bab 11

6.8K 344 69
                                    

Happy reading semua:v
.
.
.
.
.
.

"Dia gapapa Van, mimpi buruk doank, trus dia kecapean. Sama kek gw juga cape," ucap dokter tersebut setelah selesai memeriksa Reva.

"Seriusan Tor, tadi dia panas dingin, gw takut kenapa-napa." balas Revan khawatir.

"lu ngeraguin kemampuan gw?" Victor mendengus kesal. "Seriusan Reva ga kenapa-napa,"

"Baguslah, gw takut doank," ucap Revan akhirnya bisa bernafas lega

"Eh, kok Reva dirumah lu? Dia udah inget semuanya? Serius?" tanya Victor kepada Revan

"Dia ga inget apa-apa, dia di rumah gw karna gw paksa," jawab Revan seraya mengacak rambutnya

"Kk dia ga nolak sih?"

"dia kan diusir sama mak lampir, itu juga sih gara-gara gw" jawab Revan menampilkan cengirannya

"bagian dari rencana lu?" tanya Victor penasaran yang dijawab anggukan dari Revan

"banyak tanya lu, kayak pengacara aja" sungut Revan kepada Victor

"lu ga pernah cerita ke gw kampret" balas Victor seraya mengeplak kepala Revan

"sakit bego ish... Udah sono pulang, ganggu aja"

"belum pernah gw suntik mati yah?" tanya Victor geram kepada Revan

"Fisha usi--" Revan tak jadi melanjutkan ucapannya, karena melihat, Fisha sedang menatap Victor tanpa kedip

"mata lu ga sakit apa Sha? Ga kedip-kedip" ucap Revan jengah melihat Fisha

Spontan Victor menoleh ke arah Fisha, dan benar saja Fisha sedang menatap ke arahnya, Victor salting sendiri, melihat wajah manis Fisha

"RAFISHA" teriak Revan membuat Fisha terkejut

"paan sih bang, kaget gw njir, untung gw ga punya penyakit jantung" Fisha mengelus dadanya mencoba menetralkan detak jantungnya

"lu suka sama Victor?" tanya Revan to the point

"eh...eng...engga kok, kata siapa gw suka kak Victor" jawab Fisha terbata dengan muka memerah

"udah sih, ga usah dibahas" sahut Victor

"udah sana balik ke alam masing-masing, alam kita berbeda" usir Revan tak punya perasaan

Victor dan Fisha meninggalkan revan di depan pintu kamar Reva, sebelum itu Fisha memberikan tatapan mautnya kepada Revan seolah berkata 'awas lu nanti' lalu berlalu

Revan masuk kedalam kamar Reva lalu duduk di kasur, Revan mengelus rambut Reva yang sudah tenang

"Vava, kamu ingat panggilan itu? Kamu manggil aku Vanvan, aku manggil kamu Vava, maafin Vanvan, Vanvan harusnya jauhi kamu dari dia, Vanvan nyesel" lirih Revan lalu memeluk Tubuh Reva sebentar, dan pergi dari kamar Reva

¤¤¤¤¤
Pagi hari

Reva terbangun dari mimpi yang membuat kepalanya pusing, ia melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 8 pagi

"MAMPUS GAJIAN GW DIPOTONG SERIBU" Reva langsung berlari ke arah kamar mandi. Belum sampai di kamar mandi, ia harus terjatuh secara tak elit, akibat kepalanya sangat berat hingga tubuhnya ambruk di lantai

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang