengan Reva.
Gw langsung duduk di depannya, tiba-tiba ide jahil terlintas di otak gw, dan dengan sangat senang hati gw melakukannya. Gw pergi untuk mengambil saos, lalu menuangnya ke atas piring kecil, gw liat di meja itu ada kentang goreng gw cocolin trus gw olesin saos itu di muka dia.
Dan itu membuat gw tertawa lepas, lewat ekor mata, gw liat mereka pada cengo ngeliat gw, gw ga tau karena apa. Dengan segera gw mengambil hp gw dan memfotonya, sengaja gw nyalain flash agar dia bangun. Dan apa yang gw pikirin itu terjadi, dia langsung bangun setelah flash itu dinyalakan, alhasil gw dapet foto dia dengan muka ngantuk, dan penuh saos itu. Gw kembali tertawa lepas,susah banget buat berhentiinya
"Apaan nih, kok muka gw serasa panas-panas gimana gitu." ucap dia polos, yang kembali ingin membuat gw ketawa, namun gw tahan
"Eh sumpah..makin lama makin panas, kerasa kayak ada yang naro saos di muka gw." ujar dia yang makin polos.
"HAHHAHAHA MUKA CORONG SAOS!!" gw bener-bener ga tahan, akhirnya suara gw jadi menggelegar kemana-mana. "bentar-bentar gw tarik napas dulu, oksigen gw udah 2 persen." ucap gw ngaco, tapi emang bener, gw ampe sesek nafas akibat ketawa mulu
"Loh bapak kok ke sini? Ada apa pak? Kerjaan saya ada masalah?" tanya dia beruntun, membuat gw kembali ingat apa tujuan gw ketemu dia
"Khem...kamu ke ruangan saya sekarang." ucap gw dengan nada dibuat setegas yang gw bisa, walaupun gw ngerasa badan panas semua gara-gara ketawa mulu
"Jangan lupa, bersihkan wajahmu dulu baru ke ruangan saya." ucap gw langsung pergi, takut gw ketawa lagi
"BAPAK, SAYA SUMPAHIN BAPAK BAKAL PUNYA ISTRI YANG GILA SAMA KAYAK BAPAK!!" teriak dia yang masuk ke telinga gw, gw tersenyum puas, karena buat dia kesel, seneng aja gitu kalo dia kesel, etika langsung ga ada kalo dia kesel. "dan gw berharap istri gila itu adalah kamu."
####
Halo guys, maap kalo typo bertebaranJangan lupa vote dan comment
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfic"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...