bab 16

4.8K 276 82
                                    

Reva tertegun, ia membeku di tempat setelah mendengar permintaan seseorang yang ada di depannya.

Dengan nada penuh harap, senyuman termanis yang pernah Reva temui, tatapan yang begitu dalam, membuat Reva terlena.

Debaran jantungnya terlalu keras, Reva akan malu jika debaran itu akan terdengar oleh Revan, ia merasa rasa panas menjalar ke pipinya.

"Gimana?"

Reva tersentak dengan pertanyaan lembut nan penuh harap dari seorang Revan.

"Benarkah seseorang yang didepannya saat ini adalah Revan Harrick Leo? Seorang CEO di tempat kerjanya? Seseorang yang begitu dingin kepada karyawannya, namun menyebalkan kepada dirinya? Yang selalu memerintah seenak jidatnya? Yang tidak mau dibantah? Seseorang yang manja nya amit-amit jaman purba?" pikir Reva tak percaya.

"Reva, kamu sehat?"

Reva tersentak kembali, saking kagetnya sampai ia melamun cukup lama, membuat seseorang didepannya ini menatap khawatir.

"Ehm....aku sehat kok." jawab Reva salting.

"Jadi, aku boleh minta hadiah itu?" tanya Revan dengan tatapan yang semakin dalam.

"Mama....aku takut khilaf ma, anakmu ini dilema mah."

"Ga boleh yah?" sendu Revan.

Perlahan Revan menundukan kepala tak menatap Reva lagi. Reva semakin kikuk, ia bingung harus bagaimana.

"B...boleh kok," cicit Reva malu.

Revan mendongakan wajahnya, perlahan bibirnya terangkat, membentuk senyuman.

"Boleh nih?" tanya Revan memastikan.

"Iya boleh, aku udah malu, jangan nanya lagi," jawab Reva yang semakin menunduk.

Revan mengangkat kepala Reva dengan lembut, lalu perlahan Revan mendekatkan wajahnya.

Reva gugup setengah mati, dan menegang saat keningnya dikecup lembut oleh bibir lembut milik Revan.

"Emak.....tolong aku! Aku ga mau ini berakhir." batin Reva menjerit.

"Kamu cantik banget." puji Revan dengan suara seraknya.

Revan menempelkan hidungnya ke hidung Reva, kening mereka pun menyatu, perlahan Revan bergerak menuju bibir Reva. Reva pun sudah menutup matanya. Revan memiringkan kepalanya, Revan pun sudah menutup matanya.

5 cm

2 cm

"MAMA, BANG REVAN MESUM TUH!"

Teriakan yang mampu keduanya memaki, merusak suasana saja si peneriak ini.

"Revan astaga, kamu tau tempat donk! Masa mesum disini sih? Ga modal amat." sentak Ranis saat melihat Revan dan Reva saling menempelkan kening, lalu mendekati keduanya.

Revan mendengus kasar, mengumpat peneriak di dalam hati. Revan menjauhkan diri dari Reva, Reva pun sudah ngumpet di belakang Revan.

"Yang penting Vanvan seneng." balas Revan ketus.

Fisha memandang Revan remeh, lalu menjulurkan lidahnya tanda mengejek, membuat Revan semakin kesal, yah siapa lagi ya akan menganggu kesenangan Revan selain adik laknatnya.

"Udah lah, pulang yuk, om manjanya udah kumat." sahut Sun.

Revan langsung saja menarik Reva untuk keluar dari rumah sakit tersebut, dan lebih tepatnya keluar dari sekumpulan orang yang tak senang melihat Revan bahagia.

My Big Baby (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang