Tinggalkan jika ingin melepasnya
Bertahan jika masih mencintainya
Hidup butuh kepastian bukan kepalsuanBener ga? :v
Semua yang disana menatap Revan dengan kasihan, tidak ada yang menyemangatinya, karna mereka pun terpuruk akan hal ini
Mendadak cahaya putih itu kembali mendekati Revan, perlahan Revan pun melihat keluarganya perlahan menghilang
'Ini mimpi? Gw harap ini mimpi, mimpi terburuk yang pernah gw alami. Semoga ini mimpi.' batin Revan saat cahaya itu semakin mendekatinya
"Sayang....hiks hiks.....kamu udah bangun?" tanya seorang perempuan saat Revan perlahan membuka kelopak matanya.
"Kok gw tiduran di ranjang sih?" tanya Revan bingung.
"Lu mati sementara di sofa tadi, trus mamah liat, panik deh." Sahut Fisha enteng.
Revan mengernyit bingung, ia melihat mamanya menangis, ia melihat wajah papanya yang terlihat lega dan bahagia, dan wajah Fisha yang datar namun tak menutupi raut bahagianya, dan Reva.... Tunggu, Reva?
Reva hendak bangun tanpa memusingkan kepalanya yang berdenyut, ia ingin menemui hidupnya. Reva.
"Revan!! Kamu baru bangun dari pingsan mu, dan kamu mau kabur?!" sentak papa Revan sambil mendorong Revan agar duduk di ranjang.
Revan menatap mata ayahnya. "Aku pengen ketemu Reva pa, aku takut dia ninggalin aku!"
Papa Revan menghela nafas sebentar, lalu mengelus kepala Revan dengan sayang.
"Kalo dia cinta sama kamu, dia bakal terus ada didekat kamu, kalian saling mencintai, jangan ragukan perjuangan dia disana." ucap papa Revan memberi pengertian.
"Tapi dia ga pernah bilang cinta sama aku! Cuman aku yang bilang gitu ke dia." balas Revan frustasi, ia kembali bergerak, namun diurungkan mendengar Fisha menyindirnya.
"Lebay banget sih, Reva ga bakal cinta sama lu, buang buang waktu cinta ama orang kek gini." sahut Fisha dengan nada menyindir.
Revan memandang Fisha dengan amarah, Revan mencabut selang infusnya secara kasar, lalu Revan mendekati Fisha.
Plak...
"Omongan dijaga yah, LU TAHU APA YANG LU OMONGIN TADI?! tau gini gw ga bakal nyelamatin lu dari orang brengsek itu. Benci gw sama lu, dengki gw sama lu." desis Revan dengan tatapan tajam.
Setelah tamparan yang cukup keras didapati oleh Fisha, dan perkataan kasar dari Revan membuat Fisha terpaku diam, begitu juga papa Revan(Brindon), sedangkan mama Revan(Ranis) tertidur pulas di sofa, karena terlalu lelah.
Brindon, menarik Revan agar jauh dari Fisha, lalu mendudukannya kembali di ranjang. Mata Revan saat ini selalu menatap Fisha penuh amarah. Dia tak menyesali perbuatannya yang menyebabkan sudut bibir Fisha terluka.
"Fisha, minta maaf." titah Brindon kepada Fisha
Fisha terkesiap dari rasa terkejutnya, memandang papanya protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Big Baby (Hiatus)
Fanfiction"Mentang-mentang nama sama, nyuruh orang sembarangan," ucap Reva menyindir seseorang di depannya dengan suara kecil. Akan tetapi hal itu didengar oleh orang yang sedang disindirnya. "Baru dateng disindir, ngajak berantem?" tanya Revan dengan berkaca...